Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tourists' Perceptions of Local Street Food: Angkringan, Yogyakarta's Culinary Icon Suci Sandi Wachyuni; Kadek Wiweka
International Journal of Travel, Hospitality and Events Vol. 1 No. 3 (2022): International Journal of Travel, Hospitality and Events
Publisher : The Postgraduate School of Tourism Sahid Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56743/ijothe.v1i3.174

Abstract

Purpose: Angkringan is one of the culinary icons of Yogyakarta which is famous for its being street food. With the development of Yogyakarta's culinary as a tourist attraction, the purpose of this study is to determine tourists' perceptions of Angkringan. Research methods: This study employs a quantitative approach, with a survey conducted via WhatsApp broadcast messages. Purposive sampling was used, and the sample size was 100 respondents. The data analysis method applied is quantitative descriptive statistics,. Results and discussion: Angkringan in Yogyakarta is well-liked by tourists. Food quality has the highest average value, followed by portions, promotions, menu variations, service quality, and prices in a certain order. The last three indicators, that is cleanliness, taste, and atmosphere, all share the same average value. Implication: Understanding how tourists perceive Angkringan can provide suggestions for the development of community Angkringan businesses, particularly in Yogyakarta, this research has theoretical and practical implications. Keywords: angkringan, culinary, street food, local food, perception.
Komersialisasi Unsur Budaya Kedaton Sultan dan Masjid Sultan Di Ternate, Maluku Utara Kadek Wiweka; Fajriliani Nurul Utami
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 2 No. 1 (2017): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komersialisasi merupakan proses menjadikan objek, produk atau barang tertentu menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai ekonomi. Manfaat dari komersisialisasi adalah untuk mendatangkan keuntungan bagi suatu objek wisata. Unsur-unsur budaya di Kedaton Sultan dan Masjid Sultan memiliki peluang untuk dikomersialisasikan sebagai produk wisata dan usaha untuk melestarikan kebudayaan lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, dan mengumpulkan data dengan cara wawancara, dokumentasi, observasi, dan untuk melengkapi data yang ada maka peneliti menggunakan kuesioner. Maka dari pada itu penulis menggunakan Skema 5A untuk menentukan suatu daerah tujuan wisata antara lain : Akses (Kemudahan untuk dikunjungi dan memiliki jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan lokasi wisata yang layak, aman, nyaman, dan dapat dijangkau), Akomodasi (Kemudahan mendapatkan / ada tempat penginapan yang layak bersih dan ramah), Atraksi (Adanya atraksi atau objek wisata yang dikelola oleh pemerintah/masyarakat setempat yang layak serta aman untuk dikunjungi wisatawan), Aktivitas (Adanya aktivitas yang layak dilakukan wisatawan dengan aman, dan dapat dipantau keselamatannya), Amenitis (Tersedianya fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan).Untuk menganalisis data penulis menggunakan analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strenghts dan Weaknessesn serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancama (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths), dan kelemahan (weaknesses).Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulannya adalah Unsur Budaya yang terdapat di Kedaton Sultan dan Masjid Sultan dapat dijadikan sebagai objek wisata dengan menggunakan unsur 5A yaitu Aksesbilitas, Akomodasi, Atraksi, Aktifitas, dan Amenitis, untuk dapat menarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Kedaton Sultan dan Masjid Sultan Ternate dan Bentuk Komersialisasi yang dimiliki oleh Kedaton Sultan dan Masjid Sultan yaitu mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah sehingga mampu mendorong wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Analisis Ruang Komersial Bagi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal, Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur Kadek Wiweka; Ni Luh Putu Trisdyani
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 3 No. 3 (2018): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penduduk Jakarta kerap melakukan perjalanan ke luar Kota Jakarta pada hari libur. Faktanya, Kota Jakarta juga memiliki potensi daya tarik wisata yang beragam. Salah satu potensi wisata alam yang ada di Kota Jakarta adalah Hutan Kota Rawa Dongkal yang terletak di Kelurahan Cibubur. Pemanfaatan hutan kota sebagai daya tarik wisata pada dasarnya telah dilindungi dari sisi legalitas namun dalam kenyataannya, permasalahan yang sering terjadi adalah sebagian besar hutan kota belum dimanfaatkan secara tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pemanfaatan ruang komersial bagi pedagang kaki lima di kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal. Sehingga PKL tidak lagi dianggap menjadi ancaman, namun dapat terlibat dan mendukung pelestarian melalui kegiatan pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dijabarkan menjadi tiga tahapan. Pertama adalah orientasi atau deskripsi potensi dan karakterstik Ruang Terbuka Hijau, kedua adalah reduksi dalam menentukan faktor-faktor internal dan eksternal dalam melibatkan PKL, dan yang terakhir adalah selection dalam melakukan analisa pada pemanfaatan ruang komersial di kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal.Penelitian ini menemukan bahwa kekuatan produk wisata di Hutan Kota Rawa Dongkal yang sebagian besar memanfaatkan potensi alam maka akan sangat cocok untuk mengembangkan fasilitas pendukung atraksi wisata alam yang berdasarkan pada prinsip-prinsip wisata berkelanjutan, seperti sentra komersial yang dimanfaatkan sebagai pusat kuliner, karena akan dapat melindungi sumber daya alam yang dimilki. Adapun konsep yang dapat diimplementasikan adalah Konsep Zonasi yang digunakan adalah konsep Tripartite Attraction Design Model. Konsep ini menjadi alternatif bagi potensi wisata alam dan masyarakat lokal saling melengkapi dalam mengembangkan kegiatan wisata di kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal.
Perilaku Berwisata Wisatawan Generasi Milenial Di Jakarta Pada Era Revolusi Industri 4.0 Kadek Wiweka; Suci Sandi Wachyuni; Nuryadina Agus Rini
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4 No. 3 (2019): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generasi Milenial diprediksi menjadi pasar utama pariwisata pada 5-10 tahun mendatang. Generasi ini mempunyai perilaku sosial yang relatif berbeda dibanding pendahulunya, terutama karena mereka tumbuh dan berkembang pada era teknologi. Perilaku pasar dalam pariwisata merupakan informasi yang penting bagi para stakeholder industri pariwisata. Mereka didorong untuk selalu mengantisipasi dan beradaptasi, termasuk karakteristik kebiasaan generasi Milenial dalam melakukan perjalanan (pre-trip, during the trip, and after the trip). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi perilaku tersebut, serta menjabarkan media yang mereka gunakan. Sampel dari penelitian ini adalah remaja yang lahir diantara tahun 1981 hingga 2000 dan tinggal di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode triangulasi data dan triangulasi sumber (wawancara, studi pustaka dan kuesioner). Penelitian ini penting dilakukan mengingat hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi berbagai jenis pelaku industri wisata dalam merancang strategi marketing untuk menarik minat generasi milenial, khususnya untuk mengetahui bagaimana generasi tersebut memutuskan destinasi wisata tujuan, dapat dijadikan acuan untuk pengembangan berbagai produk wisata. Jika penelitian ini tidak dilakukan maka akan sulit bagi pelaku wisata untuk menjalani strategi marketing untuk mengidentifikasi minat generasi milenial untuk berwisata.
Analisis Ruang Komersial Bagi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal, Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur Kadek Wiweka; Ni Luh Putu Trisdyani
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 3 No. 3 (2018): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penduduk Jakarta kerap melakukan perjalanan ke luar Kota Jakarta pada hari libur. Faktanya, Kota Jakarta juga memiliki potensi daya tarik wisata yang beragam. Salah satu potensi wisata alam yang ada di Kota Jakarta adalah Hutan Kota Rawa Dongkal yang terletak di Kelurahan Cibubur. Pemanfaatan hutan kota sebagai daya tarik wisata pada dasarnya telah dilindungi dari sisi legalitas namun dalam kenyataannya, permasalahan yang sering terjadi adalah sebagian besar hutan kota belum dimanfaatkan secara tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pemanfaatan ruang komersial bagi pedagang kaki lima di kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal. Sehingga PKL tidak lagi dianggap menjadi ancaman, namun dapat terlibat dan mendukung pelestarian melalui kegiatan pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dijabarkan menjadi tiga tahapan. Pertama adalah orientasi atau deskripsi potensi dan karakterstik Ruang Terbuka Hijau, kedua adalah reduksi dalam menentukan faktor-faktor internal dan eksternal dalam melibatkan PKL, dan yang terakhir adalah selection dalam melakukan analisa pada pemanfaatan ruang komersial di kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal.Penelitian ini menemukan bahwa kekuatan produk wisata di Hutan Kota Rawa Dongkal yang sebagian besar memanfaatkan potensi alam maka akan sangat cocok untuk mengembangkan fasilitas pendukung atraksi wisata alam yang berdasarkan pada prinsip-prinsip wisata berkelanjutan, seperti sentra komersial yang dimanfaatkan sebagai pusat kuliner, karena akan dapat melindungi sumber daya alam yang dimilki. Adapun konsep yang dapat diimplementasikan adalah Konsep Zonasi yang digunakan adalah konsep Tripartite Attraction Design Model. Konsep ini menjadi alternatif bagi potensi wisata alam dan masyarakat lokal saling melengkapi dalam mengembangkan kegiatan wisata di kawasan Hutan Kota Rawa Dongkal.
Perilaku Berwisata Wisatawan Generasi Milenial Di Jakarta Pada Era Revolusi Industri 4.0 Kadek Wiweka; Suci Sandi Wachyuni; Nuryadina Agus Rini
Jurnal Sains Terapan Pariwisata Vol. 4 No. 3 (2019): Jurnal Sains Terapan Pariwisata
Publisher : Politeknik Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generasi Milenial diprediksi menjadi pasar utama pariwisata pada 5-10 tahun mendatang. Generasi ini mempunyai perilaku sosial yang relatif berbeda dibanding pendahulunya, terutama karena mereka tumbuh dan berkembang pada era teknologi. Perilaku pasar dalam pariwisata merupakan informasi yang penting bagi para stakeholder industri pariwisata. Mereka didorong untuk selalu mengantisipasi dan beradaptasi, termasuk karakteristik kebiasaan generasi Milenial dalam melakukan perjalanan (pre-trip, during the trip, and after the trip). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi perilaku tersebut, serta menjabarkan media yang mereka gunakan. Sampel dari penelitian ini adalah remaja yang lahir diantara tahun 1981 hingga 2000 dan tinggal di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode triangulasi data dan triangulasi sumber (wawancara, studi pustaka dan kuesioner). Penelitian ini penting dilakukan mengingat hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi berbagai jenis pelaku industri wisata dalam merancang strategi marketing untuk menarik minat generasi milenial, khususnya untuk mengetahui bagaimana generasi tersebut memutuskan destinasi wisata tujuan, dapat dijadikan acuan untuk pengembangan berbagai produk wisata. Jika penelitian ini tidak dilakukan maka akan sulit bagi pelaku wisata untuk menjalani strategi marketing untuk mengidentifikasi minat generasi milenial untuk berwisata.