Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BIMBINGAN KONSELING KEAGAMAAN BAGI KESEHATAN MENTAL LANSIA Jannah, Noor
KONSELING RELIGI Vol 6, No 2 (2015): KONSELING RELIGI
Publisher : KONSELING RELIGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fase kehidupan manusia setelah  kelahiran  yaitu: bayi,  kanak- kanak, anak-anak, remaja, tua, lansia. Di mana setiap fase memiliki karakteristik dan  tugas perkembangan yang  berbeda  serta tingkatan perkembangan keagamaannya. Lansia sebagai manusia dewasa,   diharapkan keagamaannya sudah matang  sehingga mampu membedakan antara yang baik dan buruk.  Sehingga dalam merespon ajaran agama secara psikis sudah mantap dalam melakukan penghayatan, baik secara eksistensial dan fungsional maka terwujudlah  kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai agama secara integral. Meskipun lansia akan menghadapi berbagai masalah: penurunan dan keterbatasan  kemampuan fisik, kondisi mental yang kesepian setelah  pensiun, keterlibatan organisasi sosial dan aktivitas beribadah yang terbatas, kegiatan hobby yang tertunda, dan lain-lain.  Namun pada umumnya permasalahan yang dihadapi pada usia lansia adalah gangguan fisik yang tidak memungkinkan   lagi dalam merespon ajaran agama se-optimal seperti pada usia remaja maupun pada masa dewasa (meskipun tidak menafikan ada sebagian lanjut usia yang masih kuat secara fisiknya).  Semua masalah lansia  membutuhkan solusi secara komprehensif agar mendapatkan kehidupan yang bahagia.RELIGIOUS COUNSELING GUIDANCE MENTAL HEALTH FOR ELDERLY Phase  of human life after  birth,  namely:  baby, child, children, teenagers, parents, the elderly. Where each phase has characteristics and different development tasks and level of religious development. Elderly as an adult human, religious ripe expected to be able to distinguish between good and bad. So that in response to the religious teachings of psychic been steady in doing appreciation, both existential  and functional,  the  realization  of personality  in accordance with religious values are integral. Although  the  elderly will face many problems: the decline and limited physical capabilities, mental condition lonely after retirement, the involvement  of social organizations and activities are limited to worship, hobby activities were delayed, and others. But in general, the problems faced by the age of the elderly is a physical disorder is no longer possible in responding to religious teachings as optimal  as in adolescence and in adulthood (although it does not deny there are some elderly who are still strong physical). Regarding the religious life of the elderly is William  James stated that the religious life of an extraordinary  look at old age, due to the turmoil of sexual life at this age are not aggressive anymore. And all the problems elderly people need a comprehensive solution in order to have a happy life.
BIMBINGAN KONSELING KEAGAMAAN BAGI KESEHATAN MENTAL LANSIA Jannah, Noor
KONSELING RELIGI Vol 6, No 2 (2015): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v6i2.1034

Abstract

Fase kehidupan manusia setelah  kelahiran  yaitu: bayi,  kanak- kanak, anak-anak, remaja, tua, lansia. Di mana setiap fase memiliki karakteristik dan  tugas perkembangan yang  berbeda  serta tingkatan perkembangan keagamaannya. Lansia sebagai manusia dewasa,   diharapkan keagamaannya sudah matang  sehingga mampu membedakan antara yang baik dan buruk.  Sehingga dalam merespon ajaran agama secara psikis sudah mantap dalam melakukan penghayatan, baik secara eksistensial dan fungsional maka terwujudlah  kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai agama secara integral. Meskipun lansia akan menghadapi berbagai masalah: penurunan dan keterbatasan  kemampuan fisik, kondisi mental yang kesepian setelah  pensiun, keterlibatan organisasi sosial dan aktivitas beribadah yang terbatas, kegiatan hobby yang tertunda, dan lain-lain.  Namun pada umumnya permasalahan yang dihadapi pada usia lansia adalah gangguan fisik yang tidak memungkinkan   lagi dalam merespon ajaran agama se-optimal seperti pada usia remaja maupun pada masa dewasa (meskipun tidak menafikan ada sebagian lanjut usia yang masih kuat secara fisiknya).  Semua masalah lansia  membutuhkan solusi secara komprehensif agar mendapatkan kehidupan yang bahagia.RELIGIOUS COUNSELING GUIDANCE MENTAL HEALTH FOR ELDERLY Phase  of human life after  birth,  namely:  baby, child, children, teenagers, parents, the elderly. Where each phase has characteristics and different development tasks and level of religious development. Elderly as an adult human, religious ripe expected to be able to distinguish between good and bad. So that in response to the religious teachings of psychic been steady in doing appreciation, both existential  and functional,  the  realization  of personality  in accordance with religious values are integral. Although  the  elderly will face many problems: the decline and limited physical capabilities, mental condition lonely after retirement, the involvement  of social organizations and activities are limited to worship, hobby activities were delayed, and others. But in general, the problems faced by the age of the elderly is a physical disorder is no longer possible in responding to religious teachings as optimal  as in adolescence and in adulthood (although it does not deny there are some elderly who are still strong physical). Regarding the religious life of the elderly is William  James stated that the religious life of an extraordinary  look at old age, due to the turmoil of sexual life at this age are not aggressive anymore. And all the problems elderly people need a comprehensive solution in order to have a happy life.
Strategi Implementasi Kompetensi Guru Biologi dalam Pengembangan Pembelajaran Biologi di Era Disrupsi Jannah, Noor
Journal Of Biology Education Vol 3, No 1 (2020): Journal Of Biology Education
Publisher : Tadris Biologi IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.602 KB) | DOI: 10.21043/jobe.v3i1.7422

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengetahui strategi implementasi kompetensi guru biologi dalam pengembangan pembelajaran biologi di era disrupsi. Di era disrupsi ini terjadi perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi di segala bidang termasuk pendidikan. Perubahan yang demikian, sekaligus dapat menjadi peluang dan tantangan bagi setiap individu. Guru sebagai subjek yang mengimplementasikan pendidikan harus memiliki kompetensi dalam menjalankan tugasnya. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Studi ini dilakukan menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh dari berbagai literatur seperti, jurnal dan buku, kemudian dianalisis dan diambil suatu kesimpulan. Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran harus dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran biologi di era disrupsi. Membuat perencanaan pembelajaran, pemilihan pendekatan, metode, dan teknik yang tepat dan relevan dengan perkembangan peserta didik, sehingga pembelajaran yang diperoleh akan berkesan. Kemampuan inilah terangkum dalam kompetensi guru. Kata kunci: kompetensi guru biologi, pembelajaran biologi.