Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Suar Betang

Kearifan Ekologis dalam Cerita Rakyat Kalimantan Tengah: Kajian Ekokritik Muhammad Rizal; Shabrina An Adzhani; Wildi Adila
SUAR BETANG Vol 17, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v17i2.394

Abstract

This article discusses the relationship between folklore originating from Central Kalimantan and the natural surroundings. Taking the object of two folklores entitled “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang”. The article will question how the influence of this folklore in Central Kalimantan. The theory used is the ecocriticism theory by Endraswara. This theory examines how the narrative in the story will be relevant to the living environment in the area where the folklores originate. This article also uses ecocriticism as a method. Through this method, the author will discuss the relationship between folklore in Central Kalimantan and the natural surroundings. From the question and theory presented, the writer concludes that “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang” as folklores have a position as a reminder for people to always protect their nature. In addition, these folklores are also considered to have no influence at all on the local community where the narrative of reminders to protect nature is ultimately ignored.AbstrakArtikel ini membahas hubungan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Tengah dengan alam sekitar. Mengambil objek dari dua cerita rakyat dengan judul “Legenda Batu Bagaung” and “Dohong dan Tingang”, artikel ini mempertanyakan bagaimana pengaruh cerita rakyat tersebut terhadap daerah di Kalimantan Tengah. Teori yang digunakan adalah teori ekokritik sastra yang diusung oleh Endraswara. Teori itu mengulas bagaimana narasi dalam cerita akan relevan dengan lingkungan hidup yang ada di daerah tempat cerita rakyat berasal. Artikel ini juga menggunakan metode ekokritik. Melalui metode ini, peneliti akan membahas hubungan antara cerita rakyat di Kalimantan Tengah dan alam sekitar. Dari pertanyaan dan teori yang dipaparkan, penulis menyimpulkan bahwa “Legenda Batu Bagaung” dan “Dohong dan Tingang” sebagai cerita rakyat mempunyai posisi sebagai pengingat warga agar selalu menjaga alamnya. Di samping itu, cerita rakyat itu juga dianggap tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap masyarakat lokal ketika narasi pengingat untuk menjaga alam pada akhirnya juga diabaikan.