Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai sektor ekonomi, termasuk industri farmasi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum dan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan data keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI selama periode sebelum pandemi COVID-19 (2018-2019) dan selama pandemi COVID-19 (2020-2021). Data keuangan mencakup laporan laba rugi, neraca, dan arus kas dari masing-masing perusahaan farmasi yang dianalisis. Metode analisis yang digunakan meliputi rasio keuangan seperti rasio profitabilitas (seperti rasio laba bersih terhadap penjualan), rasio likuiditas (seperti rasio lancar), rasio solvabilitas (seperti rasio utang terhadap ekuitas), dan rasio aktivitas (seperti putaran piutang dan persediaan). Selain itu, pertumbuhan penjualan dan laba dari perusahaan juga dianalisis untuk memahami dampak pandemi pada kinerja keuangan. Dalam penelitian ini, perusahaan BUMN Farmasi Indonesia yang diteliti adalah PT. Kimia Farma, Tbk. Sedangkan terdapat empat perusahaan BUMS Farmasi Indonesia yang diteliti, yaitu PT. Kalbe Farma, Tbk, PT. Industri jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk, PT. Tempo Scan Pacific, Tbk, dan PT. Merck, Tbk. Hasil analisis menunjukkan perubahan kinerja keuangan yang signifikan pada perusahaan farmasi selama pandemi COVID-19. Dampak pandemi menyebabkan penurunan penjualan pada beberapa perusahaan, terutama pada awal mula pandemi ketika pembatasan sosial dan mobilitas diberlakukan. Namun, beberapa perusahaan mungkin mengalami peningkatan penjualan karena permintaan yang tinggi untuk produk farmasi tertentu terkait pandemi.