Luhur Budi Adhiapto, Luhur Budi
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Umur Deteksi Ketulian dengan Tingkat Intelegensi Siswa di SLB-B Karnnamanohara Yogyakarta Adhiapto, Luhur Budi; Widuri, Asti
Jurnal Mutiara Medika Vol 12, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deteksi ketulian pada anak khususnya sebelum usia 3 tahun yang kemudian dilakukan intervensi dini akan menghasilkan perkembangan anak yang sangat memuaskan. Akan tetapi, deteksi dini ketulian di Indonesia masih dilaksanakan secara pasif. Hal ini menyebabkan keterlambatan deteksi dan intervensi yang diberikan pada anak, sedangkan dampak ketulian pada anak khususnya ketulian prelingual sangat besar dan dapat berpengaruh pada masa depan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan deteksi dini ketulian terhadap tingkat intelegensi siswa di SLB-B Karnnamanohara. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah 35 siswa SLB-B Karnnamanohara terbagi dua kelompok yaitu kelompok deteksi dini (<3 tahun) dan terlambat (>3 tahun) dengan total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk pengelompokkan status umur deteksi ketulian dan tes intelegensi CPM (Coloured Progressive Matrices) untuk menilai tingkat intelegensi siswa yang dikelompokkan menjadi tingkat intelegensi dibawah rata-rata (<25%), rata-rata (75% > x >25%) dan diatas rata-rata (>75%). Data dianalisis menggunakan Crosstab dilanjutkan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi hubungan antara umur deteksi ketulian dengan tingkat intelegensi adalah p=0,321 (p>0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur deteksi ketulian dengan tingkat intelegensi siswa di SLB-B Karnnamanohara Yogyakarta. Early detection of deafness in hearing loss children especially before 3 years old and then followed by early intervention will produced a satisfactory child’s growth. In other hand, early detection of deafness children in Indonesia still were done passively. This situation can make late detection and late intervention that given to the children, however deafness impact to the children, especially for prelingual deafness is very huge, and can influence with the child’s future. This research is purposed to know the relation between early detection of deafness with degree of intelligence in Karnnamanohara Hearing Impaired School of Yogyakarta. Design of the research is observational and the data taken by croossectional. Research’s subject were all of the Karnnamanohara Hearing Impaired School of Yogyakarta’s student, the amount were 35 students that devided into two groups, early detection group (<3 years old) and late detection group (>3  years old). The data taken by questionaire to classified the status of age of deafness’s detection and CPM  (Coloured Progressive Matrice) intelligency test to assess the degree of intelligence that finally divided into under average (<25%), average (75%>x>25%), and above average (>75%). Collected data was analysed with Crosstab continued with Spearmann Test. The result showed the significancy value for the relation between the age of deafness’s detection with the degree of intelligency
Hubungan Umur Deteksi Ketulian dengan Tingkat Intelegensi Siswa di SLB-B Karnnamanohara Yogyakarta Adhiapto, Luhur Budi; Widuri, Asti
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 3 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i3.1031

Abstract

Deteksi ketulian pada anak khususnya sebelum usia 3 tahun yang kemudian dilakukan intervensi dini akan menghasilkan perkembangan anak yang sangat memuaskan. Akan tetapi, deteksi dini ketulian di Indonesia masih dilaksanakan secara pasif. Hal ini menyebabkan keterlambatan deteksi dan intervensi yang diberikan pada anak, sedangkan dampak ketulian pada anak khususnya ketulian prelingual sangat besar dan dapat berpengaruh pada masa depan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan deteksi dini ketulian terhadap tingkat intelegensi siswa di SLB-B Karnnamanohara. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah 35 siswa SLB-B Karnnamanohara terbagi dua kelompok yaitu kelompok deteksi dini (3 tahun) dan terlambat (3 tahun) dengan total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk pengelompokkan status umur deteksi ketulian dan tes intelegensi CPM (Coloured Progressive Matrices) untuk menilai tingkat intelegensi siswa yang dikelompokkan menjadi tingkat intelegensi dibawah rata-rata (25%), rata-rata (75% x 25%) dan diatas rata-rata (75%). Data dianalisis menggunakan Crosstab dilanjutkan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi hubungan antara umur deteksi ketulian dengan tingkat intelegensi adalah p=0,321 (p0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur deteksi ketulian dengan tingkat intelegensi siswa di SLB-B Karnnamanohara Yogyakarta. Early detection of deafness in hearing loss children especially before 3 years old and then followed by early intervention will produced a satisfactory child’s growth. In other hand, early detection of deafness children in Indonesia still were done passively. This situation can make late detection and late intervention that given to the children, however deafness impact to the children, especially for prelingual deafness is very huge, and can influence with the child’s future. This research is purposed to know the relation between early detection of deafness with degree of intelligence in Karnnamanohara Hearing Impaired School of Yogyakarta. Design of the research is observational and the data taken by croossectional. Research’s subject were all of the Karnnamanohara Hearing Impaired School of Yogyakarta’s student, the amount were 35 students that devided into two groups, early detection group (3 years old) and late detection group (3  years old). The data taken by questionaire to classified the status of age of deafness’s detection and CPM  (Coloured Progressive Matrice) intelligency test to assess the degree of intelligence that finally divided into under average (25%), average (75%x25%), and above average (75%). Collected data was analysed with Crosstab continued with Spearmann Test. The result showed the significancy value for the relation between the age of deafness’s detection with the degree of intelligency