Alfrina Hany, Alfrina
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBEDAAN PENURUNAN SKALA NYERI ANTARA BEKAM KERING, KOMPRES PANAS KERING DAN INFRARED RADIASI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH Dewi SLI, Dina; Hany, Alfrina; Kuntho Adi, Dion
Jurnal Keperawatan Vol 1, No 2 (2010): Juli
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.037 KB) | DOI: 10.22219/jk.v1i2.416

Abstract

PERBEDAAN PENURUNAN SKALA NYERI ANTARA BEKAM KERING, KOMPRES PANAS KERING DAN INFRARED RADIASI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAHThe Diffrence of Pain Scales Decrease Between Dry Bekam, Dry Heat and Radiation of Infrared on Lower Back PatientsDina Dewi SLI1, Alfrina Hany2, Dion Kuntho Adi31,2)Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya3)Alumni Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas BrawijayaJl. Veteran Malang 65145*)e-mail: umidina1@yahoo.comABSTRAKNyeri pinggang bawah merupakan keluhan yang sering dijumpai di masyarakat, yaitu timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. Intervensi nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Salah satu intervensi non farmakologis adalah kompres panas dan terapi radiasi infra merah termasuk juga terapi bekam merah. Namun seiring dengan biaya pengobatan yang semakin mahal masyarakat banyak yang mencari alternatif dalam menangani nyeri salah satunya adalah terapi bekam kering yang sampai saat ini belum diketahui perbedaannya dengan kompres panas dan radiasi infra merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan skala nyeri antara bekam kering, kompres panas kering, dan radiasi infra merah pada penderita nyeri punggung bawah. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah quasy experiment dengan tehnik purposive sampling. Dari hasil uji Anova diperoleh informasi adanya perbedaan yang signifikan ketiga intervensi dengan p = 0,00 dan alpha 0,05. Setelah dilakukan uji Tukey didapatkan informasi bahwa terapi radiasi infra merah memberikan pengaruh paling baik dalam menurunkan nyeri punggung bawah dengan p = 0,00 dan alpha 0,05. Berdasarkan penelitian ini disarankan menggunakan terapi bekam kering sebagai alternatif mengurangi nyeri karena lebih efisien dari segi waktu dan biaya.Kata kunci : nyeri, bekam kering, kompres panas kering dan infrared radiasiABSTRACTWaist pain in bone under is the sigh often met in society, that is incidence of feeling stiff, fierce shooting, rugged, or not comfortable at lumbal area following sacrum. Intervention pain in bone can be done by pharmacologist and non pharmacologist. One of the intervention is non pharmacologist is hot compress and infrared radiation therapy. But with the expense of medication is costly progressively society a lot look for the alternative in handle the pain in bone one of them is dry bekam therapy that until now not yet been known by its difference with hot compress and infrared radiation. This research purpose to know difference of degradation of pain in bone scale between dry bekam, hot dry compress and infrared radiation at pain patient in back bone under. Design used in research is quasi experiment with purposive sampling technique. Result from Anova testing obtained by the information is one of the treatment give the result degradation of different pain in bone scale with p = 0,00 and alpha 0,05. Tukey test after being obtained information that the infrared radiation therapy gives the best effect in reducing low back pain with p = 0,00 and alpha 0,05.So that can be taken by the conclusion is difference of degradation of real pain in bone. Pursuant to this research is suggested use the dry bekam therapy as alternatively lessen the pain in bone.Keywords : pain, dry bekam, hot dry compress and infrared radiation
Phenomenological Study: Nurses' Experiences In Treating And Referring Penetrating Trauma Patients At The Arjasa Public Health Center, Sumenep Regency Yoesra, Alfien; Astari, Asti Melani; Hany, Alfrina
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.728 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1478

Abstract

Arjasa Health Center is a health center in a remote area in the Kangean Islands, Sumenep Regency. The distance from the Arjasa health center to the referral hospital is 88 miles (142 km). The only access to the referral hospital is by sea. The length of the sea journey to the referral hospital from the Arjasa health center is 9-10 hours. Cases of penetrating trauma at the Arjasa Health Center in 2021 were eight patients. All the penetrating trauma patients after the primary and secondary surveys at the Arjasa Public Health Center were then referred to a referral hospital in Sumenep Regency. This study aims to explain nurses' experience in treating and referring penetrating trauma patients at the Arjasa Public Health Center. This study uses qualitative research with a hermeneutic phenomenological study approach which is analyzed using interpretative phenomenological analysis. The results of the study found nine themes: 1) feeling afraid that the patient's condition would worsen when referred, 2) limited advice and infrastructure at the puskesmas, 3) the situation and condition of the patient who had to be referred, 4) weather conditions when referring, 5) the distance from the referring hospital, 6) the presence of surgeon specialists at the puskesmas, 7) the completeness of supporting facilities and infrastructure, 8) improving the status of the puskesmas and 9) increasing the skills of nurses. The theme explains the feelings, challenges and hopes of nurses working at the Arjasa Public Health Center. Abstrak: Puskesmas Arjasa merupakan puskesmas di wilayah terpencil yang berada di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep. Jarak dari puskesmas Arjasa menuju rumah sakit rujukan adalah 88 mill (142 km). Satu-satunya akses menuju rumah sakit rujukan adalah dengan melewati lautan. Lama perjalanan laut menuju rumah sakit rujukan dari puskesmas Arjasa adalah 9-10 jam. Kasus trauma tembus di puskesmas Arjasa pada tahun 2021 sebanyak delapan pasien. Semua pasien trauma tembus tersebut setelah dilakukan tindakan primary survey dan secondary survey di puskesmas Arjasa kemudian dirujuk ke rumah sakit rujukan yang berada di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengalaman perawat dalam merawat dan merujuk pasien trauma tembus di puskesmas Arjasa. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitative research dengan pendekatan hermeneutic phenomenological study yang dianalisis menggunakan interpretative phenomenological analysis. Hasil penelitian menemukan Sembilan tema: 1) merasa takut kondisi pasien memburuk saat dirujuk, 2) keterbatasan saran dan prasarana di puskesmas, 3) situasi dan kondisi pasien yang harus dirujuk, 4) keadaan cuaca saat merujuk, 5) jauhnya rumah sakit tempat merujuk, 6) adanya dokter spesialis bedah di puskesmas, 7) kelengkapan sarana dan prasarana penunjang, 8) Peningkatan status puskesmas dan 9) peningkatan skill perawat. Tema tersebut menjelaskan perasaan, tantangan dan harapan perawat yang bekerja di puskesmas Arjasa.