Oktavian Wahyu Pratama Ajie
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Sudut Inklinasi Plate-Settler terhadap Kecepatan Vertikal Proses Sedimentasi pada Pengolahan Limbah Cair Kertas Fatihaturrizky Amelia; Oktavian Wahyu Pratama Ajie; Allifiya Salsabil Nugrohoputri; Nurwahid Dimas Saputro; Allen Kurniawan
Semesta Teknika Vol 25, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v25i2.15223

Abstract

Pengolahan limbah cair industri kertas memberikan produk kontaminan yang berbahaya ketika dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan. Beban kontaminan yang tinggi memberikan efek terhadap beratnya beban pengolahan limbah secara biologis. Kecepatan pengendapan merupakan salah satu komponen terpenting di dalam meningkatkan kinerja unit sedimentasi, antara lain melalui penggunaan plate-settler. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penambahan plate-settler dalam berbagai variasi inklinasi. Metode penelitian ini dilakukan melalui pengamatan terhadap kecepatan jatuh partikel, dan estimasi kecepatan jatuh yang dipengaruhi oleh sudut inklinasi platesettler pada unit sedimentasi. Karakteristik limbah cair industri kertas menunjukkan kecenderungan membentuk flok dan memiliki kemampuan pengendapan yang tinggi yang ditunjukkan oleh penurunan lumpur sebesar 29,53 cm pada 2,5 menit pertama. Modifikasi mekanisme pengendapapan dapat menambahkan plate-settler untuk meningkatkan efisiensi reduksi partikel dengan sudut optimum sebesar 60o hingga 75o. Nilai ini menunjukkan sudut inklinasi plate-settler yang memengaruhi mekanisme penyisihan total padatan di dalam proses seimentasi, selain kecepatan vertikal partikel.
Estimasi Kualitas Efluen Air Lindi Unit Stabilisasi Berdasarkan Parameter Biokinetika pada Sistem Konfigurasi Kontak Stabilisasi Oktavian Wahyu Pratama Ajie; Owen Jacob Notonugroho; Fatihaturrizky Amelia; Ariani Dwi Astuti; Allen Kurniawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 2 (2024): March 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.2.528-542

Abstract

Pengolahan air lindi dibutuhkan untuk mereduksi kontaminan material organik, anorganik, dan mikroorganisme patogen. Pengolahan air lindi secara biologis melalui unit kontak stabilisasi adalah unit yang sangat efektif dipilih terkait kinerja dan faktor nilai ekonomi untuk menyisihkan kandungan polutan organik air lindi. Akan tetapi, kinerja dan pemodelan proses stabilisasi pada unit ini belum dianalisis secara detail untuk implementasi skala lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja proses stabilisasi berdasarkan variasi waktu detensi (HRT), mengestimasi nilai parameter biokinetika terbaik, dan memprediksi konsentrasi substrat efluen hasil pemodelan. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium menggunakan tiga variasi HRT, sebesar 4, 5, dan 6 jam dan disimulasikan di dalam model pertumbuhan mikroorganisme Monod, Contois, Blackman, dan Chen-Hashimoto pada kondisi aliran tidak tunak. Penyisihan kontaminan terbaik pada unit stabilisasi berdasarkan hasil analisis kinerja sebesar 82% nitrit, 42% amonia, dan 38% chemical oxygen demand (COD) diperoleh dari HRT 6 jam. Parameter biokinetika terbaik berdasarkan analisis numerik dan uji validasi untuk nilai Ke, Y, μmax, dan Ks dihasilkan berturutturut sebesar 2,05 hari-1; 32,88 mgMLVSS/mgCOD; 0,57 hari-1; dan 24,38 mg/L dari model Monod. Konsentrasi efluen COD rata-rata dari model Monod diestimasi sebesar 206,28 ± 27,39 mg/L untuk HRT 4 jam; 159,25 ± 72,06 mg/L untuk HRT 5 jam; serta 126,32 ± 38,44 mg/L untuk HRT 6 jam. Nilai parameter biokinetika tersebut dapat diimplementasikan untuk perencanaan unit stabilisasi pada konfigurasi kontak stabilisasi air lindi skala lapangan.
Optimalisasi Rancangan Unit Kontak Stabilisasi dan Parit Oksidasi untuk Pengolahan Air Limbah Industri Batik berdasarkan Variabel Desain Operasional Allen Kurniawan; Oktavian Wahyu Pratama Ajie; Azizzah Shofiatunnisa’; Teuku Devan Assiddiqi; Alimah Hasyyati Sahda
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 5 (2024): September 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.5.1338-1348

Abstract

Industri batik menghasilkan limbah cair dengan volume besar sebesar 80% dari total kebutuhan air. Integrasi pengolahan biologi dan fisikokimia merupakan alternatif terbaik untuk mereduksi kontaminan organik dan bahan kimia dari proses pewarnaan batik. Optimalisasi pengolahan biologi dari tipe konvensional lumpur aktif dapat menerapkan opsi unit kontak stabilisasi dan parit oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai efisiensi polutan organik, ketersediaan lahan, dan pengaruh waktu detensi/hydraulic retention time (HRT) untuk perencanaan unit kontak stabilisasi dan parit oksidasi. Tahapan desain dimulai dengan estimasi debit, konsentrasi polutan, dan penentuan nilai kriteria disain. Karakteristik air limbah industri batik memiliki konsentrasi BOD, COD, dan TSS berturut-turut dalam rentang 2050-2710 mg/L, 3855-78178 mg/L, dan 1180-1315 mg/L. Nilai efisiensi penyisihan bahan organik pada unit kontak sebesar 58,8%; unit stabilisasi sebesar 28,8%, serta unit parit oksidasi 96%. Kapasitas atau volume unit kontak stabilisasi sebesar 520 m3, lebih besar dibandingkan unit parit oksidasi sebesar 115,37 m3. Kontak stabilisasi membutuhkan luas area pengolahan sebesar 130 m2,sedangkan parit oksidasi 96,15 m2. HRT unit kontak stabilisasi (unit kontak sebesar 0,97 jam dan unit stabilisasi sebesar 4,67 jam) jauh lebih singkat dibandingkan parit oksidasi sebesar 27,6 jam. Dengan demikian, HRT singkat dan pada unit kontak stabilisasi dapat mengolah air limbah industri batik dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan unit parit oksidasi. Tergantung dari pencapaian kinerja pengolahan, kontak stabilisasi dan parit oksidasi memberikan solusi alternatif selain unit konvensional lumpur aktif untuk meningkatkan kualitas efluen air olahan. Desain unit ini dapat diimplementasikan untuk skala lapangan sebagai bagian dari integrasi pengolahan biologi dan fisikokimia.