Indonesia merupakan salah satu sumber utama teripang di dunia dengan total produksi yang tinggi untuk konsumsi domestik dan pasar ekspor. Teripang memiliki potensi sebagai sumber makanan tradisional, obat-obatan, dan pangan fungsional karena komponen gizi yang tinggi pada teripang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik gizi teripang yang diperoleh secara kimiawi (ekstraksi etanol 20%, 25%, dan 30%) dan perlakuan fisik (perebusan dan pengukusan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kimia (etanol 30%) memiliki komponen nutrisi terbaik yang terdiri dari protein 77,35%; kelembapan 9,14%; abu 6,67%; lemak 0,10%; dan karbohidrat 6,18%, sedangkan dalam perlakuan fisik, pengukusan memiliki komponen nutrisi terbaik yang terdiri dari kandungan protein 61,49%, kelembaban 11,53%, abu 10,76%, lemak 2,22%, dan karbohidrat 14,00%. Profil asam amino dalam perlakuan kimia (etanol 20%, 25%, dan 30%) masing-masing adalah 53,60%, 56,74%, dan 61,65%, sedangkan profil asam amino dalam perlakuan fisik (perebusan dan pengukusan) masing-masing adalah 50,31% dan 52,96%. Glisina dan asam glutamat, yang merupakan asam amino non-esensial, merupakan profil asam amino yang dominan.