Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENNAISANCE EROPA Aniroh Munawaroh; Fathurohim Fathurohim; Umi Sangadah
AT-THARIQ: Jurnal Studi Islam dan Budaya Vol 2, No 01 (2022): AT-THARIQ
Publisher : AT-THARIQ: Jurnal Studi Islam dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.335 KB) | DOI: 10.57210/trq.v2i01.99

Abstract

Islam pertama kali masuk ke Eropa melalui jalur Afrika Utara, Mahgreb (Maroko)-Andalusia (Spanyol) pada tahun 711 M. Wilayah Andalusia yang sekarang disebut dengan Spanyol, masuk ke dalam kepemimpinan Daulah Umayah semenjak Tariq bin Ziyad menaklukan pasukan pimpinan Roderik Raja bangsa Gothia (92 H/ 711 M). Andalusia dipimpin umat umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.  Kepemimpinan umat Islam di Andalusia berlangsung lebih dari tujuh setengah abad.Kepemimpinan umat islam di Andalusia membawa kemajuan peradaban yang dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang di dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, begitu juga dengan bahasa dan sastra, dan kemegahan pembangunan fisik. Andalusia merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian, dan peradaban antar negara. Andalusia di bawah kekuasaan Islam mengalami kemajuan. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M dan menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.
Konsep Pemimpin Amanah Dalam Al-Qur'an Hadis Perspektif Quraish Shihab Laily Liddini; Hilda Asani Mustika; Fathurohim Fathurohim
AT-THARIQ: Jurnal Studi Islam dan Budaya Vol 3, No 01 (2023): AT-THARIQ: JURNAL STUDI ISLAM DAN BUDAYA
Publisher : AT-THARIQ: Jurnal Studi Islam dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57210/trq.v3i01.223

Abstract

Tujuan penulisan ini mengungkapkan tanda-tanda seorang pemimpin yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai teladan dalam Al-Qur’an serta mendeskripsikan maknanya dalam kehidupan sosial menurut prespektif KH. Quraish Shihab. Subjek utama dari kajian ini adalah pemimpin dalam Al-Qur’an.  Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis data kualitatif dengan metode pengumpulan data yang diambil dari data di pustaka, membaca, mencatat dan merangkai bahan penelitian. Hasil penelitian ini, pertama, latar belakang biografi Quraish Shihab, metode penafsiran dan karya-karyanya. Kedua, konsep pemimpin amanah menurut penafsiran Quraish Shihab. Pemimpin merupakan orang yang memiliki tugas dan tanggungjawab dalam suatu kelompok. Pemimpin harus mampu mengatur, mengarahkan, mengontrol dan melayani pengikutnya dalam mencapai tujuan yang akan dicapai. Pada perkembangan-Nya pemilihan pemimpin di Indonesia telah mengalami kemajuan dari masa ke masa. Namun, problematika dalam mewujudkan pemimpin amanah masih harus diperbaiki baik dari pemimpin sendiri ataupun masyarakatnya. Oleh karena itu, masyarakat dalam hal ini perlu mengetahui symbol atau karakteristik pemimpin yang baik untuk memimpin sebuah negara seperti tanggungjawab, amanah, adil dan jujur.
KONSEP SEKOLAH BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES MENURUT MUNIF CHATIB DAN RELEVANSINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Kartika Wanojaleni; Fathurohim Fathurohim; Eka Pujiyanto
AL-TARBIYAH: Jurnal Pendidikan (The Educational Journal) Vol 33, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teachers Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/ath.v33i1.13446

Abstract

AbstrakMultiple intelligences (kecerdasan majemuk) merupakan sebuah teori kecerdasan hasil perubahan makna pemahaman kecerdasan yang sebelumnya yaitu teori kecerdasan yang cenderung diartikan sempit yang hanya dinilai verbal dan matematika saja kini oleh Gardner diubah menjadi lebih luas, yaitu menjadi kecerdasan yang majemuk. Dan saat ini konsep Multiple intelligences atau kecerdasan majemuk mulai dipakai oleh beberapa sekolah maupun diterapkan dalam bidang pendidikan. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep sekolah berbasis multiple intelligences menurut Munif Chatib dan apakah ada relevansi konsep sekolah berbasis multiple intelligences dalam pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konsep sekolah yang berbasis kecerdasan ganda menurut Munif Chatib. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dan jenis penelitian pustaka atau yang disebut juga library research, yang menghasilkan data deskriptif melalui pengamatan terhadap ucapan, tulisan, atau perilaku orang. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dan juga melengkapi dengan wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsep sekolah berbasis multiple intelligences menurut Munif Chatib yaitu: 1. Menganut the best process bukan the best input; 2. Proses yang terbaik (the best process); 3.Outputnya sekolah manusia menganut penilaian autentik. Dan konsep ini menunjukkan adanya relevansi dalam pendidikan Islam hal ini dapat dilihat dari segi education for all, menghargai segala jenis kecerdasan manusia, Prinsip Islam yang mengutamakan kesetaraan antara individu juga tercermin dalam perumusan tujuan Pendidikan Islam.Kata kunci: Sekolah, Multiple Intelegences, Munif Chatib, Pendidikan IslamAbstractMultiple intelligences (multiple intelligences) is a theory of intelligence resulting from changes in the meaning of understanding intelligence which was previously a theory of intelligence that tends to be interpreted narrowly which is only assessed verbally and mathematically now by Gardner is changed to be broader, namely into multiple intelligences. And now the concept of Multiple intelligences or multiple intelligences began to be used by several schools or applied in the field of education. The formulation of the problem raised in this study is how the concept of multiple intelligences-based schools according to Munif Chatib and whether there is relevance to the concept of multiple intelligences-based schools in Islamic education. The purpose of this study is to describe the concept of multiple intelligences-based schools according to Munif Chatib. The research described in this context involves library research that utilizes a qualitative approach, which is a type of study that generates descriptive data based on observations of people's speech, writing, or behavior. While the required data collection techniques are obtained through documentation, complemented by interviews. This research shows that the concept of multiple intelligences-based schools according to Munif Chatib is: 1. Adhering to the best process not the best input; 2. The best process; 3.The output of the human school adheres to authentic judgment. And this concept shows the relevance in Islamic education, this can be seen in terms of education for all, respecting all types of human intelligence, this is in line with Islamic principles that do not discriminate one from another and aspects in the formulation of Islamic Education goals. Keywords: School, Multiple Intelligences, Munif Chatib, Islamic Education