Muhammad Daud Yusuf
Program Studi Hubungan Internasional, Fisip, Universitas Al Ghifari

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BUDAYA POP DARI KOREA DAN DAMPAKNYA DI INDONESIA Muhammad Daud Yusuf
Global Mind Vol 2, No 2 (2020): Politik Teknologi
Publisher : Hubungan Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.829 KB) | DOI: 10.53675/jgm.v2i2.116

Abstract

AbstrakSejalan perkembangan zaman perubahan pada budaya pop, membuat definisi budaya pop semakin kompleks. Menurut Burton (2019), budaya didominasi oleh produksi dan konsumsi barang-barang material dan bukan oleh seni-seni sejati, manakala peroduksinya didorong oleh orientasi laba (profit oriented).Budaya pop merupakan dialektis antara hegemonis atau penyeragaman dengan heterogenis atau keragaman. Dr.Ibrahim (2017),menyatakan bahwa budaya yang disokong industri budaya telah mengkonstruksi masyarakat yang tidak sekedar berlandaskan konsumsi, tetapi juga menjadikan artefak budaya sebagai produk industri dan sudah tentunya komoditi.Budaya pop berkaitan dengan budaya massa. Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dari khalayak yakni konsumen massa. Budaya massa ini berkembang sebagai akibat dari kemudahan-kemudahan reproduksi yang diberikan oleh teknologi seperti mesin percetakan, fotografi, perekaman suara, dan sebagainya (Malthy via Tressia: 20: 37). Horkheimer Adorno (2009), menyatakan bahwa budaya kini sepenuhnya saling berpautan dengan ekonomi, politik dan produksi budaya oleh kapitalis. Kata Kunci:Budaya-dialektis-konsumsi dan massa