syurrahmi syurrahmi
Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN LAMA MENGETIK TERHADAP TERJADINYA MYOFASCIAL TRIGGER POINT SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA PEKERJA RENTAL: RELATIONSHIP BETWEEN LONG TYPING AND MYOFASCIAL TRIGGER POINT UPPER TRAPEZIUS MUSCLE SYNDROME IN RENTAL WORKERS syurrahmi syurrahmi; Ainnur Rahmanti; Luberto Purna
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2023): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v5i1.179

Abstract

Abstrak Posisi bekerja saat mengetik berhubungan erat dengan masalah ergonomi atau kenyamanan, terutama di bidang desain, posisi, dan sikap tubuh yang tepat. MTrPs adalah suatu kondisi menggambarkan rasa nyeri deskriptif pada jaringan lunak akut atau kronis, yang terjadi pada otot atau fasia otot. MTrPs menimbulkan kontraksi knot atau node yang dapat terbentuk dalam sebuah taut band otot yang menjadi sumber rasa sakit. Nyeri atau rasa tidak nyaman berupa rasa tertusuk perih, berdenyut, rasa sayatan, dan terbakar pada jaringan ikat longgar yang membungkus otot trapezius dikarenakan adanya trigger point. Data pekerja komputer di wilayah Pedurungan Wetan sebanyak 24 pekerja. Metode penelitian ini adalah pra eksperimen one group pre and post test design dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah pekerja rental yang bekerja di Tlogosari Wetan, Pedurungan, Kota Semarang. Instrumen penelitian menggunakan VAS (Vasual Analog Skill). Tahapan penelitian terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data penelitian. Langkah yang dilakukan pada tahap persiapan adalah studi literatur, survey lapangan, sosialisasi kepada pekerja rental. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pengambilan data. Hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan lama mengetik dengan terjadinya kondisi MTrPs Otot Uper Trapezius. Uji hipotesis yang digunakan adalah Chi Square Test untuk menganalisis signifikansi hubungan lama mengetik terhadap terjadinya myofascial trigger point syndrome otot upper trapezius pada pekerja rental. Pada perhitungan analisis data, diperoleh nilai p sebesar 0,000 sehingga p < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama mengetik terhadap terjadinya myofascial trigger point syndrome otot upper trapezius pada pekerja rental. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak dapat mengontrol responden dalam mengendalikan lama waktu bekerja. Kata kunci : Lama Mengetik, Myoasial Trigger Point, Nyeri Otot Uper Trapezius
PENERAPAN MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI DI RUMKIT TK.III 04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG syurrahmi syurrahmi; Ainnur Rahmanti; Miya Nur Azizah
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2023): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jufdikes.v5i1.207

Abstract

Nyeri merupakan pengalaman pribadi yang diekspresikan secara berbeda. Tindakan medis yang sering menimbulkan nyeri adalah pembedahan. Pasien pasca operasi memerlukan perawatan yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh, dengan pemberian intervensi mobilisasi dini. Latihan mobilisasi dini ini dilakukan mulai 8 jam – 24 jam pasca oprasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan pemberian latihan mobilisasi dini untuk penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pendekatan pada satu kasus. Pengukuran skala nyeri post operasi ini menggunakan skala Numeric Rating Scale. Metode pegumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan lembar observasi dan sop mobilisasi dini dengan kriteria inklusi pasien 8 jam post operasi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 2 orang, Tingkat nyeri numeric rating scale 7-9 (nyeri berat), Berdasarkan analisa data didapatkan hasil bahwa tingkat nyeri responden I dari skala 7 (nyeri berat) menurun menjadi skala 4 (nyeri ringan), responden II dari skala 7 (nyeri berat) menurun menjadi 5 (nyeri sedang). Hasil diatas menunjukan bahwa kedua subjek penelitian mengalami penurunan skala nyeri yang signifikan dari skala berat menjadi skala sedang. Penerapan mobilisasi dini terhadap penurunan skala nyeri pada pasien pasca operasi direkomendasika sebagai penerapan terapi yang efektif dalam menurunkan skala nyeri.
PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN HOME PROGRAM PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DI TLOGOSARI WETAN, SEMARANG TIMUR syurrahmi syurrahmi; Purna Luberto
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 4 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v4i2.169

Abstract

Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan yang muncul saat terjadi penekanan saraf median yaitu pada saraf yang mengontrol indera perasa dan pergerakan di dalam pergelangan dan tangan. Masalah ini muncul saat terjadi penekanan saraf median yaitu pada saraf yang mengontrol indera perasa dan pergerakan di dalam pergelangan dan tangan.Saraf tersebut melintang melewati struktur pada pergelang an tangan yang berbentuk terowongan saraf median menyusut dan berpindah ke arah pergelangan tangan. Biasanya, sindrom karpal tunnel ini menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu. Pada tingkatan yang masih tergolong ringan, gejala dari sindrom carpal tunnel bisa diredakan dengan penggunaan splint pada pergelangan tangan, atau menghindari aktivitas tertentu terlebih dahulu.Apabila tekanan pada saraf median terus terjadi, saraf lama-kelamaan akan rusak dan gejala akan semakin parah. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, pasien mungkin harus menjalani operasi untuk menghilangkan tekanan pada saraf median. Carpal Tunnel Syndrome adalah kondisi yang seringnya dialami oleh penggunaan komputer, kasir, tukang daging, petugas kebersihan, dan pekerja lainnya yang memungkinkan kedua tangan melakukan gerakan berulang dalam waktu yang lama. Home program merupakan program terapi yang dilakukan di rumah. Program ini bisa dilakukan oleh orangtua atau orangtua bersama terapis, yang penting harus dijalankan secara terpadu. Home program sangat beragam dan luas, bentuknya tidak formal. Namun, bisa lebih fleksibel dan “berbau rumahan”, belajar sambil bermain, belajar sambil berbicara, dan belajar sambil berkomunikasi. Walaupun sederhana, aktivitass ini besar artinya untuk meningkatkan kemampuan fungsional. Masyarakat Gasem Wulung Asri khususnya perkumpulan PKK sering mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan. Untuk mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome maka perlu diberikan pengetahuan tentang gejala-gelaja khususnya Home program dalam mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Target luaran berupa tercapainya pemberdayaan masyarakat dan meningkatnya kesadaran serta pengetahuan tentang Carpal Tunnel Syndrome, terbublikasinya hasil pengabdian masyarakat di jurnal nasional, serta media elektronik.