Romadhoni Romadhoni
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teaching and Learning Related Stressor merupakan Stressor yang Paling Dominan Terhadap Tingkat Stress dan Distress pada Mahasiswa Kedokteran Romadhoni Romadhoni; Wazna Rosyidatu Ahsanti; Ratih Widayati
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.1.2022.57-66

Abstract

Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran tingkat akhir mengalami stress dengan persentase sebesar 87,5%. Hal yang menyebabkan stress adalah mahasiswa merasa keberatan dengan tugas yang diberikan pada kuliah daring di era Covid-19. Tekanan negatif yang seperti ini dapat digolongkan dalam Academic Related Stressor (ARS). Mahasiswa kedokteran erat dengan stressor lainya seperti: Interpersonal and Intrapersonal Related Stressor (IRS), Teaching and Learning Related Stressor (TLRS), Social Related Stressor (SRS), Drive and Desire Related Stressor (DRS), Group Activity Related Stressor (GARS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stressor dengan skor distress pada mahasiswa kedokteran selama pandemi.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa kedokteran tahun keempat di salah satu Universitas Swasta di Jawa Tengah. Sampel dipilih dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner Medical Student Stressor Questionnaire untuk stressor dan Kessler Psychological Distress Scale untuk tingkat distres. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan regresi logistik ordinal.Hasil: Jumlah subjek penelitian adalah sebanyak 85 orang. 75% responden menghadapi ARS sebagai pemicu stress sedang. Hampir 75% responden menghadapi variabel IRS, TLRS, SRS, DRS, dan GARS sebagai pemicu stress ringan. Hampir 75% mahasiswa tidak mengalami distress. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh p value<0,05. Analisis multivariat dengan regresi logistik ordinal dengan p value terkecil (0,017) yang ada pada variabel TLRS.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara stress dengan skor distress pada mahasiswa kedokteran selama pandemi. Stressor yang paling berpengaruh adalah TLRS.
Hubungan Postur Kerja, Masa Kerja, dan Durasi Kerja dengan Kejadian Low Back Pain pada Pekerja Wanita di Pabrik Bulu Mata Artifisial Annisa Dwi Puspitaningrum; Muhammad Riza Setiawan; Romadhoni Romadhoni
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 5, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.5.1.2023.24-29

Abstract

Latar Belakang: Low back pain (LBP) menjadi masalah tersering di seluruh dunia, dan menjadi penyebab utama penyakit akibat kerja yang dapat menim-bulkan kecacatan. Low back pain sering dikenal dengan nyeri punggung bawah. Prevalensi LBP didominasi oleh perempuan. Postur keja, masa kerja, dan durasi kerja mengakibatkan terjadinya LBP. Hubungan antara postur kerja, masa kerja, dan durasi kerja dengan kejadian LBP pada pekerja wanita pabrik bulu mata artifisial dianalisis sebagai tujuan penelitian ini.Metode: Penelitian ini ialah penelitian observasional analitik melalui pendekatan cross sectional dengan teknik total sampling. Sampel merupakan pekerja wanita pabrik bulu mata artifisial PT. X kabupaten Purbalingga yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian LBP dilakukan dengan kuesioner Nordic body map, sedangkan penilaian postur kerja menggunakan RULA. Uji statistik menggunakan uji kolerasi Rank Spearman.Hasil: Hasil analisis didapat postur kerja signifikan berhubungan dengan LBP (p=0,000; r=0,758), masa kerja signifikan berhubungan dengan LBP (p=0,000; r=0,604), dan durasi kerja signifikan berhubungan dengan LBP (p=0,000; r=0,557).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara postur kerja, masa kerja dan durasi kerja dengan kejadian LBP pada pekerja wanita di pabrik bulu mata artifisial.