Giri Harto Wiratomo
Universitas Negeri Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENGGALI NILAI-NILAI PANCASILA MASYARAKAT GENTING KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI UPAYA KONSERVASI PANCASILA Giri Harto Wiratomo; Suprayogi Suprayogi; Natal Kristiono; Noorochmat Isdaryanto; Abdul Basit
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 9, No 2 (2022): Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v9i2.19202

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini didasari oleh pentingnya melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sosial budaya masyarakat. Keunikan desa ini adalah masyarakatnya yang masih menjaga dan merawat budaya melalui tradisi lokal, petuah hidup, dan tempat bersejarah. Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi nilai-nilai budaya dalam masyarakat Genting Kabupaten Semarang sebagai bagian mengkonservasi nilai-nilai Pancasila, faktor pendukung dan penghambat, dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengkonservasi nilai-nilai Pancasila. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara (in-depth interview), Forum Group Discussion (FGD), dokumentasi, dan observasi. Hasil dan pembahasan yaitu mengkonservasi nilai-nilai Pancasila artinya merawat, menjaga dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya melalui budaya masyarakat di desa Genting. Nilai-nilai Pancasila perlu dikonservasi agar tidak punah dan lestari dalam masyarakat pada level lokal. ABSTRACTThis research is based on the importance of preserving the values of Pancasila in the socio-cultural life of the community. The uniqueness of this village is the people who still maintain and care for the culture through local traditions, life advice, and historical places. The purpose of this study is to explore cultural values in the Genting community of Semarang Regency as part of conserving Pancasila values, supporting and inhibiting factors, and what efforts are being made to conserve Pancasila values. The research method used is qualitative. Collecting data using observation, interviews (in-depth interview), Forum Group Discussion (FGD), documentation, and observation. The results and discussion are conserving the values of Pancasila, which means caring for, maintaining and defending the values of Pancasila. One of them is through the culture of the people in Genting village. Pancasila values need to be conserved so that they do not become extinct and are sustainable in society at the local level.
Problematika antara Internalisasi dan Indoktrinasi Nilai Pancasila dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Suprayogi Suprayogi; Eni Rahmawati; Hafidz Rafi'uddin; Giri Harto Wiratomo
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 9 No 1 (2024): Volume 9, Nomor 1 - Juni 2024
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v9i1.10347

Abstract

Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan telah diintegrasikan secara terpadu. Proses internalisasi ini sering kali dipandang sebagai bentuk indoktrinasi yang telah berlangsung sejak zaman Orde Lama, Orde Baru, hingga era reformasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi cara internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui proses ideologisasi yang disosialisasikan dan diimplementasikan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan literature review serta wawancara dengan pendidik dan pakar Pendidikan Kewarganegaraan. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian dari internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai suatu bangsa. Penelitian ini mengungkapkan perubahan signifikan dalam pendekatan dan fokus internalisasi atau indoktrinasi Pancasila dari zaman ke zaman. Pada masa Orde Lama, penanaman nilai Pancasila cenderung lebih ketat dan menekankan ketaatan terhadap pemerintah Orde Lama. Di era Orde Baru, ideologisasi Pancasila lebih berfokus pada penggunaannya sebagai alat untuk mengontrol masyarakat serta menekan keberagaman ideologi. Namun, selama periode reformasi, terjadi pergeseran paradigma yang lebih inklusif dan menghargai pluralitas dalam pengajaran nilai-nilai Pancasila.