Ika Pranita, Ika
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA LABORATORIUM TATA RIAS DAN KECANTIKAN Tritanti, Asi; Siregar, Ika Pranita
Home Economics Journal Vol 2, No 1 (2018): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) mengetahui penerapan K3 di lingkungan prodi tata rias baik penerapan K3 pada diri sendiri, alat dan bahan praktik, serta area kerja praktik, (2) membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan prinsip K3 untuk kegiatan praktik tata kecantikan kulit, (3) membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan prinsip K3 untuk kegiatan praktik tata kecantikan rambut, dan (4) membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan prinsip K3 untuk kegiatan praktik tata rias pengantin. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif khususnya deskriptif kualitatif yang mengacu pada model interaktif Miles dan Huberman. Subjek penelitian adalah mahasiswa prodi tata rias dan kecantikan yang sedang menempuh mata kuliah di semester genap pada tahun akademik 2015/2016, dan sedang menempuh mata kuliah di semester ganjil pada tahun akademik 2016/2017, dosen dan laboran Prodi Tata Rias. Data dikumpulkan dengan lembar observasi, kuisioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif kualitatif dan analisis data menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan prodi tata rias baik penerapan pada diri sendiri, alat dan bahan praktik, serta area kerja praktik sudah diterapkan. Mahasiswa, laboran dan dosen pengampu memiliki komitmen untuk melakukan K3, memiliki pengetahuan dasar K3, dan bersedia menerapkan K3 sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku, (2) Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan prinsip K3 untuk bidang keahlian tata kecantikan kulit dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dan kompetensi tata kecantikan kulit, (3) Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan prinsip K3 untuk bidang keahlian tata kecantikan rambut dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dan kompetensi tata kecantikan rambut, dan (4) Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai dengan prinsip K3 untuk kegiatan praktik tata rias pengantin dibuat dengan memperhatikan konsep dasar tata rias pengantin, dan jenis-jenis tata rias pengantin dengan kompetensi rias pengantin Indonesia, pengantin Barat, dan Pengantin Muslim 
Upaya tampil sehat dan menarik di usia remaja pada siswa usia sekolah melalui pelatihan grooming kecantikan Juniastuti, Eni; Pranita, Ika; Novita, Elok; Tritanti, Asi
Home Economics Journal Vol 3, No 1 (2019): May
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hej.v3i1.24685

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan (1) Pengetahuan siswa SMP tentang cara perawatan wajah yang tepat sesuai jenis kulit wajah dan perawatan kulit kepala, (2) Kemampuan siswa dalam pengaplikasikan perawatan wajah dan rambut sesuai dengan kondisi kulit dan kulit kepala masing-masing siswa, (3) kebermanfaatan dan kepuasan peserta melalui pelatihan. Metode kegiatan yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, demostrasi dan praktek. Hasil kegiatan (1) terselenggaranya  kegiatan pelatihan sebagai bentuk pengetahuan penampilan diri yang tepat untuk usia pubertas; (2) Para peserta dapat mengaplikasikan keterampilan tersebut dirumah agar menambah rasa percaya dirinya dalam sebuah pergaulan baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat maupan sekolah. (3) Evaluasi terhadap  pelaksanaan kegiatan  dapat dilihat pada respon peserta terhadap tingkat kebermanfaatan  kegiatan pelatihan menunjukan  kegiatan pelatihan bermanfaat dengan rerata skor 3,42 dan respon peserta terhadap kegiatan pelatihan adalah puas dengan rerata 3,47. Kepuasan peserta terlihat pada setiap aspek, yaitu aspek penyamapaian materi, aspek materi, aspek fasilitas yang diperoleh, dan aspek hasil yang diperoleh. AbstractThe community service aim to improve (1) Knowledge of junior high school students about facial care according to the type of facial skin and scalp care, (2) Students ability to apply facial and hair care according to the skin and scalp conditions of each student, (3) participants usefulness and satisfaction through training. The method this training are lectures, demonstrations and practices. The results of the activity (1) implementation of training as a form of knowledge of proper appearance for the age of puberty; (2) Participants can apply these skills at home in order to increase their confidence in an association both in the school and the community; (3) Evaluation of the implementation of activities can be seen in the responses of participants to the level of usefulness of the training activities showing that the training activities are beneficial with a mean score of 3.42 and the participants' responses to training activities are satisfied with the average of 3.47. Participant satisfaction is seen in every aspect, namely the aspect of material achievement, material aspects, aspects of facilities obtained, and aspects of the results obtained.
Limbah Kulit Pisang Sebagai Alternatif Pengganti Pewarna Sintetis Pada Bedak Tabur Tritanti, Asi; Pranita, Ika
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 22, No 3 (2015): (Mei)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.096 KB) | DOI: 10.21831/jptk.v22i3.6840

Abstract

This research aims at finding out (1) the process of making banana peel powder that can be used as an alternative for synthetic dyes, (2) the characteristics of banana peel powder product, (3) the result of banana peel coloring powder compared to synthetic coloring, yellow metanil. This study can be categorized as experimental study using two groups of subjects; one group was given a specific treatment while another was used as the control group. The data of the study were collected using labsheets, questionnaires and laboratory testing. Data analysis technique used descriptive statistics, T-Test, and Anova Test. The findings showed that control dye had a bright yellow color while the samples treated with A2 had a dark yellow. Tukey test of A2 treatment showed the score of Tukeytable 3,25 3,80. It means color intensity from A2 treatment was similar to the control group. The result of laboratory testing showed that the sample of banana peel powder with A2 treatment had the water content of 3,72% in the first test and 3,87 in the second test. Meanwhile, pH value was 6,7 in the first test and 6,6 in the second test.
AKTIVITAS ANTI BAKTERI MANDI CELUP DAUN BINAHONG DALAM MEMBANTU MENGURANGI JERAWAT PUNGGUNG Ika Pranita Siregar
Home Economics Journal Vol 4, No 2 (2020): October
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hej.v4i2.33313

Abstract

Meningkatnya resistensi bakteri penyebab penyakit infeksi kulit seperti jerawat punggung terhadap berbagai antibiotik mengakibatkan kesulitan yang lebih besar dalam pengobatannya. Hal ini mendorong dilakukan pengkajian dan penelitian untuk menemukan obat alternatif selain antibiotik dari bahan kimia, khususnya dari bahan alam yang lebih poten terhadap bakteri. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki khasiat sebagai antibakteri.Salah satu penyebab resistensi antibiotik adalah ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik. Ketidakpatuhan pasien disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang penggunaan dan regimen dosis antibiotik. Hal ini mendorong diciptakannya suatu produk antibiotik herbal baru yang lebih aman dan mudah ntuk digunakan. Bentuk sediaan mandi rempah dalam bentuk celup dapat digunakan untuk memudahkan aplikasi penggunaan antibotik dengan tepat dan aman Efektivitas serbuk daun Binahong pada kulit yang terinfeksi bakteri seperti jerawat semakin besar dengan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun binahong. Dengan demikian dapat diberi perlakuan terhadap klien yang terinfeksi bakteri dengan kadar simplisia daun binahong yang berbeda (meningkat) pada sediaan mandi celup herbal dan pembanding yaitu sediaan mandi celup herbal tanpa pemberiaan simplisia daun binahong (kontrol negatif) dan sediaan mandi celup herbal ditambah antibiotik kimia (kontrol positif).
Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Laboratorium Tata Rias dan Kecantikan Asi Tritanti; Ika Pranita Siregar
Home Economics Journal Vol 1, No 1 (2017): May
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.689 KB) | DOI: 10.21831/hej.v1i1.23285

Abstract

Penelitian bertujuan: (1) mengetahui penerapan K3 di prodi tata rias untuk  diri sendiri, alat dan bahan praktik, serta area kerja, (2) membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai K3 untuk kegiatan praktik (2) tata kecantikan kulit, (3) tata kecantikan rambut, dan (4) tata rias pengantin. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif model interaktif Miles dan Huberman. Subjek penelitian adalah mahasiswa prodi tata rias  semester genap 2015/2016 dan semester ganjil 2016/2017, dosen dan laboran Prodi Tata Rias. Data dikumpulkan dengan lembar observasi, kuisioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif  kualitatif. . Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di prodi tata rias pada diri sendiri, alat dan bahan praktik, serta area kerja praktik sudah diterapkan. Mahasiswa, laboran dan dosen pengampu memiliki komitmen melakukan K3, memiliki pengetahuan dasar K3, dan bersedia menerapkan K3 sesuai dengan SOP yang berlaku, Standar Operasional Prosedur yang sesuai prinsip K3 untuk (2) bidang keahlian tata kecantikan kulit dibuat dengan memperhatikan prinsip dasar dan kompetensi tata kecantikan kulit, (3) tata kecantikan rambut dibuat dengan memperhatikan prinsip dasar dan kompetensi tata kecantikan rambut, dan (4) praktik tata rias pengantin dibuat dengan memperhatikan konsep dasar dan jenis tata rias pengantin dengan kompetensi rias pengantin Indonesia, pengantin Barat, dan Pengantin Muslim