Husni Dwi Syafutri
Universitas Adiwangsa Jambi

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Psikologis Watak Tokoh Dalam Novel Korupsi Karya Pramoedya Ananta Toer Serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi Husni Dwi Syafutri; Doni Rizaldi; Metra Bodi
JURNAL INOVASI EDUKASI Vol. 4 No. 2 (2021): JURNAL INOVASI EDUKASI
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35141/jie.v4i2.86

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pandangan secara psikologi mengenai korupsi; (2) pemaknaan masyarakat mengenai korupsi; (3) bagaimana watak seorang koruptor dalam novel; (4) relevansi kajian psikologis watak tokoh dalam novel korupsi karya Pramoedya Ananta Toer dengan pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi. Adapun manfaat penelitian ini untuk memperkaya pengkajian dan pengapresiasian karya sastra Indonesia, membantu pembaca memahami gambaran unsur korupsi dalam novel korupsi karya Pramoedya Ananta Toer, menghubungkan novel korupsi karya Pramoedya Ananta Toer dengan psikologi sastra, serta relevansinya dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil analisis menerangkan bahwa: 1) psikologi mempengaruhi seseorang melakukan tindakan korupsi; 2) korupsi merupakan tindakan pencurian uang demi kepentingan pribadi maupun kelompok; 3) watak seseorang memicu suatu tindakan korupsi; dan (4) relevansi kajian psikologis watak tokoh dalam novel korupsi karya Pramoedya Ananta Toer dengan pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi.
Aspek Sosial Budaya Masyarakat Suku Sasak Lombok dan Nilai Pendidikan Novel Sri Rinjani Karya Eva Nourma (Sebuah Kajian Sosiologi Sastra) Alpan Ahmadi; Husni Dwi Syafutri
JURNALISTRENDI : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Vol 5 No 1 (2020): Edisi April 2020
Publisher : Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.889 KB) | DOI: 10.51673/jurnalistrendi.v5i1.198

Abstract

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan sosial budaya masyarakat di kehidupan nyata. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan 1) latar belakang sosial budaya pengarang; 2) aspek sosial budaya novel Sri Rinjani; dan 3) nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Sri Rinjani karya Eva Nourma. Penelitian ini merupakan penelitian deskripfif kualitatif. Metode yang digunakan adalah analisis isi (content analysis). Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu; 1) Secara sosio-historis pengarang, karya Eva Nourma bernuansa kearifan lokal bahkan multikultural dengan menjadikan suku Sasak sebagai ikon penciptaannya; 2) aspek sosial budaya masyarakat Sasak meliputi pekerjaan sebagai petani, nelayan, buruh kasar, pemecah batu, dan pengembala. Tingkat pendidikan dan taraf hidup masyarakat Sasak di pedesaan masih rendah. Adat atau kebiasaan masyarakat Sasak melestarikan budaya Bau Nyale. Masyarakat Sasak mayoritas beragama Islam sebagaimana Lombok diberi gelar Pulau Seribu Masjid dan Serambi Madinah. Dan masyarakat Sasak meyakini bahwa nyale bisa sebagai obat, perekat manusia, azimat, dan mendekatkan jodoh; 3) Nilai pendidikan pada novel Sri Rinjani adalah religius meliputi; pelaksanakan sholat. Nilai sosial meliputi; sikap kepedulian terhadap masyarakat lemah, sikap tolong menolong, dan sikap tanggungjawab. Karakter meliputi; religius, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab. Adat/budaya meliputi; kebiasaan masyarakat dalam tradisi Bau Nyale yang mencerminkan perdamaian dan kepedulian terhadap budaya sendiri serta membangun Berugak sebagai tempat menjamu tamu dan bercengkerama dengan keluarga.
Peran Media Sosial sebagai Sarana Pembinaan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Husni Dwi Syafutri; Mukti Anugrah Pratama; Nisa Pitria Ningsih
JURNAL INOVASI EDUKASI Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL INOVASI EDUKASI
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35141/jie.v5i1.283

Abstract

Media sosial sudah tidak terdengar asing lagi untuk kita semua. Karena seluruh negara termasuk Indonesia banyak yang menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial banyak digunakan oleh beberapa kalangan baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Media sosial adalah sebuah media komunikasi yang dilakukan secara online untuk saling berkomunikasi dan membagikan konten dalam bentuk tulisan, foto, video, dan lain-lain sebagainya. Media sosial banyak digunakan untuk melakukan sebuah bisnis usaha, untuk pendidikan, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial pada mahasiswa; (2) Analisa bahasa mahasiswa di media sosial sekarang; (3) Peran media sosial dalam pembinaan bahasa Indonesia pada mahasiswa. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi. Selain itu, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif Adapun manfaat penelitian ini, yaitu manfaat teoritis sebagai sumber informasi mengenai apa peran media sosial sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia pada mahasiswa dan manfaat teoritis yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam berkomunikasi melalui variasi bahasa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, para mahasiswa menggunakan media sosial sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia.
Peran Literasi Bahasa dalam Meningkatkan Minat Baca dan Menulis Peserta Didik Husni Dwi Syafutri; Muhammad Danu Saputra; Natuliyantari
JURNAL INOVASI EDUKASI Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL INOVASI EDUKASI
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35141/jie.v5i1.289

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran literasi bahasa dalam meningkatkan minat baca dan menulis. Literasi merupakan aspek yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Di era sekarang budaya membaca dan menulis di kalangan remaja masih rendah, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai kalangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriftif, berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa (1) kegiatan literasi berperan dalam meningkatkan minat baca dan menulis (2) adapun hambatan yang sering terjadi dalam melaksanakan kegiatan literasi adalah kurangnya sarana prasarana, metode yang di tetapkan kurang variatif serta rendahnya kedisiplinan dalam proses pembiasaan dalam proses kegiatan literasi dan (3) usaha yang dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut adalah memberikaan sosialisasi mengenai kegiatan literasi, membuat kegiatan seperti Gerakan Literasi Sekolah (GLS) salah satu kegiatan dalam gerakan ini adalah 15 menit membacabuku nonpelajaran sebelum pelajaran dimulai agar menumbuhkan minat baca pesertadidik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat di kuasai secara lebih baik.
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Pada Siswa SD Kelas Rendah di SDN 7 Langkai Palangkaraya: Analysis Of Beginning Difficulties of Reading in Low Grade Elementary Students at SDN 7 Langkai Palangkaraya Siti Arnisyah; Husni Dwi Syafutri; Lastaria
Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 8 No. 1 (2022): Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan dalam membaca permulaan pada peserta didik di SD 7 Langkai, Kota Palangkaraya. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah banyaknya peserta didik di kelas rendah yang mengalami kesulitan dalam membaca. Tentu saja ini menjadi perhatian dalam dunia Pendidikan. Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Jika kemampuan ini tidak diperoleh secara utuh di kelas rendah, tentu akan berdampak pada pemerolehan ilmu pengetahuan pada jenjang kelas selanjutnya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang berfokus pada studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi. Pengumpulan data wawancara dan observasi dihimpun dalam bentuk catatan deskripsi yaitu data alami yang diperoleh tanpa melakukan interpretasi terhadap data tersebut. Reduksi data dilakukan dengan melakukan seleksi, membuat catatan singkat, menggolongkan data untuk mempertegas agar dapat ditarik simpulan. Hasil penelitian ini adalah (1) di kelas 1 ditemukan 15 siswa yang memiliki kesulitan dalam membaca. Dari 15 siswa tersebut, 10 siswa kesulitan dalam menghafa abjad dari A-Z. Sedangkan 5 siswa yang lain adalah siswa yang mengalami kesulitan dalam membedakan huruf yang memiliki bentuk yang hampir sama seperti huruf b dan d, huruf p dan q, huruf I kapital dan huruf l kecil. (2) Di kelas 2 hampir semua belum bisa membaca, dengan kriteria 10 siswa mengalami kesulitan dalam mengeja huruf yang memiliki lebih dari tiga suku kata, contohnya seperti pada kata ‘pelangi [pe-la-ngi]’. Sedangkan tiga siswa yang lainnya adalah siswa yang memiliki kesulitan dalam mengenal huruf A-Z. (3) 12 orang siswa belum bisa membaca lancar. Ke-12 siswa tersebut memiliki kesulitan dalam mengeja huruf dalam satu kalimat sederhana.
Analisis Gaya Bahasa Perbandingan dalam Novel The Shark Caller Karya Zillah Bethell: Analysis of Comparative Language Style in The Shark Caller Novel by Zillah Bethell Husni Dwi Syafutri; Siti Arnisyah
Pedagogik: Jurnal Pendidikan Vol. 18 No. 1 (2023): Pedagogik: Jurnal Pendidikan
Publisher : Institute For Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pedagogik.v18i1.4888

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan yang digunakan oleh Zillah Bethel dalam novel The Shark Caller. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah metode content analysis. Sumber data adalah novel The Shark Caller. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan dalam novel The Shark Caller digunakan beberapa gaya bahasa perbandingan. Gaya bahasa perbandingan tersebut yaitu hiperbola, metonimia, personifikasi, perumpamaan, dan pleonasme. Gaya bahasa yang paling dominan dipakai dalam novel The Shark Caller adalah perumpamaan. Hal tersebut disebabkan karena perumpamaan sangat dibutuhkan dalam membangun cerita di dalam novel The Shark Caller yang dipenuhi dengan aksi petualangan Blue Wing dan Maple. Sehingga cerita menjadi lebih hidup dan menambah variasi serta menghindari hal-hal yang bersifat monoton yang dapat membuat pembaca bosan. Selain itu, menggunakan perumpamaan juga dapat membuat pembaca lebih mengerti tentang situasi yang terjadi di dalam cerita.
Penyimpangan Prinsip Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Suku Dayak Kanayan Dialek Ahe Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Husni Dwi Syafutri; Siti Arnisyah; Rian Novita; Ester Ester; Ernawati Ernawati
Jurnal Ilmiah Dikdaya Vol 13, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/dikdaya.v13i1.413

Abstract

This study aims to describe the deviation of politeness among adolescents in Kanayan Dayak Ahe. The method used in this research is a qualitative method to reveal the types of deviations. The focus of this research is Language Politeness among Adolescents of the Dayak Kanayan Tribe of Ahe Dialect using sociopragmatic studies. The results of this study indicate that there are types of deviation from the principle of language politeness used in the interaction of the youth of the Kanayan ethnic group. Ahe dialect consists of: (1) wisdom maxim, (1) maxim of generosity, (3) maxim of charity, (4) maxim of humility, (5) maxim of compatibility, and (6) maxim of sympathy. The politeness scale of a speech is held as a measure or indicator of the politeness of a speech act in both formal and informal situations