Muhammad Hafiun, Muhammad
Jurusan PMI Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODUL BIMBINGAN SHALAT KHUSYU’ BERBASIS PARADIGMA INTEGRASI INTERKONEKSI GUNA MEMBENTUK KARAKTER POSITIF DAN KEBERMAKNAAN HIDUP MUSLIM Hafiun, Muhammad; Nurjannah, Nurjannah
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 12, No 2 (2015): Desember
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.731 KB) | DOI: 10.14421/hisbah.2015.%x

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggali kebutuhan dasar yang diperlukan bagi muslim guna mencapai shalat khusyu’. Juga untuk menemukan model shalat khusyu’ yang mampu menghantarkan muslim mencapai shalat khusyu’ dalam ritual formal hingga berimplikasi membentuk sikap dan perilaku positif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk berupa modul bimbingan shalat khusyu’ berbasis paradigma integrasi interkoneksi guna membentuk karakter positif dan kebermaknaan hidup muslim. Guna mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian pengembangan (Research and Development) yang pada saat ini baru sampai pada tahap menggali kebutuhan sasaran penelitian dan pengumpulan bahan modul dari sumber kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum muslim belum memahami hakikat shalat khusyu’, meskipun telah mengerjakannya. Hakikat shalat khusyu’ adalah merupakan tujuan shalat itu sendiri yakni mendirikan kebenaran dalam hidup dan kehidupan. Modul bimbingan shalat khusyu’ dikembangkan dengan memuat dua panduan yakni umum dan khusus. Panduan umum memuat kaifiah shalat sebagaimana diatur fikih. Panduan khusus memuat tata cara guna meraih kahikat dan tujuan shalat dengan memanfaatkan acuan ilmu fikih, aqidah dan tasawuf, dilengkapi dengan teknik-teknik tertentu yang dikembangkan ilmu psikologi dalam mementuk perilaku positif.Kata kunci: shalat khusyu’, karakter positif, kebermaknaan hidup. 
ZUHUD DALAM AJARAN TASAWUF Hafiun, Muhammad
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 14, No 1 (2017): Juni
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.808 KB) | DOI: 10.14421/hisbah.2017.%x

Abstract

AbstrakSalah satu topik dalam tasawuf yang dibicarakan oleh para tokoh sufi adalah tentang Zuhud. Dalam Memahami konsep zuhud sering kali terjadi pro kontra, ada pendapat yang mengharuskan seseorang menjalani zuhud untuk mencapai ma'rifat pada Allah, dan dianggap sebagai salah satu tangga (maqomat) yang harus dilalui. Dan ada pula yang menganggap bahwa konsep zuhud dalam ajaran tasawauf merupakan konsep yang menjauhkan sesorang dari persoalan dunia sehingga berdampak negatif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban. Tulisan ini tidak bermaksud untuk memperdebatkan benar atau salahnya dari pendapat-pendapat yang ada, tetapi ingin menempatkan apakah konsep zuhud yang dipraktekkan oleh para tokoh sufi selama ini merupakan bagian dari konsep yang bersumber dari ajaran Islam, atau konsep yang sengaja dibuat oleh para tokoh sufi dalam sistem ajaran tasawuf yang mereka ajarkan. Hasil kajian penulis terhadap berbagai sumber literatur, bahwa konsep dan praktek zuhud dalam ajaran tasawuf merupakan konsep yang bersumber dari ajaran Islam (al-Qur'an dan Hadits) yang merupakan keharusan untuk dipraktekkan bagi orang yang ingin mencapai ma'rifat pada Allah SWT. Melakukan hidup zuhud merupakan suri tauladan yang diwariskan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dalam prakteknya para tokoh sufi menggolongkan beberapa tingkatan, mulai dari tingkat displin terendah sampai pada tingkatan tertinggi, tergantung pada kadar kemampuan orang yang mempraktekkannya.Kata Kunci: zuhud, maqomat, tasawuf