Tom Finaldin
Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Ghifari, Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KESIAPAN PESANTREN SALAFIYAH AS SAADAH, KECAMATAN BANJARAN, KABUPATEN BANDUNG DALAM MENGANTISIPASI PEMAHAMAN RADIKAL DARI TIMUR TENGAH Tom Finaldin
Global Mind Vol 3, No 2 (2021): Politik Internasional
Publisher : Hubungan Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.645 KB) | DOI: 10.53675/jgm.v3i2.44

Abstract

Pemahaman-pemahaman radikal yang berasal dari Timur Tengah telah masuk ke Indonesia danmempengaruhi generasi muda. Salah satu yang terpengaruh adalah santri atau siswa dariPesantren Salafiyah As Saadah. Tiga dari 150 siswa SMP-MA Mawaddi yang berada dilingkungan pesantren telah terpengaruh. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan, pertanyaan, danperilaku mereka selama di lingkungan pesantren. Pertanyaan maupun pernyataan merekamenunjukkan kecenderungan kekaguman terhadap pemikiran radikal dan tokoh-tokoh radikal,baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka terpengaruh oleh berbagai status atau videoyang beredar di internet melalui akun media sosial yang mereka miliki. Peneliti melihatnya dariakun-akun facebook mereka. Dua orang dari mereka telah keluar dari lingkungan pesantren,sedangkan seorang lagi bisa terselamatkan. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih jauhfenomena ini dengan menggunakan metode kualitatif. Data diambil melalui observasi danwawancara terhadap siswa dan pemimpin pesantren. Hasil dari penelitian adalah penelitimenemukan bahwa siswa terpengaruh pemikiran radikal melalui internet sehingga menggangguproses belajar mereka sekaligus menurunkan kedisiplinan mereka sebagai siswa. Pihak pesantrentelah melakukan upaya antisipasi pemikiran radikal yang datang dari Timur Tengah denganmengaktifkan secara rutin kegiatan-kegiatan tradisional pesantren di Indonesia. Upaya ituberhasil menyelamatkan mayoritas siswa, hanya dua siswa yang keluar dari lingkunganpesantren. Akan tetapi, untuk lebih kuat menghadapi arus penyebaran pemikiran radikal dariTimur Tengah, pesantren perlu memiliki guru atau tenaga ahli yang memahami hubunganinternasional, gejolak politik, radikalisme, terorisme, dan pemahaman ajaran Islam yangsesungguhnya dengan baik. Dengan demikian, setiap isu radikal dapat didiskusikan bahkandiperdebatkan dengan siswa sehingga siswa mendapatkan pemahaman lebih baik yang berujungpada keberhasilan proses belajar dengan perilaku disiplin yang tinggi.Kata Kunci: Radikal-Timur Tengah-Pesantren