Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tradisi Kritik Sebagai Indikator Autentisitas Hadis Nabi Zahrul Fata; Fachri Khoerudin
Dialogia Vol 18, No 2 (2020): DIALOGIA JURNAL STUDI ISLAM DAN SOSIAL
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/dialogia.v18i2.2437

Abstract

Abstract: Hadith criticism is a long-established tradition dating back to the time of the Companions and Successors (Tābi'īn) and continued growing until became a scientific discipline with its principles and rules. Nevertheless, some scholars, both Western and Muslim, have been criticized for such discipline and regarded it unscientific method and, therefore, need to be re-examined. This article attempt to highlight the efforts of Muslim scholars in establishing this scientific discipline. By using historical and critical analysis method, the study concluded that the tradition of hadith criticism which has been done by those scholars since their early periods show its accuracy in determining the validity of a hadith, either in the level of theory or application as well..الملخص: إن عملية النقد للتمييز بين الصحيح والسقيم تجاه الأحاديث النبوية ليست بأمر جديد بالنسبة إلى علماء الحديث، حيث وجدت جذور هذه العلمية في عصر الصحابة ثم توسعت في عصر التابعين حتى أصبحت علما مستقلا له مبادئه وقواعده، وعلى الرغم من ذلك فقد تصدى عدد من المفكرين المسلمين والمستشرقين في نقد هذا العلم زاعمين أن منهح النقد عند المحدثين لا يبني على قواعد علمية وبالتالي لا بد من إعادة النظر حوله، يحاول هذا البحث تسليط الضوء على جهود علماء الحديث فيترسيخ هذا العلم، وبانتهاج المنهج التاريخي التحليلي النقدي خرج البحث بأن ما أرساه العلماء في بناء هذا العلم منذ فتراته الأولى قد تببنت فعاليته في تنقيح الحديث النبوي سواء كان في مستوي التنظير أو التطبيق.Abstrak: Tradisi kritik dalam penetapkan otentitas suatu hadis bukan hal yang baru di kalangan ulama hadis. Tradisi tersebut telah mengakar sejak masa Sahabat dan terus berlanjut pada masa Tabi’in hingga berkembang menjadi disiplin ilmu dengan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidahnya yang sudah mapan. Kendati demikian beberapa sarjana, baik Barat maupun Muslim, menganggap metode kritik hadis yang dilakukan ulama tidak didasari kaidah ilmiah sehingga perlu diuji kembali secara kritis. Artikel ini berusaha menjabarkan bagaimana sebenarnya tradisi kritik yang dilakukan ulama terdahulu hingga menjadi sebuah disiplin ilmu. Menggunakan kajian historis analisis kritis, artikel ini menemukan bahwa tradisi kritik yang dibangun ulama sejak periode awal Islam menunjukkan keakuratan ilmu tersebut dalam penetapkan kesahihan sebuah hadis, baik dalam tataran teori maupun penerapannya.
الأخطاء في كتابة العدد والدعدود في الرسائل الجامعية Rina Hasna Sholihah; Zahrul Fata
Excelencia: Journal of Islamic Education & Management Vol. 1 No. 02 (2021): Excelencia : Journal of Islamic Education & Management
Publisher : Pascasarjana IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/excelencia.v1i02.281

Abstract

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo adalah salah satu lembaga yang mengkhususkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Dan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Arab Institut Agama Islam Negeri Ponorogo adalah kemampuan mereka dalam menulis penelitian ilmiah (skripsi) dalam bahasa arab yang baik dan benar sesuai dengan aturan tata bahasa (sintaksis) dan morfologi. Adapun tujuan penelitian ini adalah penelitian kesalahan studi dalam penulisan ‘adad dan ma’dud pada skripsi mahasiswa strata 1 yang terpilih program pendidikan bahasa arab IAIN Ponorogo tahun ajaran 2017/ 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena jenis data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang didapatkan melalui analisis dokumen. Peneliti menggunakan analisis data model Miles dan Huberman. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Kesalahan dalam penulisan ‘adad wal ma’dud pada skripsi mahasiswa pertama yaitu 21 kesalahan dari 70 kalimat yang menggunakan ‘adad wal ma’dud dengan prosentase 30%. 2) Kesalahandalam penulisan ‘adad wal ma’dud pada skripsi mahasiswa kedua yaitu 4 kesalahan dari 15 kalimat yang menggunakan ‘adad wal ma’dud dengan prosentase 26,7%. 3) Kesalahan dalam penulisan ‘adad wal ma’dud pada skripsi mahasiswa ketiga yaitu 14 kesalahan dari 91 kalimat yang menggunakan ‘adad wal ma’dud dengan prosentase 15,4%. 4) Kesalahan dalam penulisan ‘adad wal ma’dud pada skripsi mahasiswa keempat yaitu 21 kesalahan dari 62 kalimat yang menggunakan ‘adad wal ma’dud dengan prosentase 33,9%. 5) Kesalahan dalam penulisan ‘adad wal ma’dud pada skripsi mahasiswa kelima yaitu 28 kesalahan dari 62 kalimat yang menggunakan ‘adad wal ma’dud dengan prosentase 45,2%. Dan adapun analisis kesalahan, yang paling banyak analisis kesalahannya adalah kesalahan dalam penulisan ta’nisi al ‘adad wa tadzkirihi dan jumlahnya ada 58 kalimat.
الأخطاء النحوية في التذكير والتأنيث في الرسائل الجامعية Binti Ro’ichatul Janah; Zahrul Fata
Excelencia: Journal of Islamic Education & Management Vol. 1 No. 02 (2021): Excelencia : Journal of Islamic Education & Management
Publisher : Pascasarjana IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/excelencia.v1i02.402

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan nahwu terkait kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth yang terdapat dalam skripsi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Ponorogo Tahun Pelajaran 2018-2019. Dan setelah menggunakan metode analisis deskriptif, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Jumlah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth pada skripsi pertama sebanyak 26 kesalahan dari 217 kalimat dengan persentase kesalahan 12%. (2) Jumlah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth pada skripsi kedua adalah 17 kesalahan dari 199 kalimat dengan persentase kesalahan 9%. (3) Jumlah kesalahan Tadhkīrdan Ta'nīth pada skripsi ketiga adalah 11 kesalahan dari 150 kalimat dengan persentase kesalahan 7%, (4) Jumlah kesalahan Tadhkr dan Ta'nīth pada skripsi keempat adalah 40 kesalahan dari 202 kalimat dengan prosentase kesalahan sebesar 20%, (5) Jumlah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth pada skripsi kelima sebanyak 14 kesalahan dari 154 kalimat dengan persentase kesalahan sebesar 9%, (6) Jumlah Tadhkīr dan kesalahan Ta'nīth pada tesis keenam adalah 9 kesalahan dari 220 kalimat dengan persentase kesalahan 4%, (7) Jumlah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth Pada skripsi ketujuh adalah 19 kesalahan dari 172 kalimat dengan kesalahan persentase 11%, (8) Jumlah kesalahan Tadhkr dan Ta'nīth Pada tugas akhir kedelapan adalah 29 kesalahan dari 261 kalimat dengan persentase kesalahan 11%, (9) Jumlah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth Dalam tesis kesembilan adalah 35 kesalahan dari 199 kalimatdengan persentase kesalahan 18%, (10) Jumlah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth Pada skripsi kesepuluh adalah 12 kesalahan dari 175 kalimat dengan persentase kesalahan 7%. Dan kesalahan terbanyak adalah kesalahan Tadhkīr dan Ta'nīth pada fi'il dan fa'il yaitu berjumlah 70 kesalahan dengan prosentase 33%
Dialektika Teks dan Konteks dalam Framework Pemahaman Hadis Zahrul Fata; Muhammad Sofian Hidayat; Amir Sahidin
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/alquds.v7i1.5002

Abstract

The Dialectics of Text and Context in the Hadith Understanding FrameworkThe position of the Prophet Muhammad as a human being on the one hand and also as a messenger who received revelations has become an important concern among ‘Ulama and Muslim scholars in understanding his hadiths. For those who see him from the human side, an understanding that is too contextual will emerge and lead to the loss of the sacredness of hadith. On the other hand, for those who put forward the Prophet side, it creates an understanding that is too textual untill leading to be more rigid and irrelevant to apply. This study is as a framework in understanding hadith proportionally, when to be textual and when to be contextual. Through a literature study with a descriptive-analytical approach, there some conclusions are derived from this study. Firstly, too contextual understanding of hadith tends to be practiced by liberals, while too textual understanding tends to be practiced by Zhahiriyah school. Secondly, there needs to be a clear separating line between hadith tasyri' and ghairu tasyri' so as not to fall into a contextual or textual understanding only. Thirdly, there must be limitations related to contextual and textual understanding. In regards to the boundaries that should not be influenced by the context, six categories are presented, namely, matters of faith, basic acts of worship, legal foundations, morals, sunnatullah, and special characteristics of the Prophet Muhammad. Meanwhile, there are four categories of text boundaries that can be changed, namely, branches of worship, the prophet's orders regarding the leader's policies, what comes from the prophet in the form of research or custom, and the acts of the prophet in the form of human habits.