Hadyan Nandana Santosa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Variasi olahan sambal di Hindia-Belanda abad 19 sampai awal Abad 20 Hadyan Nandana Santosa
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.32 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p452-458

Abstract

The 1864 chef bitja became the first cookbook in the Netherlands. Recipes contained in the book indicate a mixture of earthly and European cuisine. The recipe for chili sauce became a major dominance in this book. More than the indis' culture that began to develop since the 17th century became a major influence on the formation of different types of cuisine. Even the Indian culture produced the rijsttafel meal, which also included a variety of the local sambel dish. Moreover, the sambel in the Dutch Indian era was able to produce a variety of different forms of sambel. It thus began to identify the variations of childishly refined on Dutch subjects from the 19th to early 20th centuriesKokki Bitja yang terbit di tahun 1864, merupakan buku resep masakan pertama yang ada di Hindia-belanda. Resep-resep masakan yang termuat dalam buku itu mengindikasikan memuat mengenai perpaduan antara masakan kalangan bumiputra dengan masakan Eropa. Resep pembuatan sambal menjadi dominasi besar di dalam buku ini. Terlebih kebudayaan Indis yang mulai berkembang sejak abad ke-17 menjadi pengaruh besar terhadap terbentuknya perpaduan jenis masakan. Bahkan kebudayaan Indis tersebut menghasilkan cara makan Rijsttafel yang berpadu dengan variasi menu masakan lokal berupa sambel. Selain itu, sambel dalam proses akulturasi masa Hindia Belanda tersebut mampu menghasilkan macam-macam variasi bentuk cita rasa sambel. Sehingga bermula dari sinilah tulisan ini mengidentifikasikan berbagai variasi olahan sambal yang ada di bumi jajahan Belanda pada abad 19 sampai awal abad 20.
Mereka yang dikambinghitamkan oleh partai politik Islam Hadyan Nandana Santosa
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 17, No 1 (2023): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v17i12023p126-130

Abstract

Apakah terbayang dalam pikiran, atau barangkali tengah berlangsung dalam kehidupan, apabila tuduhan atas tindakan yang tidak sebagaimana mestinya dilakukan menyelimuti sepanjang hayat hidup? Jika hal tersebut terjadi, pasti, kesempatan untuk mendapatkan tidur nyenyak tidak akan mudah diraih. Tentu akan lebih parah jika perasaan itu terjadi dan diseret-seret dalam kehidupan sosial masyarakat sampai berganti menjadi pelabelan yang mengakar kuat di hadapan anak cucu dan generasi yang lebih lanjut. Belum lagi jika pelabelan itu dimanifestasikan ke dalam konstruksi moralitas bermasyarakat. Pasti persoalan akan menjadi semakin runyam. Oleh karenanya, tidak pernah ada yang merelakan jika hal itu terjadi, dan tak pernah bisa disangkal secara spontan jika pelabelan itu mencari korban-korban lain yang akan dikambinghitamkan