Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DAN ZONA NILAI TANAH AKIBAT PEMBANGUNAN MASS RAPID TRANSIT (MRT) TAHAP 1 DI KECAMATAN MENTENG JAKARTA PUSAT (TAHUN 2014 - 2021) Muhammad Iqbal Adi Saputra; Citra Dewi; Fauzan Murdapa
Jurnal Penelitian Geografi (JPG) Vol 10, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Geografi (JPG)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.352 KB)

Abstract

Kecamatan Menteng memiliki 6 kelurahan, dengan luas 653 Ha. Pada tahun 2014 Pemda DKI Jakarta membangun mass rapid transit (MRT). Tingginya permintaan tanah dikawasan sekitar stasiun MRT menyebabkan perubahan harga tanah yang cenderung meningkat. Kondisi tersebut dapat menjadi penyebab perubahan penggunaan tanah. Penelitian ini menggunakan peta penggunaan tanah tahun 2014 dan 2021. Data tersebut digunakan untuk menganalisis perubahan penggunaan tanah. Sedangkan, analisis perubahan nilai tanah menggunakan peta zona nilai tanah tahun 2014 dan peta zona nilai tanah tahun 2021 yang didapatkan dari hasil survei lapangan menggunakan metode penilaian tanah masal. Dari hasil tersebut, dilakukan analisis pengaruh perubahan penggunaan tanah terhadap perubahan nilai tanah di Kecamatan Menteng sebagai akibat dari pembangunan MRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total luas perubahan tanah sebesar 18,604 hektar atau 2,879%. Rincian perubahan tersebut yaitu perdagangan naik  1,362%, pemukiman turun 1,938%, hotel naik 0,071%, danau naik 0.114%, tanah kosong turun 0,006%, taman naik 0,368%, PT teratur naik 0,485%. kenaikan harga tertinggi adalah sebesar Rp110.218.903/m2 karena terdapat perubahan penggunaan tanah dari perumahan teratur menjadi perdagangan. kenaikan nilai tanah terbesar yang dilihat dari karakteristik penggunaan tanah dominan terdapat pada kawasan komersial atau perdagangan yaitu sebesar 187% dengan kenaikan nilai Rp76.170.137/m2. Kata Kunci: Perubahan Penggunaan Tanah, Perubahan, Nilai tanah, Zona Nilai Tanah, Menteng, Penilaian Tanah Masal. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpg.v10.i2.24212
Studi Penggunaan Beton Pracetak untuk Pembangunan Saluran Irigasi pada Musim Hujan Andrew Suryadi; Fauzan Murdapa; Aleksander Purba
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 1 No. 1 (2021): Prosiding SNIP Vol.1 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.535 KB) | DOI: 10.23960/snip.v1i1.110

Abstract

Indonesia sering disebut sebagai negara agraris, dimana negara agraris adalah negara yang sebagian besar penduduknya berprofesi menjadi petani dan bercocok tanam. Dengan banyaknya petani dan lahan tanam yang tersebar di seluruh Indonesia, infrastruktur pertanian menjadi salah satu hal utama dalam proses pembangunan negeri. Setiap tahunnya, Kementrian PUPR melakukan pengadaan proyek yang berhubungan dengan infrastruktur pertanian, baik itu proyek pembangunan saluran baru maupun rehabilitasi saluran yang tidak layak. Saluran irigasi secara umum dibangun menggunakan material beton dengan metode in-situ. Pada pembangunan irigasi, tidak seperti pada pembangunan gedung/rumah, yang jika terjadi hujan saat proses pengecoran berlangsung dapat dilanjutkan jika mengunakan penutup/terpal, pekerjaan pengecoran beton pada saluran irigasi sama sekali tidak dapat dilakukan ketika terjadi hujan. Air hujan dapat masuk kedalam adukan beton dan mengakibatkan beton mengalami penurunan kekuatan akibat kadar air yang berlebihan. Salah satu cara alternatif untk menanggulangi hal ini adalah pengunaan beton pracetak. Studi ini akan membandingkan keefektifan penggunaan metode beton pracetak dibandingkan dengan metode in-situ untuk pekerjaan beton pada saluran irigasi di musim hujan. Studi ini akan dilakukan dengan metode analisis dengan menggunakan 3 sampel kasus yang berada di Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan metode in-situ pada pengecoran beton saluran irigasi sangat tidak efektif di musim hujan, dimana keberhasilan proyek menurun drastis jika dibandingkan dengan musim kemarau. Sementara, penggunaan metode beton pracetak pada pengecoran beton saluran irigasi di musim hujan memiliki keefektifan yang sama jika dibandingkan dengan di musim kemarau.