<![CDATA[Hyperglycemia in uncontrolled diabetes mellitus (DM) can cause oxidative stress, among others, characterized by high levels of malondialdehyde (MDA). This situation continues to cause various complications. Pumpkin (Cucurbita moschata) is known to contain various antioxidants that can reduce blood glucose levels and oxidative stress levels in DM. This study aims to prove the effectiveness of pumpkin in the form of an extract to reduce fasting blood glucose (FBG)and MDA levels in DM rats. The study used 36 male Wistar rats which were divided into 6 groups, namely:KN:normal group;K(-):DM group;K(+):DM group was given glibenclamide 0.45 mg/kgBW/day;P1,P2,P3:DM group which was given the extract with a successive dose of 0.66mg/kgBW/day,1.32mg/200gBW/day,and 2.64mg/200gBW/day.The extract was administered for 21 consecutive days. The DM model was made by induction of streptozotocin (STZ) and nicotinamide (NA). FBG and MDA levels were measured serially 5 times and analyzed statistically. The results showed that the higher the dose of the extract and the longer the administration of the extract, the more effective the extract's ability to reduce blood FBG and MDA levels. Compared to glibenclamide, pumpkin extract was no less effective in reducing blood FBG and MDA levels. It was concluded that pumpkin extract was effective in lowering blood glucose and MDA levels in DM rats. Abstrak: Hiperglikemia pada diabetes melitus (DM) yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stres oksidatif antara lain ditandai dengan tingginya kadar malondialdehid (MDA). Keadaan ini terus menimbulkan berbagai komplikasi. Labu kuning (Cucurbita moschata) diketahui mengandung berbagai antioksidan yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan tingkat stres oksidatif pada DM. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas labu kuning dalam bentuk ekstrak untuk menurunkan kadar glukosa darah puasa (GDP) dan MDA pada tikus DM. Penelitian menggunakan 36 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu: KN: kelompok normal; K(-): grup DM; K(+): Kelompok DM diberikan glibenklamid 0,45 mg/kgBB/hari; P1, P2, P3 : Kelompok DM yang diberi ekstrak dengan dosis berturut-turut 0.66mg/kgBB/hari, 1.32mg/200gBB/hari dan 2.64mg/200gBB/hari. Ekstrak diberikan selama 21 hari berturut-turut. Model DM dibuat dengan induksi streptozotocin (STZ) dan nicotinamide (NA). Tingkat GDP dan MDA diukur secara serial sebanyak 5 kali dan dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis ekstrak dan semakin lama pemberian ekstrak, semakin efektif kemampuan ekstrak dalam menurunkan kadar GDP dan MDA darah. Dibandingkan dengan glibenclamide, ekstrak labu tidak kalah efektif dalam menurunkan kadar GDP dan MDA darah. Disimpulkan bahwa ekstrak labu kuning efektif menurunkan kadar glukosa darah dan MDA pada tikus DM.]]>
