Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Radiology Appearance of Malignant Peripheral Nerve Sheath Tumor: a Case Report Icksan, Aziza G; Simargi, Yopi; Syahruddin, Elisna; Hidajat, Heriawaty
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.632 KB)

Abstract

Malignant peripheral nerve sheath tumor (MPNST) merupakan sarkoma jaringan lunak yang jarang. Tumor ini meliputi MPNST sampai 10% dari 1-2 per 100.000 populasi/tahun kasus sarkoma jaringan lunak. Makalah ini memaparkan kasus MPNST yang ditemukan di permukaan tubuh, yaitu kepala bagian frontal, temporal, parietal kanan, leher, lengan kiri, torso, dan di organ-organ dalam yaitu otak, paru-paru, hepar, ginjal kanan, intraabdomen kiri, dan tanpa terkait dengan neurofibromatosis tipe 1 (NF1) serta tanpa riwayat terapi radiasi. Pasien hanya mengeluh sakit pada benjolan di punggung. Gambaran computed tomography (CT) otak ditemukan massa jaringan lunak di subkutis frontal dan parietal, serta lesi hipodens di serebri frontal yang menyangat di perifer setelah pemberian kontras dicurigai ke arah keganasan. Pada foto toraks dan CT paru ditemukan nodul multipel. Tampak pula massa pada ginjal kanan dan massa intrabdomen kiri. Massa heterogen pada hepar lobus kiri ditemukan pada ultrasonografi abdomen. Pemeriksaan histologi memastikan diagnosis MPNST. Pasien ini direncanakan untuk perawatan paliatif.Kata kunci: Radiologi. MPNST, sarkoma
Kesesuaian hasil ultrasonografi dan diagnosis klinis terhadap pemeriksaan histopatologis penderita limfadenitis tuberkulosis regio servikal Aditya, Mikhael; Simargi, Yopi
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2019.v2.20-26

Abstract

LATAR BELAKANGLimfadenopati regio servikal merupakan kasus yang sering terjadi sebagai manifestasi berbagai penyakit, termasuk tuberkulosis. Teknik pemeriksaan kelenjar getah bening yang menjadi standar baku adalah histopatologi. Pemeriksaan non-invasif berupa ultrasonografi (USG) dapat menjadi alternatif untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis kelenjar getah bening. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai kesesuaian USG sebagai alat diagnosis limfadenitis tuberkulosis, termasuk nilai akurasi, sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif dibandingkan dengan standar baku. METODEPenelitian dilakukan secara deskriptif retrospektif dengan teknik pengambilan sampel potong lintang (cross-sectional) menggunakan 100 rekam medis pasien limfadenopati regio servikal di rumah sakit (RS) Atma Jaya, Jakarta. Waktu pemeriksaan ultrasonografi dan histopatologi pada periode Oktober 2015 hingga Oktober 2017. Analisis data dilakukan untuk mengetahui akurasi, sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif, serta tingkat kemaknaan hasil ultrasonografi dan diagnosis klinis dalam mendiagnosis tuberkulosis. Analisis data menggunakan uji proporsi sampel dengan tingkat kemaknaan p<0.05. HASILSebanyak 59 pasien (59.0%) terdiagnosis tuberkulosis berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Akurasi, sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, dan nilai duga negatif ultrasonografi berturut-turut sebesar 69.0%; 59.3%; 83.0%; 83.3%; dan 58.6%. Pengujian data menunjukkan perbedaan bermakna hasil ultrasonografi terhadap hasil histopatologi (p=0.0005), sehingga hasil ultrasonografi dianggap belum sesuai secara statistik. KESIMPULANUltrasonografi belum dapat menjadi alternatif pilihan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis secara statistik, namun dapat menjadi alat evaluasi tuberkulosis yang baik. Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.