Max Rudolf Muskananfola
Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dinamika Perubahan Luasan dan Kerapatan Ekosistem Mangrove Di Kawasan Taman Nasional Sembilang Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 Sigit Febrianto; Hanan Azzahra Syafina; Nurul Latifah; Max Rudolf Muskananfola
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 3 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i3.14909

Abstract

The Mangrove Ecosystem is the most extensive forest in the Sembilang National Park (TNS) area. This area is located on the east coast of South Sumatra Province. The Sembilang National Park area has a natural mangrove forest of 88,555 ha. This area is known as the largest natural mangrove forest on the island of Sumatra. The purpose of this study was to determine changes in the area and density of mangroves in a period of 5 years using Landsat 8 satellite imagery. The results of the analysis show that the mangrove area in 2014 was 92,731 ha and the mangrove area in 2019 was 88,586 ha, the area decreased by 4,145 ha or about 4.5%. The main factors influencing changes in mangrove area and density are human activities such as land clearing near mangrove forest areas. In addition, there are natural factors that are dominantly influenced by abrasion and river sedimentation.   Ekosistem Mangrove merupakan hutan paling luas yang terdapat di kawasan Taman Nasional Sembilang (TNS). Kawasan ini terletak di pesisir timur Provinsi Sumatera Selatan. Kawasan TN Sembilang memiliki hutan mangrove alami seluas 88.555 ha. Kawasan ini dikenal sebagai hutan mangrove alami terluas di Pulau Sumatera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan luasan dan kerapatan mangrove dalam kurun waktu 5 tahun menggunakan citra satelit Landsat 8. Teknik analisis spasial yang digunakan untuk mengkelaskan mangrove dan non mangrove serta kerapatan dengan menggunakan Supervised Classification dan NDVI. Hasil analisa menunjukkan bahwa luasan mangrove pada tahun 2014 seluas 92.731 ha dan luasan mangrove tahun 2019 seluas 88.586 ha, luasan mengalami penurunan sebesar 4.145 ha atau sekitar 4,5%. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan luas dan kerapatan mangrove yang utama adalah aktivitas manusia seperti pembukaan lahan di dekat area hutan mangrove. Selain itu, terdapat faktor alam mempunyai yang dominan dipengaruhi oleh abrasi dan sedimentasi sungai.
ISOLASI DAN PENAPISAN AKTINOMISETES YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN ENZIM PROTEASE DARI TAMBAK IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI KECAMATAN TUGU, SEMARANG Farha Tsabita Amanina; Max Rudolf Muskananfola; Diah Ayuningrum
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 18, No 4 (2022): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.18.4.%p

Abstract

Limbah pada sedimen tambak bandeng berupa bahan organik, bersumber dari sisa pakan dan hasil metabolisme. Limbah ini mengandung protein yang tinggi, apabila tidak diproses dengan baik dapat mencemari lingkungan perairan. Aktinomisetes merupakan organisme tanah yang memiliki peran penting dalam proses dekomposisi bahan organik dengan bantuan enzim. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi aktinomisetes yang mampu menghasilkan enzim protease. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu deskriptif eksploratif. Sampel sedimen diambil dari dasar tambak ikan bandeng Kecamatan Tugu, Semarang pada 2 titik outlet tambak dengan metode coring modifikasi. Proses isolasi dilakukan menggunakan media IM5, IM6, IM7 dan IM8 dengan metode pour plate, sedangkan purifikasi dengan media IM6 dan IM8 menggunakan metode streak plate. Isolat diskrining dengan media spesifik Skim Milk Agar untuk melihat zona hambat di sekitar koloni sehingga diketahui Indeks Proteolitik (IP). Sebanyak 11 dari 17 isolat aktinomisetes mampu memproduksi enzim protease, tiga isolat berasal dari media IM6 dan 8 isolat dari media IM8. Diperoleh tiga isolat dengan kemampuan paling baik dalam menghasilkan enzim protease dengan nilai IP diatas 1,5, yaitu isolat VTB 1.1, VTB 1.2 dan YTB 1.2. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa ketiga isolat tersebut mampu menjadi agen pendekomposisi kandungan protein berlebih pada sedimen tambak.