Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Faktor Ibu dan Neonatus dengan LDH Serum pada Asfiksia Neonatorum Farah Rullyta Rizkina; Pudji Andayani; Lena Rosida
Homeostasis Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.034 KB)

Abstract

Abstract: Neonatal asphyxia is a condition in neonates which failed to breath spontaneously and regularly, leads to high mortality and morbidity because of multiorgan dysfunction. Serum lactate dehydrogenase (LDH) is an enzyme which can be used as an acurate predictor of neonatal asphyxia outcome.The purpose of this study is to analyze the correlation of maternal (maternal age, parity, hypertension in pregnancy) and neonatal factors (gestational age, birth weight) with serum LDH in neonatal asphyxia at Ulin General Hospital Banjarmasin. This research is an analytic observational with cross sectional approach. Total 20 samples were obtained by total purposive sampling according to inclusion criteria (Apgar score ≤ 5). Data analysis of this study used Spearman correlation and simple linear regression test. The results are maternal age (p = 0,384), parity (p = 0,568), hypertension in pregnancy (p = 0,840), and gestational age (p = 0,590) don’t have significant correlation with serum LDH. Birth weight has a significant and negative correlation with serum LDH (p = 0,042). It can be concluded that there are no significant correlation between maternal age, parity, hypertension in pregnancy, and gestational age with serum LDH, but there is a significant correlation between birth weight with serum LDH in neonatal asphyxia at Ulin General Hospital Banjarmasin. Keywords: Neonatal asphyxia, serum LDH, maternal risk factors, neonatal risk factors Abstrak: Asfiksia neonatorum merupakan kondisi kegagalan bernapas yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas tinggi karena dapat menimbulkan disfungsi multi organ. Laktat dehidrogenase (LDH) serum merupakan enzim yang dapat dijadikan prediktor akurat luaran asfiksia neonatorum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor ibu (usia ibu, paritas, hipertensi kehamilan) dan neonatus (usia gestasi, berat badan lahir) dengan LDH serum pada asfiksia neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan studi potong lintang. Sebanyak 20 sampel didapatkan secara total purposive sampling sesuai kriteria inklusi yaitu skor Apgar ≤ 5. Analisis data penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman dan regresi linear sederhana. Hasil uji analisis statistik menghasilkan faktor usia ibu (p = 0,384), paritas (p = 0,568), hipertensi kehamilan (p = 0,840), dan usia gestasi (p = 0,590) tidak memiliki hubungan signifikan dengan LDH serum pada asfiksia neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Faktor risiko berat badan lahir memiliki hubungan signifikan dan tidak searah dengan kenaikan LDH serum (p = 0,042). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor usia ibu, paritas, hipertensi kehamilan, dan usia gestasi dengan LDH serum, namun terdapat hubungan signifikan antara berat badan lahir dengan LDH serum pada asfiksia neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Kata-kata kunci: Asfiksia neonatorum, faktor risiko ibu, faktor risiko neonatus, LDH serum.
Hubungan Faktor Ibu dan Neonatus dengan Jumlah Eritrosit Berinti pada Asfiksia Neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin Awaliya Nur Ramadhana; Pudji Andayani; Lena Rosida
Homeostasis Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.643 KB)

Abstract

Abstract: Asphyxia neonatorum can cause multiorgan system disorders because of severe or chronic hypoxia. Chronic hypoxia can triggered by maternal factor like maternal age and hypertension gestational, also type of labour which cause acute hypoxia, meanwhile neonatal factor like birth weight and small for gestational age can show degree of hypoxia intrauterine. Hypoxic event can trigger erythropoetic so that nucleated erythrocytes release to the circulation. The aim of the study was to determine the relationship of maternal and neonatal risk factors with nucleated erythrocytes in neonatal asphyxia at RSUD Ulin Banjarmasin. This type of research is analytic observational with prospective crossectional method. A total of 16 samples were obtained by purposive sampling technique. Data collection uses a research form. Data were analyzed univariately, then bivariately with Fisher’s exact test with a significance level of p < 0,05. The results obtained by the value of p = 0.304 for maternal age, p = 0.489 for the type of labor, p = 0,654 for hypertension gestational, p = 0.092 for birth weight, and p = 0,511 for small for gestational age. Conclusion there is no significant relationship between the maternal age, type of labor, hypertension gestational, birth weight, and small for gestational age with nucleated erythrocyes in asphyxia neonatorum at RSUD Ulin Banjarmasin. Keywords: asphyxia neonatorum, maternal factor, neonatal factor, nucleated erythrocytes, risk factor.  Abstrak: Asfiksia neonatorum dapat menyebabkan kerusakan multiorgan karena adanya hipoksia berat atau kronik. Hipoksia kronik dapat dipicu oleh faktor ibu berupa usia ibu dan hipertensi selama kehamilan, serta jenis persalinan yang memicu hipoksia akut, sementara faktor neonatus yaitu berat badan lahir dan kecil masa kehamilan dapat mencerminkan hipoksia intrauterin. Kondisi hipoksia akan meningkatkan eritropoiesis sehingga eritosit berinti akan lepas ke sirkulasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor risiko ibu dan neonatus dengan jumlah eritrosit berinti pada asfiksia neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan metode prospective crossectional. Sebanyak 16 sampel didapatkan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan formulir penelitian. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Fisher’s exact dengan tingkat kebermaknaan p < 0,05. Hasil penelitian diperoleh nilai p = 0,304 untuk usia ibu, p = 0,489 untuk jenis persalinan, p = 0,654 untuk hipetensi selama kehamilan, p = 0,092 untuk berat badan lahir, dan p = 0,511 untuk kecil masa kehamilan. Kesimpulan tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara usia ibu, jenis persalinan, hipertensi selama kehamilan, berat badan lahir, dan kecil masa kehamilan dengan jumlah eritrosit berinti pada asfiksia neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Kata-kata kunci: asfiksia neonatorum, eritrosit berinti, faktor ibu, faktor neonatus, faktor risiko.