Anak Agung Ketut Oka Adnyana
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TARI AMERTA SRI BUMI: REPRESENTASI UPACARA PERANG TIPAT DALAM MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA BERSAMA SANGGAR SENI PANCER LANGIIT Ni Kadek Ary Apriyani; Ida Ayu Trisnawati; A.A Ketut Oka Adnyana
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 1 (2022): Terbitan Pertama Bulan Juni tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.847 KB)

Abstract

Independent Campus With The Pancer Langit Art Studio This article is the result of research from the Amerta Sri Bumi Dance: Representation of the Tipat War Ceremony as a new dance creation symbolized as Purusa and Pradana as well as the depiction of Dewi Sri as the Goddess of fertility.This research focuses on the creative process and the form of the Amerta Sri Bumi Dance presentation. This research was structured based on postmodern theory, creativetheoryand the theory of group choreography elements by using qualitative research methods through interview techniques, literature study techniques and documentation techniques.Data analysis has shown that Amerta Sri Bumi Dance is either a welcome dance or an inspired creation of cultural attractions which are the hay hairier and more commonly known as the tipat wars and pillows that are in the Kapal village, Badung distric. By means of the concept of interpreting tipat and the pillows that lifted the essence by bringing together the two symbolic elements of the source of affluence, Purusa and Pradana, fertility, described as goddess Sri.The method employed in the creation of Amerta Sri Bumi dance is the langon method stemming from lontar Purwadigama that states that there are three concepts such as (1) concepts control called ungon, (2) concepts reinforcement called ingon, (3) concepts the mastery called angon.The Amerta Sri Bumi dance uses seven dancers, namely three women symbolized as Pradana, three men symbolized as Purusa. Then one woman as the character of Dewi Sri who wears a magnificent sling. Key words: Amerta Sri Bumi Dance, Creative Process, Form of Performance
Ki Mina Ayung I Ketut Ari Susana; I Kt. Suteja; Anak Agung Ketut Oka Adnyana
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.132 KB)

Abstract

Sumber kreatif berasal dari Purana Bendesa Gerih, Kecamatan Abiansemal, Badung. DalamPurana Bendesa Gerih terdapat kisah tentang Ki Jagul Tua, merupakan raja wongsamar dengan wujud ikan jeleg putih (ikan gabus putih), yang memiliki kesaktian bernama mustika maniksekecapatausinonim dari kepala ikan jeleg putih yang dapat memenuhi segala keinginan. Ki Jagul Tua yang hidup di Sungai Ayung memiliki makna bagi kehidupan manusia untuk melestarikan keberadaan sungai beserta isinya.Berarti kaitan Purana Bendesa Gerih dengan sungai ayung tujuannya melestarikan keberadaan sungai, namun pada kehidupan sekarang ini, sungai ayung banyak yang membuang sampah sembarangan, meracuni ikan, dan pencemaran limbah pabrik. Fenomena alam ini perlu mendapat perhatian dari kehidupan masyarakat jaman sekarang, karena sungai merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk yang memerlukan air. Maka dari itu, pencipta berkeinginan untuk menuangkan inspirasi tersebut ke dalam sebuah karya tari kontemporer berjudul Ki Mina Ayung. Pada proses penciptaan karya ini penata bekerjasama dengan mitra kerja Sanggar Seni Pancer Langiit dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, dengan mengambil bentuk pembelajaran studi/proyek independen. Penciptaan karya Ki Mina Ayung menggunakan metode Anggripta Sasolahan yang terdiri dari ngarancana(eksplorasi), nuasen(upacar mengawali penciptaan), makalin(improvisasi), nelesin (pembentukan), dan ngebah(pertunjukan perdana untuk evaluasi karya).Teori yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teori Imaji dan Imajinasi yang menunjang daya imajinasi penata dalam memunculkan gambaran mental seputar konsep karya. Karya Tari Ki Mina Ayung adalah karya tari berbentuk kontemporer yang ditarikan oleh tujuh orang penari. Tari ini dikemas secara dramatik dan menggunakan gerak-gerak simbolik sebagai implementasi imajinasi penata. Tata rias yang digunakan adalah tata rias fantasi dengan tata busana yang dikembangkan. Harapan penata dengan terciptanya karya ini adalah dapat mengenalkan kisah lokal tradisi kemasyarakat, guna meningkatkan kreativitas berkarya lewat kisah-kisah lokal. Kata kunci : Ki Jagul Tua, Purana Bendesa Gerih, Kontemporer, Proses Penciptaan
Makna Tari Baris Dadap dan Tari Baris Panah di Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem Anak Agung Ayu Mayun Artati; Ni Luh Putu Nila Yuliantini; Anak Agung Oka Adnyana
Journal on Education Vol 5 No 3 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to be able to understand and explain the existence of the Baris Dadap Dance and the Baris Arrow Dance in Kerta Mandala Village. This research was conducted using qualitative methods. The data sources for this research were the performance of the Baris Dadap Dance and the Baris Panah Dance itself, the elders, the administrators of the Maksan Ngis Temple, community leaders, the Maksan Ngis Temple community, Kerta Mandala Village, who were selected based on purposive sampling and snowball techniques. All data that has been collected through observation, interviews, and literature studies is analyzed using structural-functional theory and religious theory. The results showed that the Baris Dadap Dance and the Baris Panah Dance which are performed every six months, to be precise at every Tumpek Kuningan at Maksan Ngis Temple, Kerta Mandala Village, are ceremonial dances. This can be seen from the process of presentation, the variety of movements, the structure of the performance, the fashion make-up, and the musical accompaniment of the performance. Until now, the people of Kerta Mandala Village continue to preserve these two sacred dances because these dances function as ceremonial dances which are presented at every piodalan ceremony of Ida Meraga Taksu Baris Dadap and Baris Panah in Kerta Mandala Village. Apart from functioning as ceremonial dances, the two ceremonial dances are preserved because they function as binders of social relations for the local community.
Ni Ketut Arini: A Bali Performing Arts Maestro Gusti Ayu Ketut Suandewi; Sulistyani Sulistyani; Anak Agung Ketut Oka Adnyana; Tjokorda Istri Putra Padmini
Randwick International of Social Science Journal Vol. 4 No. 1 (2023): RISS Journal, January
Publisher : RIRAI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47175/rissj.v4i1.640

Abstract

Ni Ketut Arini, who is popularly called Mrs. Arini, is a maestro of Balinese performing arts. This article will discuss the maestro's progress, who is known as a multi-talented artist with a long history of preserving this regional performing arts. In Bali, there are many performing arts artists. However, of the many artists referred to, it seems that not many have track records throughout Mrs. Arini's career. The questions: how is Mrs. Arini's progress in preserving traditional Balinese performing arts?. This research was conducted using the life history method. The data sources for this research were Mrs. Ni Ketut Arini herself, her colleagues, her students at Sanggar Warini and related communities who were selected based on purposive sampling and snowball. All data collected through observation, interviews, and literature studies were analyzed using Bourdieu's theory of aesthetics and social action theory. The results of the study show that Ni Ketut Arini is an artist who graduated from the Indonesian Art College (STSI) in Denpasar, and most of her life has been dedicated to the preservation of Balinese performing arts. Since the age of 14, Ni Ketut Arini has mastered Balinese traditional dance. Her skill in dancing traditional Balinese dance has made Ibu Arini have many students and become a role model for artists in Bali. Mrs. Arini is known for consistently preserving traditional Balinese dance. Through the Warini Studio that she cares for, Mrs. Arini continues to strive to care for, maintain, and develop this Balinese performing art to attract Balinese cultural tourism.
Ki Mina Ayung I Ketut Ari Susana; I Kt. Suteja; Anak Agung Ketut Oka Adnyana
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i2.1876

Abstract

Sumber kreatif berasal dari Purana Bendesa Gerih, Kecamatan Abiansemal, Badung. DalamPurana Bendesa Gerih terdapat kisah tentang Ki Jagul Tua, merupakan raja wongsamar dengan wujud ikan jeleg putih (ikan gabus putih), yang memiliki kesaktian bernama mustika maniksekecapatausinonim dari kepala ikan jeleg putih yang dapat memenuhi segala keinginan. Ki Jagul Tua yang hidup di Sungai Ayung memiliki makna bagi kehidupan manusia untuk melestarikan keberadaan sungai beserta isinya.Berarti kaitan Purana Bendesa Gerih dengan sungai ayung tujuannya melestarikan keberadaan sungai, namun pada kehidupan sekarang ini, sungai ayung banyak yang membuang sampah sembarangan, meracuni ikan, dan pencemaran limbah pabrik. Fenomena alam ini perlu mendapat perhatian dari kehidupan masyarakat jaman sekarang, karena sungai merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk yang memerlukan air. Maka dari itu, pencipta berkeinginan untuk menuangkan inspirasi tersebut ke dalam sebuah karya tari kontemporer berjudul Ki Mina Ayung. Pada proses penciptaan karya ini penata bekerjasama dengan mitra kerja Sanggar Seni Pancer Langiit dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, dengan mengambil bentuk pembelajaran studi/proyek independen. Penciptaan karya Ki Mina Ayung menggunakan metode Anggripta Sasolahan yang terdiri dari ngarancana(eksplorasi), nuasen(upacar mengawali penciptaan), makalin(improvisasi), nelesin (pembentukan), dan ngebah(pertunjukan perdana untuk evaluasi karya).Teori yang digunakan dalam penciptaan ini adalah teori Imaji dan Imajinasi yang menunjang daya imajinasi penata dalam memunculkan gambaran mental seputar konsep karya. Karya Tari Ki Mina Ayung adalah karya tari berbentuk kontemporer yang ditarikan oleh tujuh orang penari. Tari ini dikemas secara dramatik dan menggunakan gerak-gerak simbolik sebagai implementasi imajinasi penata. Tata rias yang digunakan adalah tata rias fantasi dengan tata busana yang dikembangkan. Harapan penata dengan terciptanya karya ini adalah dapat mengenalkan kisah lokal tradisi kemasyarakat, guna meningkatkan kreativitas berkarya lewat kisah-kisah lokal.   Kata kunci : Ki Jagul Tua, Purana Bendesa Gerih, Kontemporer, Proses Penciptaan