This Author published in this journals
All Journal EDUKASIA FIKRAH
Afina Izzati, Afina
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN KAUM MINORITAS Farihah, Irzum; Izzati, Afina
EDUKASIA Vol 11, No 1 (2016): EDUKASIA
Publisher : EDUKASIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masih   terjadinya  kesenjangan  dalam   dunia  pendidikan formal seperti perbedaan status sosial, perbedaan agama atau kepercayaan/keyakinan membuat di  beberapa daerah terjadi kesenjangan yang mengakibatkan  berbedanya suatu kebijakan. Salah satu fenomena yang terjadi dialami siswa yang berasal dari keluarga Samin. Permasalahan  yang muncul adalah belum diakuinya kepercayaan  warga samin dalam sistem administrasi sehingga munculah keresahan warga Samin atas aturan yang berlaku. Melihat problem tersebut penelitian ini bertujuan melihat sejauhmana proses pendidikan yang didapatkan kaum samin (sedulur sikep) yang tergolong masyarakat minoritas. Penelitian ini berjenis kualitatif  dengan pendekatan grounded research. Teknik pengumpulan data  menggunakan snowball  sampling dengan mengambil beberapa informan kunci. Hasil dari kajian ini didapatkan bahwa kaum Samin (Sedulur Sikep) sendiri sudah mulai terbuka dan menerima aturan-aturan dari pemerintah, mulai bisa menerima agama mayoritas dan mengikuti aturan yang berlaku di masyarakat meskipun dalam benak hati mereka tetap ingin memperoleh hak yang sama dan dihargai atas kepercayaan yang diyakininya.Kata kunci: pendidikan formal, minoritas,  saminMINORITY EDUCATION. The disparities in formal education such as social status, religion or belief/faith  differences make gaps in some areas. It leads the different policy. One of the phenomena  is experienced by students who come from Samin family. The problem is that their belief is not admitted  by administrative  system so they are still anxious with the applicable rules. Based on that problem, this study aims to examine  the extent of the educational process that obtained by Samin (Sedulur Sikep) belonging to minority. This research was qualitative research  with grounded approach. Data collection techniques  used snowball sampling which took several key informants. The results of this study showed that Saminists (Sedulur  Sikep) itself has begun to open and accept the rules of the government, the religion of the majority and follow the rules that are applied in the community. Even in their minds of hearts, they still want to acquire the same rights and their belief can be appreciated.Keywords:  formal education, minority, Samin.
Nilai-nilai Konstruk Harmoni Perspektif Tokoh Wayang Semar izzati, afina
FIKRAH Vol 4, No 2 (2016): FIKRAH: JURNAL ILMU AQIDAH DAN STUDI KEAGAMAAN
Publisher : Prodi Ilmu Aqidah Jurusan Ushuluddin STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/fikrah.v4i2.1631

Abstract

Keberadaan masyarakat yang heterogen tentu memunculkan berbagai tafsiran mengenai perlunya upaya dalam membangun harmoni antar umat. Keharmonian dapat dicapai dengan berbagai upaya, salah satunya dengan berbasis budaya lokal. Salah satunya tokoh wayang Semar yang begitu terkenal dan penuh dengan pesan moral dan nilai-nilai. Dalam cerita pewayangan terselip nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan oleh masyarakat. Melalui wayang pula dapat dijadikan wujud dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia sendiri.Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan, dengan pendekatan analisis isi. Secara umum berbagai peneliti mengkaji mengenai tokoh wayang Semar. Akan tetapi setiap peneliti memiliki penekanan yang berbeda, pada penelitian ini bertitik pada nilai-nilai yang dapat dijadikan upaya dalam membangun harmoni.Terdapat berbagai nilai konstruk dengan berdasar pada tokoh wayang Semar, bahwa nilai-nilai ikhlas, toleransi, kebebasan, kejujuran, persaudaraan, dan  kebijaksanaan merupakan upaya konstruk dalam mewujudkan keharmonian. Nilai-nilai ini memberikan pesan tentang pentingnya upaya dalam usaha membangun harmoni.
PENDIDIKAN KAUM MINORITAS Farihah, Irzum; Izzati, Afina
EDUKASIA Vol 11, No 1 (2016): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v11i1.805

Abstract

Masih   terjadinya  kesenjangan  dalam   dunia  pendidikan formal seperti perbedaan status sosial, perbedaan agama atau kepercayaan/keyakinan membuat di  beberapa daerah terjadi kesenjangan yang mengakibatkan  berbedanya suatu kebijakan. Salah satu fenomena yang terjadi dialami siswa yang berasal dari keluarga Samin. Permasalahan  yang muncul adalah belum diakuinya kepercayaan  warga samin dalam sistem administrasi sehingga munculah keresahan warga Samin atas aturan yang berlaku. Melihat problem tersebut penelitian ini bertujuan melihat sejauhmana proses pendidikan yang didapatkan kaum samin (sedulur sikep) yang tergolong masyarakat minoritas. Penelitian ini berjenis kualitatif  dengan pendekatan grounded research. Teknik pengumpulan data  menggunakan snowball  sampling dengan mengambil beberapa informan kunci. Hasil dari kajian ini didapatkan bahwa kaum Samin (Sedulur Sikep) sendiri sudah mulai terbuka dan menerima aturan-aturan dari pemerintah, mulai bisa menerima agama mayoritas dan mengikuti aturan yang berlaku di masyarakat meskipun dalam benak hati mereka tetap ingin memperoleh hak yang sama dan dihargai atas kepercayaan yang diyakininya.Kata kunci: pendidikan formal, minoritas,  saminMINORITY EDUCATION. The disparities in formal education such as social status, religion or belief/faith  differences make gaps in some areas. It leads the different policy. One of the phenomena  is experienced by students who come from Samin family. The problem is that their belief is not admitted  by administrative  system so they are still anxious with the applicable rules. Based on that problem, this study aims to examine  the extent of the educational process that obtained by Samin (Sedulur Sikep) belonging to minority. This research was qualitative research  with grounded approach. Data collection techniques  used snowball sampling which took several key informants. The results of this study showed that Saminists (Sedulur  Sikep) itself has begun to open and accept the rules of the government, the religion of the majority and follow the rules that are applied in the community. Even in their minds of hearts, they still want to acquire the same rights and their belief can be appreciated.Keywords:  formal education, minority, Samin.