Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pelatihan Pengenalan Drone dan Interpretasi Citra Foto Udara bagi Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Makassar Abdul Malik; Nasiah Nasiah; Ichsan Invanni Baharuddin; Nurhamdi Nurhamdi; Luqman Machmud Diponegoro; Nurdin Nurdin
INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 1 (2021): INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat
Publisher : INOVASI: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.874 KB) | DOI: 10.35580/inovasi.v1i1.19578

Abstract

Abstrak. Pemanfaatan media pembelajaran berupa citra foto udara yang dihasilkan dari hasil pemotretan pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) Drone dapat dijadikan salah satu sumber dan media pembelajaran dalam mata pelajaran Geografi yang efektif dan menarik bagi siswa untuk mengenal dan memahami kondisi geografis atau lingkungan di sekitarnya. Kegiatan Program Kemitraan Masyrakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait wahana Drone dan teknik interpretasi citra foto udara serta memberikan keterampilan dalam menerbangkan/pilot drone bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Makassar dalam menunjang proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran Geografi (materi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi). Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan persiapan bahan dan peralatan, ceramah/presentasi materi terkait drone dan interpretasi citra foto udara dan dilanjutkan dengan kegiatan praktek. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan selama sehari. Luaran yang dicapai dari kegiatan ini yakni: (1) adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Makassar terkait drone dan interpretasi citra foto udara, dan siswa memiliki keterampilan dalam menerbangkan/sebagai pilot Drone dan melakukan interpretasi citra foto udara; (2) publikasi kegiatan pada media online www.fajarpendidikan.co.id dan www.humasman1makassar.com (sudah terbit dan bisa diakses), video kegiatan di www.youtube.com (sudah terbit dan bisa diakses), dan artikel ilmiah (sudah terbit dan bisa diakses). Kata Kunci: Drone, Citra foto udara, Sistem informasi Geografi, MAN 1 Kota Makassar
PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR WILAYAH DAS TANGNGA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Nasiah Nasiah; Hasriyanti Hasriyanti; Andi Irhamiah
Jurnal Environmental Science Vol 5, No 1 (2022): Oktober
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.168 KB) | DOI: 10.35580/jes.v5i1.22777

Abstract

 ABSTRACTCurrently, the number of damaged watersheds has not improved, as evidenced by the increasing incidence of natural disasters such as landslides, floods and droughts. Much work has been done to restore the watershed, but no significant results have been achieved. This type of research is quantitative descriptive using geographic information system (GIS) software analysis program, in the form of overlay analysis, factors that affect rock types, rainfall, slope, soil movement susceptibility, soil texture, and land use. Based on the estimation results of landslide susceptibility in the Tangnga watershed, three levels of landslide susceptibility were obtained, namely: non-prone with an area of 4,562 ha (55%) with distribution in Uluere, Bantaeng, Sinoa, Eremarasa, and Bissapu districts downstream of the Tangnga watershed. The level of vulnerability with an area of 3,246 Ha (39%) has a distribution in Uluere, Bantaeng, Bissapu, and Eremarasa Districts. And the level of vulnerability is very vulnerable with an area of 449 Ha (6%) having a distribution in the upstream Tagnga watershed, namely Uluere, Bantaeng, Eremarasa, and Sinoa Districts.
PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA ABRASI SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA DI PANTAI KABUPATEN TAKALAR Nasiah Nasiah
Jurnal Environmental Science Vol 4, No 1 (2021): Oktober
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.197 KB) | DOI: 10.35580/jes.v4i1.24362

Abstract

ABSTRACT The beach is an important local role in supporting human life. Most of the population lives on the coast, so the beach is an unstable region. Beach instability caused by the phenomenon is influenced by sea and land. Beach lately many have problems like abarasi, sedimentation and salt water intrusion. Formulated into research questions are: 1) How is the distribution of disaster-prone areas in coastal erosion and sedimentation Takalar, 2) How mitigation erosion and sedimentation in Takalar Beach. The results showed that most of the beach Takalar experience abrasion. efforts that have been taken by the government and communities to mitigate erosion of building embankments / walls, gabion, and groin. Directed to the beach bergisik are goats and hibiscus plant footprint, beach structural walls or embankments is.
PEMETAAN TINGKAT KEKERINGAN LAHAN SAWAH BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN TAKALAR Ulfa Aulia Syamsuri; Nasiah Nasiah; Rosmini Maru
Jurnal Environmental Science Vol 3, No 2 (2021): April
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.546 KB) | DOI: 10.35580/jes.v3i2.20024

Abstract

ABSTRAKKekeringan merupakan bencana alam yang disebabkan akibat distribusi air hujan yang tidak merat yang terjadi pada suatu wilayah yang kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada sektor pertanian, dalam hal ini berupa penggunaan lahan seperti sawah Kekeringan dapat diantisipasi dengan melakukan pemetaan zonasi rawan kekeringan lahan sawah menggunakan sistem informasi geografis di Kabupaten Takalar. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) Mengetahui tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takalar, (2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif kuantitatif dengan prosedur analisis berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini berupa deskriptif spasial dan menggunakan analisis SIG. Metode analisis tumpang tindih berjenjang digunakan untuk mengetahui tingkat rawan kekeringan lahan sawah dengan melakukan overlay pada empat parameter yang menjadi penentu tingkat rawan kekeringan lahan sawah, yaitu penggunaan lahan sawah, curah hujan, tekstur tanah, dan solum tanah. Hasil dari penelitian ini diperoleh dua tingkat rawan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Takala, yaitu tingkat kerawanan rendah dengan luas 2288.407 ha (12%) dan tingkat kerawanan kekeringan sedang dengan luas 16804.615 ha (88%). Adapun faktor yang paling berpengaruh ialah faktor curah hujan dan penggunaan lahan sawah.
STUDI SPASIOTEMPORAL SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND DI KABUPATEN GOWA TAHUN 2017-2019 Muhammad Lutfi Firdaus; Nasiah Nasiah; Uca Uca
Jurnal Environmental Science Vol 3, No 2 (2021): April
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.008 KB) | DOI: 10.35580/jes.v3i2.20050

Abstract

ABSTRAKJenis penelitian ini kuantitatif deskriptif, dianalisis secara spasiotemporal yang bertujuan untuk: mengetahui densitas/ kerapatan sambaran petir Cloud to Ground (CG), serta daerah dan waktu yang memiliki sambaran petir CG sangat tinggi berdasarkan aspek terestrial (elevasi dan penggunaan lahan) dan hurah hujan di Kabupaten Gowa Tahun 2017-2019. Tahap analisis data menggunakan software ArcGIS 10.4.1, dan Microsoft Excel 2013 untuk memaparkan hasil secara visual (peta, tabel dan grafik). Hasil penelitian diperoleh Tahun 2017 dan 2018 kerapatan sambaran petir sangat tinggi terjadi di Kecamatan Tombolopao. Sedangkan pada Tahun 2019 Sumba Opu dan Tombolo Pao memiliki tingkat kerapatan sambaran petir sangat tinggi. Berdasarkan aspek terestrial serta curah hujan di Tahun 2017 dan 2018 kerapatan sambaran petir sangat tinggi terjadi pada elevasi 1000-1500 mdpl dan jenis penggunaan lahan pertanian, puncak curah hujan dan kejadian sambaran petir tidak menunjukkan periode bulan yang sama, Tahun 2017 kejadian sambaran petir terbanyak yakni Nopember sedangkan puncak curah hujan terjadi Januari, Tahun 2018 kejadian sambaran petir terbanyak yaitu Maret, sedangkan puncak curah hujan terjadi Desember. Kemudian Tahun 2019 kerapatan sambaran petir sangat tinggi terjadi pada elevasi 0-300 dan 1000-1500 mdpl serta jenis penggunaan lahan pemukiman, puncak curah hujan dan kejadian sambaran petir menunjukkan periode bulan yang sama yakni pada Desember.
PREDIKSI ALIRAN AIR PERMUKAAN DAS TALLO SULAWESI SELATAN Suarni Suarni; Ibrahim Abbas; Nasiah Nasiah
Jurnal Environmental Science Vol 3, No 2 (2021): April
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.325 KB) | DOI: 10.35580/jes.v3i2.20029

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk: 1. Yaitu untuk Mengetahui Karakterstik DAS Tallo Sulawesi Selatan. 2. Untuk mengetahui besar aliran air permukaan DAS Tallo Sulawesi Selatan. Sasaran dalam penelitian ini adalah DAS Tallo secara keseluruhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalh teknik observasi, teknik dokumentasi, teknik analisis data sekunder menggunakan metode Thornthwaite.Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah DAS Tallo secara morfologi memiliki luas luas 432.21 km² yang terletak pada ketinggian 0 sampai 800 m di atas permukaan laut, dengan panjang sungai 77.90 km dan lebar 5.54 km serta indeks percabangan sungai sungai yang menunjukkan DAS Tallo mempunyai kenaikan dan penurunan muka air banjir yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Jenis tanah secara umum terdiri dari Alluvial hidromorf, Alluvial cokelat kekelabuan, Latosol cokelat kemerahan, Mediteran cokelat kemerahan dan podsolik merah dengan penggunaan lahan yaitu belukar, pemukiman, kebun, sawah dan tambak. Perhitungan besar aliran air permukaan dengan menggunakan metode Thornwaite. Dari hasil perhitungan diperoleh debit debit aliran air permukaan terbesar pada tahun 2014 sebesar 423.65 m³/detik dan debit aliran air terkecil terjadi pada tahun 2015 sebesar 167.92 m³/detik.