Bagaswoto Poedjomartono, Bagaswoto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bone Pain Palliative Therapy: The Role of Samarium (Sm)-153 in Bone Metastatic Tumor* Poedjomartono, Bagaswoto
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 2 (2009): Apr - Jun 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.91 KB)

Abstract

Pengobatan kanker dengan radioisotop, baik untuk terapi maupun paliatif, sudah sering dilakukan. Hal ini sudah banyak digunakan di daerah-daerah dengan angka prevalensi kanker tinggi, misalnya penggunaan radioiodine (I-131) untuk kanker tiroid deferensiasi baik dan Strontium(Sr)-89 serta Samarium(Sm)-153 untuk mengontrol rasa nyeri pada tulang yang terkena metastasis keganasan kanker. Sm-153 EDTMP mempunyai efek yang baik untuk mengobati pasien dengan metastasis ke tulang. Hampir semua pasien merasakan adanya penurunan rasa nyeri tulang dalam 24 jam sampai 3 hari setelah pemberian Sm-153 EDTMP. Sangat sedikit efek samping yang dilaporkan, di antaranya adanya sakit kepala ringan yang muncul dalam 24 jam setelah suntikan intravena Sm-153 EDTMP. Makalah ini akan membahas dan mengevaluasi efek terapeutik dan paliatif dari Sm-153 EDTMP pada pasien dengan keganasan yang bermetastasis ke tulang.Kata kunci: metastasis tulang, nyeri tulang, Sm-153 EDTMP 
Kemoembolisasi Transarterial (TACE) pada Karsinoma Hepatoselular (KHS) Poedjomartono, Bagaswoto; -, Sudarmanto
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 3 (2009): Jul - Sep 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.438 KB)

Abstract

Karsinoma hepatoselular (KHS) merupakan 5,6% dari seluruh kanker pada manusia. KHS menempati urutan ke-5 pada laki-laki dan ke-9 pada wanita. KHS juga menempati urutan ke-3 dari kanker sistem gastrointestinal setelah kanker kolorektal dan kanker lambung. Tingkat kematiannya sangat tinggi, menempati urutan ke-2 setelah kanker pankreas. Insiden karsinoma hepatoselular (KHS) di Asia Tenggara relatif tinggi pada laki-laki (18,35) dan wanita 5,70 per 100.000 penduduk. KHS mempunyai hubungan kuat dengan infeksi kronik virus hepatitis B (HBV), baik secara epidemiologis, klinis, maupun eksperimental. Karsinoma hepatoselular (KHS) juga mempunyai hubungan dengan virus hepatitis C (HCV), sirosis hati, aflatoxin, obesitas, diabetes melitus, dan alkohol.Diagnosis karsinoma hepatoselular (KHS) dapat ditegakkan dengan pemeriksaan biopsi sitohistologis, laboratorium, dan radiologi. Pemeriksaan laboratoris AFP yang sama atau lebih dari 400 ng/mL dan imajing USG sudah dapat digunakan sebagai parameter diagnosis karsinoma hepatoselular (KHS). Sedang pemeriksaan dengan CT atau MRI dapat mengidentifikasi adanya nodul hipervaskular arteri pada penyakit hati yang kronis.Pada KHS stadium dini, sebelum timbul vaskular yang dominan, bedah merupakan terapi pilihan. Tetapi, jika sudah timbul vaskularisasi yang dominan maka terapi kombinasi di antara bedah, ablasi, dan chemo dapat merupakan pilihan. Sedangkan pada tahap yang sudah menengah lanjut, terapi TACE merupakan pilihan.Keywords: KHS, KHS stadium menengah lanjut, TACE