Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KEMAMPUAN TUMBUH EKSPLAN Jatropha curcas L. PADA MEDIA IN VITRO YANG MENGANDUNG HORMON IBA DAN BA ., Karyanti; ., Juanda; Tajuddin, Teuku
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol 1, No 1 (2014): December 2014
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.633 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v1i1.545

Abstract

GROWTH ABILITY OF Jatropha curcas L. EXPLANTS ON THE IN VITRO MEDIA CONTAINING IBA AND BAResearch on the growth ability of Jatropha curcas L. shoots and callus in solid and liquid media have been conducted. Explants were planted in the initiation MS medium. After ten weeks, the explants were subcultured into solid and liquid media containing combination of IBA and BA treatments. The number of combinations was 12 treatments, each with 6 replications. Observation was conducted from the first week after subculturing upto the fourth week. Parameters of observation were the percentage of explant forming shoots, the number of shoots, height, number of leaves, weight, color, and form of callus. The results showed that the explant which was subcultured in liquid media had higher growth rate than those subcultured in solid media. Treatment of 1 ppm IBA + 0.5 ppm BA gave a good result on the growth of shoots on solid and liquid media. For callus formation, treatment of 2 ppm IBA + 1 ppm BA gave the best result.Keywords: Callus, Jatropha, IBA and BA, solid and liquid media, hormone ABSTRAKPenelitian terhadap kemampuan tumbuh kalus dan tunas tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah dilakukan pada media padat dan cair. Eksplan diinisiasi pada media MS dan setelah 10 minggu dipindahkan ke media padat dan cair yang mengandung perlakuan kombinasi hormon IBA dan BA. Jumlah kombinasi sebanyak 12 perlakuan dan setiap perlakuan dibuat 6 ulangan. Pengamatan dilakukan dari minggu pertama subkultur hingga minggu keempat. Peubah yang diamati adalah persentase eksplan yang membentuk tunas, jumlah dan tinggi tunas, terbentuknya daun pada tunas, perbedaan berat, bentuk, dan warna kalus. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa eksplan yang disubkultur pada media cair memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada media padat. Perlakuan IBA 1 ppm + BA 0,5 ppm menghasilkan pertumbuhan tunas yang paling tinggi pada media padat dan cair. Pembentukan kalus yang terbaik diperoleh pada perlakuan IBA 2 ppm + BA 1 ppm.Kata kunci: Kalus, Jatropha, IBA dan BA, media padat dan cair, hormon
THE COMBINATION OF GROWTH HORMONES INCREASED THE IN VITRO SHOOTS MULTIPLICATION ON SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol 2, No 1 (2015): June 2015
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.635 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i1.532

Abstract

Pohon sagu (Metroxylon sagu Rottb.) mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan tanaman-tanaman penghasil pati lainnya, khususnya karena memiliki produktivitas yang tinggi, tumbuh di area bantaran sungai dan rawa, yang merupakan lingkungan tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman-tanaman lain. Dalam rangka membangun suatu perkebunan sagu di area yang luas, maka sangat dibutuhkan anakan-anakan sagu yang ukurannya seragam dalam jumlah yang besar. Namun demikian, terbatasnya jumlah anakan yang seragam telah menjadi kendala bagi pengembangan perkebunan sagu. Sebagai alternatif, perbanyakan in vitro dengan induksi tunas langsung dilakukan untuk mendapatkan bibit-bibit sagu dengan genotip unggul secara masal. Anakan sagu yang diperoleh dari Propinsi Maluku digunakan sebagai sumber eksplan. Eksplan dikultur pada media MS dan B5 yang mengandung kombinasi hormon auksin dan sitokinin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan BAP 2.0 ppm dan NAA 2.0 ppm menghasilkan jumlah tunas terbanyak.Kata kunci: Auksin, sitokinin, in vitro, sagu, inisiasi tunas ABSTRACTSago palm (Metroxylon sagu Rottb.) has many advantages over other starch-producing crops especially for its higher yield, ability to grow along riverbanks and on swampy areas not suitable for other crops. With the purpose of establishing large-scale plantations, a large amount of uniform sago palm suckers are required. However, limited availability of uniform suckers has hindered the mass propagation and development of cultivated Sago palm. Alternatively, in vitro cultures were performed in order to obtain a large-scale of mass clonally propagation of superior genotypes of sago palm. The young suckers obtained from areas of Maluku Province were used as explants. In vitro culture was carried out through direct shooting. The explants were cultured on two kinds of media, which were MS and B5 media containing various growth hormones of auxins and cytokinins. The results showed that the treatment with BAP 2.0 ppm and NAA 2.0 ppm produced the highest number of shoots.Keywords: Auxin, cytokinin, in vitro, sago palm, shoot initiation
A REVISED METHOD FOR SUCKER STERILIZATION TO SUPPORT THE IN VITRO PROPAGATION OF SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol 1, No 1 (2014): December 2014
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.57 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v1i1.548

Abstract

Hutan sagu (Metroxylon sagu Rottb.) dapat ditemukan dalam area yang cukup luas di wilayah Maluku dan Papua. Besarnya keanekaragaman hayati dari pohon sagu dapat dilihat di areal ini. Pohon sagu tumbuh secara alami terutama di daerah dataran atau rawa dengan sumber yang air melimpah. Tanaman sagu dapat diperbanyak dengan metode generatif melalui biji, dan vegetatif melalui tunas anakan. Dalam rangka mendukung perbanyakan pohon induk yang unggul secara in vitro dalam skala besar, perbaikan metode sterilisasi tunas anakan mutlak diperlukan. Tunas anakan muda (15-20 cm) yang diperoleh dari Propinsi Papua digunakan sebagai eksplan. Tujuan percobaan sterilisasi ini dilakukan untuk mendukung perbanyakan pohon sagu secara in vitro. Pada percobaan ini antibiotik digunakan untuk membersihkan jaringan internal eksplan dari jamur dan bakteri. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa campuran alkohol dan antibiotik dapat menekan pertumbuhan kontaminan.Kata kunci: Antibiotik, kontaminan jamur dan bakteri, kultur in vitro, metode sterilisasi, sagu ABSTRACTNatural sago (Metroxylon sagu Rottb.) forest can be found in large area in Maluku and Papua regions. There are wide genetic diversities of sago palm found in these areas. This palm grows along riverbanks and in swampy areas which are not suitable for other crops. Sago palm is propagated generatively by seed and vegetatively by suckers. With the purpose of establishing the in vitro culture method for a large-scale of mass clonally propagation of superior genotypes of sago palm, generating sterilized explants are very important. Young suckers (15-20 cm) obtained from areas of Papua Province were used as explants. The sterilization experiments were carrying out to support the tissue culture of sago palm. Sterilization was conducted using antibiotics in order to get rid of fungi and bacteria from inner part of explants tissues. The results showed that from all sterilization methods tested, the best result was treatment using alcohol and antibiotic as disinfectant agents.Keywords: Antibiotics, fungi and bacteria contaminants, in vitro culture, sterilization method, sago palm
PENANGANAN ANAKAN MUDA PADA KULTUR EX VITRO UNTUK MENGHASILKAN BIBIT SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) SIAP TANAM ., Karyanti; Sigit, Yusuf; Tajuddin, Teuku; ., Erwinda; ., Minaldi; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol 3, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.729 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v3i1.20

Abstract

To fulfill market demand and prevent its extinction, sago palm plantation need to be developed by planting elite varieties in other areas. For these reasons the large number of seedling is needed. In this study we developed the method for an ex vitro propagation technique combining with maintaining samples freshness for several days. Young suckers were treated using aquades, Na-hypochlorite or alcohol. After 3 days, suckers were sterilized, followed by dipping in vitamin solutions and IBA for an hour. The shoots were then planted in the mixture of soil and organic fertilizer. The results of our study showed that young sucker treated with alcohol 96% was the best treatment for maintaining the freshness of samples upto 3 days. During 20 weeks of culture, the optimum root induction was achieved after applying IBA 50 mg/L. Our result may serve as a base for mass propagation of sago palm.Keywords: Ex vitro, IBA, root induction, sample freshness, young suckers ABSTRAKUntuk memenuhi kebutuhan pasar serta mencegah kepunahannya, perkebunan sagu perlu dikembangkan dengan menanam tanaman sagu berkualitas di daerah lain yang sesuai. Untuk mendukung program ini, bibit sagu dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar. Dalam studi ini kami mengembangkan perbanyakan bibit sagu dengan teknik ex vitro yang dikombinasikan dengan metode untuk menjaga kesegaran sampel selama beberapa hari. Anakan muda sagu diberi perlakuan dengan aquades, Na-hipoklorit atau alkohol. Setelah disimpan selama 3 hari, anakan yang terlihat tetap segar dilanjutkan ke tahap sterilisasi, dan selanjutnya direndam dalam larutan campuran vitamin dan IBA selama 1 jam. Akhirnya anakan muda ditanam dalam media campuran tanah dan pupuk kandang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan alkohol 96% adalah yang terbaik untuk menjaga kondisi anakan tetap segar setelah disimpan hingga 3 hari. Selanjutnya setelah dikultur selama 20 minggu, induksi akar yang optimal dapat dicapai dari perlakuan IBA 50 mg/L. Hasil yang kami peroleh dapat menjadi acuan dalam perbanyakan bibit sagu secara masal.Kata kunci: Ex vitro, IBA, induksi akar, kesegaran sampel, anakan muda
INDUCING THE IN VITRO ROOTING OF SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) USING AUXIN Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol 2, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.988 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.512

Abstract

Tanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb.) memiliki potensi yang besar sebagai sumber pangan, energi dan bahan baku industri. Kultur jaringan tanaman sagu telah dilakukan di Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT dalam rangka perbanyakan genotipe atau aksesi unggul secara massal. Namun demikian, kendala utama yang dihadapi pada perbanyakan in vitro tanaman sagu adalah sulitnya pembentukan akar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi hormon yang tepat dalam menginduksi perakaran tanaman sagu in vitro. Tunas anakan muda (15-20 cm) yang diperoleh dari daerah Rangkasbitung, Provinsi Banten digunakan sebagai eksplan. Dalam penelitian ini perakaran in vitro diinduksi dengan berbagai perlakuan jenis dan konsentrasi hormon auksin, konsentrasi medium dan jenis agar. Sebagai medium dasar digunakan medium Gamborg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IBA dan NAA yang terbaik adalah pada taraf 35 ppm. Selanjutnya Gelrite memberikan respon yang positif dengan munculnya perakaran pada pangkal eksplan.Kata Kunci: Induksi perakaran,  jenis agar, kultur in vitro, auksin, sagu ABSTRACTSago palm (Metroxylon sagu Rottb) has huge potential as food, energy and industrial bioresources. In vitro culture of sago palm was performed in Biotech Center, BPPT in order to obtain a large-scale of mass clonal propagation of superior genotypes. Nevertheless, the main obstacle for the sago palm in vitro propagation was rooting formation. The purpose of our study was to obtain the best hormones combination for root induction on sago palm shoots in vitro. The young suckers (15-20 cm) obtained from Rangkasbitung area, Banten Province, were used as explants. In our study, in vitro rooting was induced by different types and concentrations of auxin, medium strength and solidifying agents. The shoots were cultured on Gamborg media. The result showed that the best level of both hormones IBA and NAA for root induction was 35 ppm. Moreover the solidifying agent of Gelrite gave positive response by stimulating root at the basal-end.Keywords: Rooting induction, solidifying agent, in vitro cultures, auxin, sago palm
KEMAMPUAN TUMBUH EKSPLAN Jatropha curcas L. PADA MEDIA IN VITRO YANG MENGANDUNG HORMON IBA DAN BA ., Karyanti; ., Juanda; Tajuddin, Teuku
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 1 No. 1 (2014): December 2014
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.633 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v1i1.545

Abstract

GROWTH ABILITY OF Jatropha curcas L. EXPLANTS ON THE IN VITRO MEDIA CONTAINING IBA AND BAResearch on the growth ability of Jatropha curcas L. shoots and callus in solid and liquid media have been conducted. Explants were planted in the initiation MS medium. After ten weeks, the explants were subcultured into solid and liquid media containing combination of IBA and BA treatments. The number of combinations was 12 treatments, each with 6 replications. Observation was conducted from the first week after subculturing upto the fourth week. Parameters of observation were the percentage of explant forming shoots, the number of shoots, height, number of leaves, weight, color, and form of callus. The results showed that the explant which was subcultured in liquid media had higher growth rate than those subcultured in solid media. Treatment of 1 ppm IBA + 0.5 ppm BA gave a good result on the growth of shoots on solid and liquid media. For callus formation, treatment of 2 ppm IBA + 1 ppm BA gave the best result.Keywords: Callus, Jatropha, IBA and BA, solid and liquid media, hormone ABSTRAKPenelitian terhadap kemampuan tumbuh kalus dan tunas tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah dilakukan pada media padat dan cair. Eksplan diinisiasi pada media MS dan setelah 10 minggu dipindahkan ke media padat dan cair yang mengandung perlakuan kombinasi hormon IBA dan BA. Jumlah kombinasi sebanyak 12 perlakuan dan setiap perlakuan dibuat 6 ulangan. Pengamatan dilakukan dari minggu pertama subkultur hingga minggu keempat. Peubah yang diamati adalah persentase eksplan yang membentuk tunas, jumlah dan tinggi tunas, terbentuknya daun pada tunas, perbedaan berat, bentuk, dan warna kalus. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa eksplan yang disubkultur pada media cair memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada media padat. Perlakuan IBA 1 ppm + BA 0,5 ppm menghasilkan pertumbuhan tunas yang paling tinggi pada media padat dan cair. Pembentukan kalus yang terbaik diperoleh pada perlakuan IBA 2 ppm + BA 1 ppm.Kata kunci: Kalus, Jatropha, IBA dan BA, media padat dan cair, hormon
INDUCING THE IN VITRO ROOTING OF SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) USING AUXIN Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 2 (2015): December 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.988 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i2.512

Abstract

Tanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb.) memiliki potensi yang besar sebagai sumber pangan, energi dan bahan baku industri. Kultur jaringan tanaman sagu telah dilakukan di Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT dalam rangka perbanyakan genotipe atau aksesi unggul secara massal. Namun demikian, kendala utama yang dihadapi pada perbanyakan in vitro tanaman sagu adalah sulitnya pembentukan akar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi hormon yang tepat dalam menginduksi perakaran tanaman sagu in vitro. Tunas anakan muda (15-20 cm) yang diperoleh dari daerah Rangkasbitung, Provinsi Banten digunakan sebagai eksplan. Dalam penelitian ini perakaran in vitro diinduksi dengan berbagai perlakuan jenis dan konsentrasi hormon auksin, konsentrasi medium dan jenis agar. Sebagai medium dasar digunakan medium Gamborg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IBA dan NAA yang terbaik adalah pada taraf 35 ppm. Selanjutnya Gelrite memberikan respon yang positif dengan munculnya perakaran pada pangkal eksplan.Kata Kunci: Induksi perakaran,  jenis agar, kultur in vitro, auksin, sagu ABSTRACTSago palm (Metroxylon sagu Rottb) has huge potential as food, energy and industrial bioresources. In vitro culture of sago palm was performed in Biotech Center, BPPT in order to obtain a large-scale of mass clonal propagation of superior genotypes. Nevertheless, the main obstacle for the sago palm in vitro propagation was rooting formation. The purpose of our study was to obtain the best hormones combination for root induction on sago palm shoots in vitro. The young suckers (15-20 cm) obtained from Rangkasbitung area, Banten Province, were used as explants. In our study, in vitro rooting was induced by different types and concentrations of auxin, medium strength and solidifying agents. The shoots were cultured on Gamborg media. The result showed that the best level of both hormones IBA and NAA for root induction was 35 ppm. Moreover the solidifying agent of Gelrite gave positive response by stimulating root at the basal-end.Keywords: Rooting induction, solidifying agent, in vitro cultures, auxin, sago palm
THE COMBINATION OF GROWTH HORMONES INCREASED THE IN VITRO SHOOTS MULTIPLICATION ON SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 2 No. 1 (2015): June 2015
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.635 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v2i1.532

Abstract

Pohon sagu (Metroxylon sagu Rottb.) mempunyai banyak keunggulan dibanding dengan tanaman-tanaman penghasil pati lainnya, khususnya karena memiliki produktivitas yang tinggi, tumbuh di area bantaran sungai dan rawa, yang merupakan lingkungan tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman-tanaman lain. Dalam rangka membangun suatu perkebunan sagu di area yang luas, maka sangat dibutuhkan anakan-anakan sagu yang ukurannya seragam dalam jumlah yang besar. Namun demikian, terbatasnya jumlah anakan yang seragam telah menjadi kendala bagi pengembangan perkebunan sagu. Sebagai alternatif, perbanyakan in vitro dengan induksi tunas langsung dilakukan untuk mendapatkan bibit-bibit sagu dengan genotip unggul secara masal. Anakan sagu yang diperoleh dari Propinsi Maluku digunakan sebagai sumber eksplan. Eksplan dikultur pada media MS dan B5 yang mengandung kombinasi hormon auksin dan sitokinin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan BAP 2.0 ppm dan NAA 2.0 ppm menghasilkan jumlah tunas terbanyak.Kata kunci: Auksin, sitokinin, in vitro, sagu, inisiasi tunas ABSTRACTSago palm (Metroxylon sagu Rottb.) has many advantages over other starch-producing crops especially for its higher yield, ability to grow along riverbanks and on swampy areas not suitable for other crops. With the purpose of establishing large-scale plantations, a large amount of uniform sago palm suckers are required. However, limited availability of uniform suckers has hindered the mass propagation and development of cultivated Sago palm. Alternatively, in vitro cultures were performed in order to obtain a large-scale of mass clonally propagation of superior genotypes of sago palm. The young suckers obtained from areas of Maluku Province were used as explants. In vitro culture was carried out through direct shooting. The explants were cultured on two kinds of media, which were MS and B5 media containing various growth hormones of auxins and cytokinins. The results showed that the treatment with BAP 2.0 ppm and NAA 2.0 ppm produced the highest number of shoots.Keywords: Auxin, cytokinin, in vitro, sago palm, shoot initiation
A REVISED METHOD FOR SUCKER STERILIZATION TO SUPPORT THE IN VITRO PROPAGATION OF SAGO PALM (Metroxylon sagu Rottb.) Tajuddin, Teuku; ., Karyanti; Sukarnih, Tati; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 1 No. 1 (2014): December 2014
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.57 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v1i1.548

Abstract

Hutan sagu (Metroxylon sagu Rottb.) dapat ditemukan dalam area yang cukup luas di wilayah Maluku dan Papua. Besarnya keanekaragaman hayati dari pohon sagu dapat dilihat di areal ini. Pohon sagu tumbuh secara alami terutama di daerah dataran atau rawa dengan sumber yang air melimpah. Tanaman sagu dapat diperbanyak dengan metode generatif melalui biji, dan vegetatif melalui tunas anakan. Dalam rangka mendukung perbanyakan pohon induk yang unggul secara in vitro dalam skala besar, perbaikan metode sterilisasi tunas anakan mutlak diperlukan. Tunas anakan muda (15-20 cm) yang diperoleh dari Propinsi Papua digunakan sebagai eksplan. Tujuan percobaan sterilisasi ini dilakukan untuk mendukung perbanyakan pohon sagu secara in vitro. Pada percobaan ini antibiotik digunakan untuk membersihkan jaringan internal eksplan dari jamur dan bakteri. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa campuran alkohol dan antibiotik dapat menekan pertumbuhan kontaminan.Kata kunci: Antibiotik, kontaminan jamur dan bakteri, kultur in vitro, metode sterilisasi, sagu ABSTRACTNatural sago (Metroxylon sagu Rottb.) forest can be found in large area in Maluku and Papua regions. There are wide genetic diversities of sago palm found in these areas. This palm grows along riverbanks and in swampy areas which are not suitable for other crops. Sago palm is propagated generatively by seed and vegetatively by suckers. With the purpose of establishing the in vitro culture method for a large-scale of mass clonally propagation of superior genotypes of sago palm, generating sterilized explants are very important. Young suckers (15-20 cm) obtained from areas of Papua Province were used as explants. The sterilization experiments were carrying out to support the tissue culture of sago palm. Sterilization was conducted using antibiotics in order to get rid of fungi and bacteria from inner part of explants tissues. The results showed that from all sterilization methods tested, the best result was treatment using alcohol and antibiotic as disinfectant agents.Keywords: Antibiotics, fungi and bacteria contaminants, in vitro culture, sterilization method, sago palm
PENANGANAN ANAKAN MUDA PADA KULTUR EX VITRO UNTUK MENGHASILKAN BIBIT SAGU (Metroxylon sagu Rottb.) SIAP TANAM ., Karyanti; Sigit, Yusuf; Tajuddin, Teuku; ., Erwinda; ., Minaldi; Haska, Nadirman
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 3 No. 1 (2016): June 2016
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.729 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v3i1.20

Abstract

To fulfill market demand and prevent its extinction, sago palm plantation need to be developed by planting elite varieties in other areas. For these reasons the large number of seedling is needed. In this study we developed the method for an ex vitro propagation technique combining with maintaining samples freshness for several days. Young suckers were treated using aquades, Na-hypochlorite or alcohol. After 3 days, suckers were sterilized, followed by dipping in vitamin solutions and IBA for an hour. The shoots were then planted in the mixture of soil and organic fertilizer. The results of our study showed that young sucker treated with alcohol 96% was the best treatment for maintaining the freshness of samples upto 3 days. During 20 weeks of culture, the optimum root induction was achieved after applying IBA 50 mg/L. Our result may serve as a base for mass propagation of sago palm.Keywords: Ex vitro, IBA, root induction, sample freshness, young suckers ABSTRAKUntuk memenuhi kebutuhan pasar serta mencegah kepunahannya, perkebunan sagu perlu dikembangkan dengan menanam tanaman sagu berkualitas di daerah lain yang sesuai. Untuk mendukung program ini, bibit sagu dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar. Dalam studi ini kami mengembangkan perbanyakan bibit sagu dengan teknik ex vitro yang dikombinasikan dengan metode untuk menjaga kesegaran sampel selama beberapa hari. Anakan muda sagu diberi perlakuan dengan aquades, Na-hipoklorit atau alkohol. Setelah disimpan selama 3 hari, anakan yang terlihat tetap segar dilanjutkan ke tahap sterilisasi, dan selanjutnya direndam dalam larutan campuran vitamin dan IBA selama 1 jam. Akhirnya anakan muda ditanam dalam media campuran tanah dan pupuk kandang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan alkohol 96% adalah yang terbaik untuk menjaga kondisi anakan tetap segar setelah disimpan hingga 3 hari. Selanjutnya setelah dikultur selama 20 minggu, induksi akar yang optimal dapat dicapai dari perlakuan IBA 50 mg/L. Hasil yang kami peroleh dapat menjadi acuan dalam perbanyakan bibit sagu secara masal.Kata kunci: Ex vitro, IBA, induksi akar, kesegaran sampel, anakan muda