Prevalensi perokok di Indonesia setiap tahunnya semakin bertambah, dan 33,03% dari perokok tersebut berada di usia 18-24 tahun yang pada umumnya sedang menuntut ilmu di tingkat universitas. Tentu terdapat alasan dibalik data bahwa sepertiga perokok di Indonesia berada dalam rentang usia mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dengan ketergantungan merokok pada mahasiswa. Stres akademik memiliki 4 dimensi yaitu tekanan untuk berhasil (PTP), persepsi terhadap beban akademik (POW), keyakinan terhadap kemampuan akademik diri (ASP), dan batasan waktu akademik (TR). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan teknik snowball sampling. Responden penelitian adalah 154 mahasiswa/i di 20 kota di Pulau Jawa yang merupakan perokok aktif selama minimal 1 tahun. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Perception of Academic Stress Scale (α ≥ 0.879; CITC 0.323-0.739) dan Cigarette Dependency Scale-12 (α ≥ 0.901; CITC 0.472-0.754.). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa stres akademik memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap ketergantungan merokok (p < .05; r = 0.323). Seluruh dimensi stres akademik, yaitu PTP, POW, ASP, dan TR memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap ketergantungan merokok (p < .05; r = 0.239 | p < .05; r = 0.255 | p < .05; r = 0.187 | p < .05; r = 0.330). Seluruh hipotesis baik mayor maupun minor diterima dan dibuktikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi stres akademik yang dirasakan oleh mahasiswa, maka semakin berat ketergantungan merokok yang dialaminya.