Pelatihan technopreneurship pada siswa SMK Dwi Sakti Tuban dilatarbelakangi oleh data nasional yang menunjukkan tingkat pengangguran lulusan SMK di antara kategori lain tergolong tertinggi (sebanyak 13,55%). Pada observasi awal diperoleh data bahwa sebagian siswa SMK Dwi Sakti memiliki akun media sosial dan dapat mengoperasikan smartphone dengan baik. Namun, sedikit sekali yang memiliki wawasan mengenai e-commerce dan social commerce. Secara garis besar, metode pengabdian ini meliputi tiga hal yaitu identifikasi masalah lapangan, pelatihan, dan evaluasi. Pelatihan diikuti oleh 34 siswa berlokasi di gedung sekolah SMK Dwi Sakti pada 7 Agustus 2021. Evaluasi hasil pelatihan menggunakan uji chi kuadrat yang membandingkan tingkat harapan dan realita dari uji pre-test dan posttest. Hasil analisis chi kuadrat menunjukkan tidak ada perbedaan antara harapan dengan realita dari peningkatan kompetensi siswa. Persentase peningkatan kompetensi siswa setelah pelatihan secara realita telah sesuai dengan persentase peningkatan kompetensi siswa yang diharapkan sebelum dilakukan pelatihan.