Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Legal Protection for Customers Using Online Loan Services Irene Puteri A. S. Sinaga
Jurnal Daulat Hukum Vol 5, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Magister of Law, Faculty of Law, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jdh.v5i3.26723

Abstract

Currently, financial technology (fintech) is developing rapidly in Indonesia. The number of available fintech operating companies is increasing. The role of the Financial Services Authority is very important in supervising fintech-based companies in Indonesia in accordance with their authority in the field of financial services in general. The functions and authorities of the Financial Services Authority (in Bahasa “OJK”) are contained in Articles 4 and 5 of the Financial Services Authority Law with the aim of protecting consumers from all activities in the financial sector. This is also stated in Act No. 8 of 1999 concerning Consumer Protection (Consumer Protection Law) specifically in the field of Financial Services Products. Other rules regarding fintech supervision are contained in the Financial Services Authority Regulation Number 77/POJK. 01/2016 concerning Information Technology-Based Lending and Borrowing Services. The problem discussed is how is legal protection for customers in online loan agreements? What are the steps taken by the government to protect the rights of consumers who use illegal online loan services? The research method used is a normative juridical approach. Sources and types of research data collected by library studies include primary data, secondary data and tertiary data after being analyzed qualitatively. As of the time of writing, the regulations regarding OJK supervision of fintech-based companies are still minimal, so the importance of consumer protection in Indonesian law enforcement because there are still complaints from people in Indonesia in using online loan services. As of the time of writing, the regulations regarding OJK supervision of fintech-based companies are still minimal, so the importance of consumer protection in Indonesian law enforcement because there are still complaints from customer in Indonesia in using online loan services. Therefore, the importance of the involvement of the Financial Services Authority in providing guarantees of legal protection for the public, especially customers who use online-based lending and borrowing services.
Perlindungan Hukum dan Partisipasi Masyrakat untuk Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Covid-19 Debora Pasaribu; Rizky P.P. Karo Karo; Irene Puteri A. S. Sinaga
Jurnal Lemhannas RI Vol 9 No 3 (2021)
Publisher : Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55960/jlri.v9i3.403

Abstract

Seperti kita ketahui bersama, saat ini seluruh dunia termasuk negara kita Indonesia mengalami pandemi yang diakibatkan oleh wabah virus corona atau covid-19. Pernyataan Pandemi dinyatakan oleh Direktur WHO bahwa covid-19 ini merupakan pandemic. Pandemi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Di Indonesia pandemic ini memicu adanya kedaruratan kesehatan masyarakat. Pandemic ini berakibat bukan hanya pada kesehatan, namun pada bidang sosial ekonomi, terutama pada penyediaan kebutuhan dasar masyarakat dalam bentuk penyediaan pangan. Kemudian bagaimana masyarakat dapat diberdayakan agar dapat mencukupi kebutuhannya sendiri? Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa kebijakan Pemerintah dalam penyediaan pangan yang cukup bagi masyarakat menghadapi pandemic corona. Metode penelitian yakni metode yuridis normative. Peneliti menggunakan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan topik Penelitian dan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pandangan kepada Pemerintah dimana kebijakan impor pangan dilakukan sebagai upaya terakhir. Pemerintah melalui Kementerian yang berwenang dan Pemerintah daerah wajib memberikan perlindungan hukum wajib diberikan ke petani dalam bentuk nyata, misalnya bantuan tunai untuk meningkatkan produktivitas pertanian.