Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Regulasi Kelaiklautan Dan Keselamatan Terhadap Pemasangan Alat Pendingin Frezeer Pada Kapal Ikan Sri Purwantini; Indah Saraswati
Nama Jurnal Akmi Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Sitektransmar November 2022
Publisher : LPPM AKMI SUAKA BAHARI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51578/j.sitektransmar.v4i2.53

Abstract

Vessels with a Gros Tonage of 88 and above equipped with ringsein fishing gear have an average permit for fishing areas that are far away, namely in the Makassar Sea, Natuna Sea, Java Sea and Eastern Indonesia Region, so with permits to catch far on the high seas these vessels requires a cooler that can last a long time to store the catch, and also to maintain the freshness of the fish and its quality. However, the installation of this cooling device has not been matched by the competence of the workers installing the freezer. Most of the freezer installation workers on fishing boats do not have a certificate in installing freezer cooling equipment. This study aims to identify and analyze regulations or legal rules regarding the supervision of the installation of Freezer coolers and regulations governing the competence of workers installing freezers and the authorities supervising their work. This study uses a qualitative method. Data collection methods through interviews, observation and documentation. Data were analyzed by analytical description method. The research results show that government regulations or policies governing the installation of freezer coolers on fishing vessels have not been regulated by the government, which has direct or indirect licensing and supervision implications.Kapal dengan Gros Tonage 88 ke atas yang dilengkapi dengan alat tangkap pursein rata-rata memiliki ijin wilayah tangkap yang jauh yaitu di laut Makasar, Laut Natuna, Laut Jawa dan Wilayah Indonesia Timur, sehingga dengan ijin tangkap yang jauh di laut lepas kapal-kapal ini membutuhkan alat pendingin yang bisa bertahan lama untuk menyimpan hasil tangkapanya, dan juga untuk menjaga kesegaran ikan dan kualitasnya. Akan tetapi pemasangan alat pendingin ini masih belum di imbangi dengan kompetensi pekerja pemasang frezeer. Sebagian besar pekerja pemasang freezer pada kapal ikan belum mempunyai sertifikat dalam pemasangan alat pendingin freezer. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis regulasi atau aturan hukum, mengenai pengawasan pemasangan alat pendingin Freezer dan Regulasi yang mengatur tentang kompetensi pekerja pemasangan freezer serta otoritas yang mengawasi pekerjaannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode deskripsi analitis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi atau kebijakan pemerintah yang mengatur dalam pemasangan alat pendingin freezer di kapal ikan belum diatur oleh Pemerintah yang berimplikasi perizinan dan pengawasan secara langsung maupun tidak langsung juga belum diatur.
Upaya Pencegahan Gangguan Keamanan Kapal dan Pelabuhan dalam Penerapan ISPS Code di Pelabuhan Tanjung Emas Pranyoto Pranyoto; Indah Saraswati; Milati Azka; Kundori Kundori
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengidentifikasi jenis-jenis Peralatan yang digunakan dalam penanganan keamanan di pelabuhan tanjung emas, mengidentifikasi dan menetapkan langkah-langkah keamanan di pelabuhan tanjung emas dan pentingnya simulasi penerapan ISPS Code di Pelabuhan Tanjung Emas. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. metode penelitian deskriptif digunakan peneliti dengan maksud untuk menggambarkan proses pencegahan gangguan keamanan dalam penerapan ISPS Code di Pelabuhan semarang. Data primer didapatkan langsung melalui wawancara dengan beberapa responden dan observasi langsung ke pelabuhan. Data sekunder diperoleh dari sumber dokumentasi, referensi jurnal, dan berbagai literatur yang mendukung tujuan dari penelitian ini. Data sekunder berupa identifikasi kewenangan otoritas pelabuhan yang diberikan mandat sebagai koordinator ISPS Code. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara secara mendalam dan studi dokumentasi kepada petugas. Analisa data melalui tiga tahap kegiatan yaitu penyajian, reduksi dan penarikan kesimpulan. Terdapat beberapa peralatan keamanan di pelabuhan antara lain CCTV, kartu identitas, X-ray keamanan, pagar pembatas, dan lampu penerangan. Pelabuhan yang minim fasiltas keamanan dapat memicu aksi kriminalitas di pelabuhan. Perlu dibuat sistem Keamanan pelabuhan secara sederhana mengacu pada tindakan pencegahan gangguan keamanan dan penegakan hukum yang dilakukan untuk melindungi pelabuhan dari terorisme dan aktivitas yang melanggar hukum.