mahdaniyal hasanah nuriyyatiningrum
uin walisongo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Unity of Sciences (UoS) as a Paradigm For Indonesian Islamic Family Law Reconstruction. Junaidi Abdillah; Mahdaniyal Hasanah Nuriyyatiningrum; Nafila Inarotussofia Miftahunnaja
al-'adalah Vol 19, No 1 (2022): AL-'ADALAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/adalah.v19i1.10189

Abstract

Unity of Sciences (UoS) as a Paradigm For Indonesian Islamic Family Law Reconstruction. This article aims to examine the use of the Unity of Sciences (UoS) application in efforts to reconstruct family law in Indonesia. This is because the existence of Islamic family law in this country has gained a good place in people's lives, evidenced by the transformation of several al-ahwāl al-shakhsyiyah’s (Islamic Family Law) materials into national law. This transformation, even though it implies a renewal entity, however, at the same time, it draws a lot of criticism from some circles, ranging from constructive to deconstructive criticism. This study is a research library that uses a philosophical approach and a siyāsah shar'iyyah‘s (Islamic politics of Law) perspective. The data were obtained through document-juridical sources which were then analyzed using inductive analysis and critical reflection. This study concludes that the characteristics of Islamic family law reform in the form of statutory regulations have used a reformative approach and burhāni reasoning. In addition, to respond to and anticipate the dynamics and legal changes that are profane in nature, Islamic law requires a Unity of Sciences (UoS) approach so that Islamic law can be grounded in Indonesia.
PENETAPAN HAK WARIS ORANG YANG MATI BERSAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Mahdaniyal Hasanah Nuriyyatiningrum
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 6, No 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33853/istighna.v6i1.461

Abstract

Peristiwa kematian erat kaitannya dengan peristiwa berikutnya, yaitu pembagian waris. Perkara waris di dalam tatanan hidup keseharian bukan hal yang remeh sebab perkara tersebut berkorelasi erat dengan pembagian harta, dan akan sangat sensitif apabila tidak diselesaikan secara adil dan menuai sengketa antar keluarga. Penetapan ahli waris dapat dilakukan secara cepat apabila diketahui secara pasti siapa yang wafat lebih dahulu, dan siapa yang masih hidup. Akan tetapi, yang terjadi tidak selalu demikian. Di dalam disiplin ilmu waris Islam terdapat masalah-masalah yang mendapat perhatian khusus karena terkait dengan statusnya yang belum jelas. Di antara masalah-masalah itu adalah permasalahan waris orang yang mati bersama. Persoalan waris untuk kasus orang yang mati bersama mengemuka sebab di tahun ini terjadi banyak musibah di tanah air yang menelan banyak korban jiwa, yang bisa jadi di antara mereka memiliki hubungan kewarisan. Peristiwa ini tentu akan menimbulkan persoalan tentang siapa yang menjadi pewaris dan siapa yang menjadi ahli waris, apakah mereka saling mewarisi atau tidak. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui penetapan hak waris bagi orang yang mati secara bersama dalam perspektif hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dengan pendekatan kualitatif, dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara garis besar untuk kasus waris orang yang mati bersama tidak saling mewarisi satu sama lain.