Edwin Setiawan
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

E-Subak: Digitalisasi Subak Terintegrasi Smartphone Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Agraris Petani Bali Pasca Pandemi Defan Agmu Ahmad Ardiansyah; Edwin Setiawan
Interaktif : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 14, No 1 (2022): Mei
Publisher : Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 menghantam perekonomian Indonesia secara drastis sejak awal kemunculannya pada triwulan II tahun 2020. Semua sektor turut terdampak dan salah satu yang paling parah adalah sektor pariwisata, termasuk di Provinsi Bali. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat gelombang migrasi tenaga kerja dari sektor pariwisata ke pertanian meningkat 17,9% di tahun 2020 atau setara dengan 545,5 ribu orang. Laju perpindahan yang cukup tinggi kurang diimbangi dengan pemerataan kompetensi agraris yang cukup bagi para petani. Kerentanan ini mengancam kelestarian dan menuntut kesiapan pengelolaan lahan pertanian. Pertanian di Bali memiliki sistem pengairan air secara berkelanjutan bernama Subak yang memiliki sejumlah nilai sosial religi dengan berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana serta terangkum dalam peraturan daerah yaitu awig-awig. Namun, berkaca pada fakta di lapangan yang menunjukkan masih minimnya pengimplementasian subak secara menyeluruh bagi para petani maka urgensi dari inovasi ini semakin tinggi. Studi ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu Kepustakaan dan Dokumenter serta Intuitif Subjektif dengan menggunakan data kualitatif. Melalui metode ini akan dirumuskan sejumlah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa inovasi ini akan mengusung konsep digitalisasi sektor pertanian Bali melalui pendekatan nilai Tri Hita Karana dalam sebuah platform aplikasi E-Subak, di mana bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemberdayaan bagi para petani baru dan lama untuk bisa mengelola pertanian secara lebih berkelanjutan terlebih pasca pandemi Covid-19. Aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur unggulan yang dikemas secara menarik dan aplikatif. Adanya inovasi E-Subak dapat menjadi win win solution dalam meningkatkan kompetensi agraris petani Bali serta digitalisasi sektor pertanian guna mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals 2030. 
E-Subak: Digitalisasi Subak Terintegrasi Smartphone Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Agraris Petani Bali Pasca Pandemi Defan Agmu Ahmad Ardiansyah; Edwin Setiawan
Interaktif : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 14 No. 1 (2022): Mei
Publisher : Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.interaktif.2022.014.01.1

Abstract

Pandemi Covid-19 menghantam perekonomian Indonesia secara drastis sejak awal kemunculannya pada triwulan II tahun 2020. Semua sektor turut terdampak dan salah satu yang paling parah adalah sektor pariwisata, termasuk di Provinsi Bali. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat gelombang migrasi tenaga kerja dari sektor pariwisata ke pertanian meningkat 17,9% di tahun 2020 atau setara dengan 545,5 ribu orang. Laju perpindahan yang cukup tinggi kurang diimbangi dengan pemerataan kompetensi agraris yang cukup bagi para petani. Kerentanan ini mengancam kelestarian dan menuntut kesiapan pengelolaan lahan pertanian. Pertanian di Bali memiliki sistem pengairan air secara berkelanjutan bernama Subak yang memiliki sejumlah nilai sosial religi dengan berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana serta terangkum dalam peraturan daerah yaitu awig-awig. Namun, berkaca pada fakta di lapangan yang menunjukkan masih minimnya pengimplementasian subak secara menyeluruh bagi para petani maka urgensi dari inovasi ini semakin tinggi. Studi ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu Kepustakaan dan Dokumenter serta Intuitif Subjektif dengan menggunakan data kualitatif. Melalui metode ini akan dirumuskan sejumlah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa inovasi ini akan mengusung konsep digitalisasi sektor pertanian Bali melalui pendekatan nilai Tri Hita Karana dalam sebuah platform aplikasi E-Subak, di mana bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemberdayaan bagi para petani baru dan lama untuk bisa mengelola pertanian secara lebih berkelanjutan terlebih pasca pandemi Covid-19. Aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur unggulan yang dikemas secara menarik dan aplikatif. Adanya inovasi E-Subak dapat menjadi win win solution dalam meningkatkan kompetensi agraris petani Bali serta digitalisasi sektor pertanian guna mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals 2030. 
E-Subak: Digitalisasi Subak Terintegrasi Smartphone Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Agraris Petani Bali Pasca Pandemi Defan Agmu Ahmad Ardiansyah; Edwin Setiawan
Interaktif : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 14 No. 1 (2022): Mei
Publisher : Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.interaktif.2022.014.01.1

Abstract

Pandemi Covid-19 menghantam perekonomian Indonesia secara drastis sejak awal kemunculannya pada triwulan II tahun 2020. Semua sektor turut terdampak dan salah satu yang paling parah adalah sektor pariwisata, termasuk di Provinsi Bali. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat gelombang migrasi tenaga kerja dari sektor pariwisata ke pertanian meningkat 17,9% di tahun 2020 atau setara dengan 545,5 ribu orang. Laju perpindahan yang cukup tinggi kurang diimbangi dengan pemerataan kompetensi agraris yang cukup bagi para petani. Kerentanan ini mengancam kelestarian dan menuntut kesiapan pengelolaan lahan pertanian. Pertanian di Bali memiliki sistem pengairan air secara berkelanjutan bernama Subak yang memiliki sejumlah nilai sosial religi dengan berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana serta terangkum dalam peraturan daerah yaitu awig-awig. Namun, berkaca pada fakta di lapangan yang menunjukkan masih minimnya pengimplementasian subak secara menyeluruh bagi para petani maka urgensi dari inovasi ini semakin tinggi. Studi ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu Kepustakaan dan Dokumenter serta Intuitif Subjektif dengan menggunakan data kualitatif. Melalui metode ini akan dirumuskan sejumlah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa inovasi ini akan mengusung konsep digitalisasi sektor pertanian Bali melalui pendekatan nilai Tri Hita Karana dalam sebuah platform aplikasi E-Subak, di mana bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemberdayaan bagi para petani baru dan lama untuk bisa mengelola pertanian secara lebih berkelanjutan terlebih pasca pandemi Covid-19. Aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur unggulan yang dikemas secara menarik dan aplikatif. Adanya inovasi E-Subak dapat menjadi win win solution dalam meningkatkan kompetensi agraris petani Bali serta digitalisasi sektor pertanian guna mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals 2030.Â