Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PERAN KELUARGA DALAM PENGASUHAN ANAK Rakhmawati, Istina
KONSELING RELIGI Vol 6, No 1 (2015): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang peran sebuah keluarga yang harmonis dalam proses perkembangan manusia yang terdiri dari beberapa fase. Pada fase awal-fase anak-anak- peranan keluarga terutama orang tua dalam mengasuh anak cukup signifikan  sebab keluarga merupakan agen sosialisasi primer. Keberhasilan dalam mengasuh salah satunya ditentukan oleh pola asuh. Dengan demikian tulisan ini mencoba mengulas mengenai pola asuh yang sesuai untuk membentuk karakter positif pada anak. Pola pengasuhan seharusnya memang diperhatikan oleh orang tua secara serius karena menentukan kepribadian atau karakter anak. Hasilnya secara teoritik ada tiga jenis pola asuh, yaitu otoriter, permisif, dan demokratis. Pola otoriter cenderung koersif dan rigid sehingga kadang justru membuat anak menjadi tertekan. Sedangkan pola permisif cenderung menjadikan anak menjadi sosok yang egois dan tidak peka karena orang tua cenderung memenuhi kebutuhan materiil. Pola asuh ideal adalah demokratis karena pola komunikasi dua arah sehingga menempatkan  anak pada posisi bebas namun tetap terkontrol. Kata Kunci : Keluarga, Pola asuh, Kepribadian.FAMILY ROLES IN PARENTING. Human development process consists of several phases. In the first phase- children phase- role of the family, especially the parents in parenting  is significant  because the family is the primary agent of socialization.  Success in parenting is  determined   by upbringing  pattern.  Thus this  paper  attempts to review the  pattern  of care  appropriate   to establish  a positive character in children.Indded, the pattern of care should be considered by parents  seriously because determining  the  child’s personality  or character. Theoretically, there are three types of parenting , which  are authoritarian, permissive, and democratic. Authoritarian  patterns are tend coercive and rigid, so that sometimes it makes children become depressed. While the pattern of permissiveness tends to make children be selfish person and insensitive because the parent tend to meet the needs of the material. The ideal type is democratic pattern because there is two-way communication pattern that puts children at the free position but remains controlled.Keywords: Family, Ubringing Pattern, Personality.
MEMBANGUN PROFESIONALISME GURU KONSELING SEKOLAH MELALUI PENYAMPAIAN BAHASA YANG SANTUN Rakhmawati, Istina
KONSELING RELIGI Vol 4, No 2 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuntutan  kompetensi guru  termasuk guru  bimbingan dan konseling sekolah sebagai sebuah profesi mau tidak mau harus dipenuhi.  Membangun profesionalisme  Guru konseling  akan diminta akuntabilitas layanannya oleh pengguna jasa di sekolah. Masalahnya,  apakah layanan bimbingan konseling (BK) telah dilaksanakan oleh guru  konseling secara professional? Apakah keprofesionalan guru bimbingan dan konseling telah mencapai standar profesional yang ditetapkan? Masalah-masalah  yang kompleks dan meluas, kurang profesionalnya  guru bimbingan dan konseling akibat kompetensi guru bimbingan dan konseling yang kurang memadai, serta tuntutan perubahan yang terjadi dalam persaingan layanan profesional, memerlukan peningkatan profesionalitas guru bimbingan dan konseling khususnya terkait sikap,   pengetahuan dan  keterampilan  guru  bimbingan dan konseling.   Saat ini Guru Konseling di sekolah masih kurang selektif  dalam hal memberikan bimbingan yang seharusnya didapatkan  siswa. Untuk konseling sekolah peran guru konseling seharusnya tidak hanya berorientasi pada bimbingan karir akan tetapi juga harus memperhatikan bimbingan belajar, bimbingan bersikap baik, bimbingan berprilaku santun, jujur, dan bimbingan hormat kepada bapak-ibu guru serta bimbingan untuk masyarakat civitas akademik  (teman sebaya) di sekolah atau dalam hal ini mentaati peraturan tata-tertib di Sekolah maupun di luar Sekolah. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui potensi siswa. Salah satunya dengan mengadakan  kelas percontohan maupun tes kemampuan dan bakat siswa. Melalui tes percontohan dan tes bakat,  guru Bimbingan Konseling  di sekolah  melakukan bimbingan karier dan mengarahkan mereka pada jurusan sesuai bakatnya. Peran Guru Bimbingan  Konseling di sekolah punya tugas yang banyak, kalau mereka mau mengembangkan profesinya. Tak  hanya memecahkan masalah pribadi siswa,   melainkan mencari masalah apa yang dihadapi siswa terutama masalah bakat dan minat. Ini penting bagi kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah. Setelah ditemukan bakat dan minat, arahkan siswa pada jurusan yang tepat.Kata Kunci: Profesionalisme  Guru Konseling, Stelistika BahasaPROFESSIONALISM   OF  TEACHER SCHOOL BUILDING THROUGH COUNSELING FOR SUBMISSION OF LANGUAGE POLITE.This  paper aims to find out the demands of the competence of teachers,  including  teachers,  school  guidance and counseling as a profession will inevitably be met. Teachers build a professional  counseling  services will  be  requested  by the service user accountability  in schools. The problem, whether the counseling service (BK) has been implemented  by teachers in a professional counseling? Is the  guidance and counseling teacher professionalism have reached the professional standards set? The issues are complex and widespread, the  lack of professional  guidance  and counseling teachers as a result of competence guidance and counseling teacher are inadequate, and demand changes in the competitive professional services, require an increase in the professionalism of teachers guidance and counseling particularly  related  attitudes,  knowledge  and skills guidance  teachers  and counseling. Currently  Teachers Counseling at school  is less selective  in terms of providing guidance should be obtained student. The results of this paper is under the teacher’s role counseling should not only oriented to the career guidance but also should pay attention to tutoring , guidance  to be good, the guidance behaves politely, honest, and guidance homage to the father-mother teacher and guidance to the public the academic community ( friends peer) at school or in this case to obey the rules discipline in school and outside  school. One  to determine the potential of students by conducting  pilot classes  and tests  students’  abilities and talents.Keywords: Professionalism, Teacher Counseling , Stelistika  Language
DAMPAK PRODUKTIFITAS KERJA ISLAMI BAGI KINERJA KARYAWAN Rakhmawati, Istina
IQTISHADIA Vol 9, No 1 (2016): IQTISHADIA
Publisher : IQTISHADIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana konsep produktifitas kerja dalam Islam serta bagaimana dampaknya bagi peningkatan kinerja karyawan. Etika kerja Islami yang tertuang dalam al-Qu’ran dan Hadits menjadi dasar bagi umat Islam dalam bekerja. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, artikel ini akan mengkaji bagaimana konsep Islam tentang bekerja sebagai ibadah terkait dengan sifat alamiah manusia yang membutuhkan pekerjaan sebagai aktualisasi diri. Dari analisis yang dilakukan, ternyata konsep kerja sebagai ibadah dalam Islam memiliki dampat positif bagi peningkatan kinerja karyawan. Dengan bekerja, orang akan mendapatkan penghasilan sehingga tidak akan menjadi beban bagi orang lain, sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan Muslim untuk memberi bukannya meminta.  Kata Kunci: Produktifitas Kerja Islami, Etika Kerja Islami,        Kinerja Karyawan   IMPACT OF ISLAMIC WORK PRODUCTIVITY TOWARDS WORK PERFORMANCE AbstractThis article aims to explain the concept of work productivity in Islam and its impact on the improvement of work performance. Islamic work ethics contained in Qur’an and Hadith become the basis for Muslim in doing work. Using descriprive anaylitic method, this article examines Islamic concept of working as an act of worship related to the nature of people who need a job as self-actualization. Result shows that the concept of working as worshipping has a positive impact on work performance of Muslim. By working, people may earn living so that they will not be a burden for others. This is in accordance with Islamic teaching on giving instead of asking.   Keywords: Islamic Work Productivity, Islamic Work Ethics, Work Performance
KETERKAITAN PUBLIC SPEAKING DALAM KOMUNIKASI DAKWAH Rakhmawati, Istina
AT-TABSYIR Vol 2, No 1 (2014): Jurnal At-tabsyir
Publisher : AT-TABSYIR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

POTRET DAKWAH DI TENGAH ERA GLOBALISASI DAN PERKEMBANGAN ZAMAN Rakhmawati, Istina
AT-TABSYIR Vol 1, No 1 (2013): Jurnal At-Tabsyir
Publisher : AT-TABSYIR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TANTANGAN DAKWAH DI ERA GLOBALISASI Rakhmawati, Istina
ADDIN Vol 8, No 2 (2014): ADDIN
Publisher : P3M STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v8i2.603

Abstract

TANTANGAN DAKWAH DI ERA GLOBALISASI Rakhmawati, Istina
ADDIN Vol 8, No 2 (2014): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v8i2.603

Abstract

PARADIGMA DAKWAH UPAYA MERESPON PROBLEMATIKA UMAT ISLAM DI ERA MODERN Rakhmawati, Istina
AT-TABSYIR Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v3i2.1654

Abstract

Pada Era modernisasi saat ini telah membawa manusia pada kemajuan peradaban dan teknologi. Hal ini ditandai dengan adanya temuan-temuan baru dan kemajuan di berbagai bidang. Berbagai bentuk perubahan sosial, ekonomi, maupun budaya yang menyertai era modernisasi tersebut pada gilirannya mempengarui cara pandang manusia terhadap kehidupan. Era modernisasi mulai dari  nilai moral, etika dan cara hidup berganti begitu cepat menjadi tatanan baru. Tatanan itu semakin menjauhkan manusia dari kepastian moral dan nilai luhur yang telah dipegang teguh. Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses modernisasi  dan globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah makin menipisnya ruang religiusitas dalam kontek kehidupan manusia. Disadari atau tidak ini sudah merambah pada kehidupan kita saat ini. Temuan-temuan empiric menghadapkan kepada manusia yang beragama menjadi sebuah realitas akan kekuasaan manusia dimuka bumi ini. Sementara modernisasi akan menyimpan berbagai tantangan dan hambatan bagi kehidupan beserta masalah yang ditimbulkan merupakan bentuk kenyataan yang tidak bisa dihindari sebagai wujud perkembangan dan peradaban zaman dari ralitas sejarah kemanusiaan yang ada. Selama ini ada semacam kerancuan paradigma dalam dakwah kita, baik secara bil-lisan maupun dakwah secara bil-hal. Sementara Proses dakwah selama ini cenderung mengarah pada konsep komunikasi ala perbankkan, dimana masyarakat diibaratkan sebagai wadah kosong yang harus diisi dengan perangkat keyakinan serta nilai moral dan praktek kehidupan agar disimpan juga dikeluarkan sewaktu  dibutuhkan. Maka dari itu sudah saatnya kita membangun konsep paradigma dakwah yang mampu untuk menjawab tantangan dan hambatan dimasa mendatang misalnya meletakkan Paradigma Tauhid dalam proses dakwah, adanya perubahan masyarakat tentang pemahaman agama yang mereka yakini dan adanya strategi yang imperative dalam dakwah, artinya memiliki kemampuan menangkap tanda-tanda zaman saat ini.
BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI PERADABAN MANUSIA Rakhmawati, Istina
AT-TABSYIR Vol 5, No 1 (2017): Juni 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i1.3155

Abstract

Era gelombang peradaban manusia dimuka bumi ini diantaranya adalah adanya bahasa komunikasi sebagai salah satu penopang peradaban manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi merupakan sebuah pertanda adanya peradaban dan budaya manusia hingga sekarang ini. Sistem tanda yang kemudian digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu hal serta menghubungkan suatu pola pikir tertentu yang dikaitkan satu dengan yang lain sehingga terciptanya sebuah kesatuan pola yang memiliki makna. Makna tersebut menginspirasikan kepada gelombang estafet peradaban manusia. Fenomena peradaban yang paling penting untuk disorot adalah penyebaran cara pandang seputar hubungan keluarga, kerukunan umat, sosial, terutama yang berkembang di negara maju yang notabene merupakan pemeran utama globalisasi sehingga bahasa bisa membentuk sarana komunikasi menuju suatu peradaban umat manusia. Siapapun tak dapat menjamin bahwa seandainya kita menutup semua pintu dan jendela rapat-rapat dari gelombang besar globalisasi, kita tetap tak mampu menahan nilai-nilai global melalui satelit, parabola, siaran televisi, internet  dan masih banyak lagi. Untuk itu kami dapat memastikan bahwa kita berada di tengah-tengah realitas yang harus dihadapi dengan berpikir kritis-konstruktif bila mau berinteraksi dengan era globalisasi. Setiap daerah, wilayah serta bangsa memiliki bahasa sebagai sarana komunikasi yang berbeda satu sama lainnya dalam hal konvensi penggunaan sistem kebahasaan.  Hal ini tentu yang dapat diterima di lingkungan pengguna bahasa komunikasi dalam menunjang peradaban manusia itu sendiri. Diera gelombang peradaban manusia di dunia setidaknya melalui tiga era, yakni era pertanian, era industri dan era informasi atau komunikasi.
KETERKAITAN PUBLIC SPEAKING DALAM KOMUNIKASI DAKWAH Rakhmawati, Istina
AT-TABSYIR Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v2i1.463

Abstract