Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Acceptance Model for Family Planning Program in Baduy’s Remote Indigenous Community in Leuwidamar District, Lebak Banten Idi Dimyati; Ahmad Sihabudin; Melati Mediana Tobing
International Journal of Social and Management Studies Vol. 3 No. 6 (2022): December 2022
Publisher : IJOSMAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5555/ijosmas.v3i6.246

Abstract

In the beginning, Baduy’s Remote Indigenous Community (KAT Baduy) received the family planning program, they were generally using implants then changed to pill contraceptives. Currently, almost all family planning acceptors in Baduy use injectable contraception. Based on this phenomenon, this research examined what channels or media play a role in the spread of family planning and how it relates to the effectiveness of their innovation acceptance in the Baduy community. The research method is an explanatory survey using frequency distribution analysis, with Spearman correlation analysis to determine the relationship between variables. The results show all communication channels or reference sources of information from respondents who obtain information about Family Planning (KB). With 200 samples from 1528 family planning acceptors in KAT Baduy (1503 family planning acceptors in Outer Baduy and 25 family planning acceptors in Inner Baduy), most of the respondents received information about family planning from their relatives or neighbors. Only 22% of respondents admitted that health workers or midwives were their sources of family planning information. Posyandu cadres were a source of family planning information for 21% of respondents. Village officials which are customary leaders or kakolot adat are only mentioned by 7% of respondents as a source of family planning information. The remaining 1% have received family planning information from other sources such as friends or the media. The majority of respondents stated that their decision to take family planning or accept the concept of family planning was only about 6 months. In a conclusion, the relationship between the type of communication channel and the effectiveness of innovation acceptance has a positive and "quite strong" relationship. For recommendation, this research suggests to health worker from Cisimeut Health Center keep their internal task of providing health services and assistance to Baduy residents in Kanekes Village, though there are challenges from external parties which builds overlapping and miscoordination health services with several social actions and health volunteers from outside Baduy.
Analisis Informasi Organisasional Kelompok Masyarakat Siaga Bencana Dalam Upaya Mengurangi Risiko Bencana Dawam Syukron; Ahmad Sihabudin; Nurprapti Wahyu Widyastuti
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.3915

Abstract

Sebagai wilayah yang berpotensi dan kerap kali dilanda bencana tentu akan menimbulkan kehawatiran di masyarakat. Kelompok Masyarakat Siaga Bencana (KMSB) di Desa Walikukun Kabupaten Serang, membantu untuk menurunkan tingkat kecemasan yang ada di masyarakat. Hal ini ditandai dengan informasi-informasi yang berkembang mengenai tanda-tanda bencana, potensi bencana yang akan datang dapat dikonfirmasikan kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis proses informasi organisasional dengan pendekatan Karl Weick yang dilakukuan KMSB Walikukun dalam upaya mengurangi resiko bencana melalui.penseleksian informasi untuk mengurangi ketidakjelasan informasi bencana.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena peneliti ingin mendeskripsikan keadaan yang diamati di lapangan dengan lebih spesifik, transparan, dan mendalam. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi dan kejadian sehingga data yang akan terkumpul bersifat deskriptif untuk mengidentifikasi lingkungan informasi di KMSB. Hasil penelitian ini menunjukkan KMSB di Desa Walikukun terdapat (1) Informasi tentang potensi lokasi yang rentan akan bencana dan tanda-tanda bencana datang dari berbagai pihak, baik dari pihak internal maupun external. (2) KMSB Desa Walikukun mengelola informasi melalui pembuatan peta social bencana dan Transcheck yang kemudian dibuat skala prioritas. (3) Dalam menggunakan dan mengkomunikasikan informasi yang telah diputuskan melalui media rapat forum dan media komunikasi, serta melibatkan pihak ketiga dalam proses tindak lanjut upaya penangulangan bencana. Jika dikaitkan dengan asumsi dari teori yang melandasi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa organisasi yang ingin mempertahankan keberadaannya di tengah-tengah lingkungan masyarakat harus siap dengan berbagai informasi yang datang. Demikian karena organisasi tidak bisa lepas dari lingkungan informasi yang bisa saja menimbulkan ketidakjelasan dalam proses menerimanya. KMSB Walikukun dituntut harus dapat memahami informasi tersebut melalui pemrosesan informasi sehingga dapat ditemukan informasi yang berguna bagi organisasi dan dapat dilakukan umpan balik terhadap informasi tersebut