Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Persepsi Sivitas Akademika Kampus STABN Sriwijaya mengenai Etika Pembelajaran Daring Jatayu Jiwanda DL
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 9, No 2 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i2.3661

Abstract

AbstrakPenelitian ini berfokus mendeskripsikan persepsi sivitas akademika kampus STABN Sriwijaya mengenai etika pembelajaran daring. Etika pembelajaran daring merupakan hal yang baru mengingat kondisi pandemi covid-19 merubah secara signifikan keseluruhan aktivitas dan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Namun, seiring berjalannya waktu banyak masalah yang dihadapi dalam kebijakan pembelajaran daring, seperti ancaman putus sekolah, kesulitan dalam mengontrol pembelajaran, tekanan psikis karena beban belajar terlalu banyak dan sebagainya. Kesulitan dalam mengontrol pembelajaran tentu membutuhkan adanya pemahaman etika pembelajaran untuk seluruh pendidik dan peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini etika pembelajaran daring merupakan sebuah konsep yang menyangkut moral, nilai kepantasan dan kepatutan yang menentukan pada cara bertingkah laku serta menjadi norma dasar dalam proses pembelajaran daring dari persiapan, pelaksanaan hingga akhir pembelajaran. Dalam etika sangat perlu ditunjang dengan sikap-sikap yang menjunjung adanya sopan santun dalam pembelajaran daring. Kata Kunci: Etika, Pembelajaran Daring, Sikap.  AbstractThis research focuses on describing the perceptions of the STABN Sriwijaya campus academic community regarding the ethics of online learning. The ethic of online learning is a new thing considering the Covid-19 pandemic conditions have significantly changed the overall activity and implementation of online learning. However many problems faced in online learning policies, such as the threat of dropping out of school, difficulties in controlling learning, psychological pressure due to too much learning burden and so on. Difficulties in controlling learning certainly require an understanding of learning ethics for all educators and students. The type of research used in this research is descriptive qualitative using interview, observation and documentation methods. As for the results of this research, the ethics of online learning is a concept related to morals, the values of appropriateness and propriety that determine how to behave and become the basic norm in the online learning process from preparation, implementation to the end of learning. In ethics, it is very necessary to be supported by attitudes that uphold politeness in online learning. Keywords: ethic, online learning, attitude.  
Membangun Kepekaan Gender di Lingkup Perguruan Tinggi Jatayu Jiwanda DL
ijd-demos Volume 5 Issue 1 (2023)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v5i1.404

Abstract

Abstract                                       This research contains reflections and analysis of research on building gender sensitivity within Sriwijaya Buddhist College. Gender issues are important considering the urgency of gender equality must continue to be pursued, especially in the scope of higher education. Gender sensitivity is important to become the mentality of each academic community so that gender injustice and discrimination can be avoided in the implementation of campus life activities. With gender sensitivity we become aware not to make or even criticize stereotypes that imply injustice or inequality as an assumption that should be done or a truth. With campus academic community informants, exposure is obtained regarding the forms and attitudes that can be a reference for building gender sensitivity in the campus environment. This type of research is descriptive qualitative through observation, interviews and documentation which will obtain an overview of the meaning, forms and attitudes needed to build gender sensitivity in the campus environment.Keywords:  gender, sensitivity, equality AbstrakPenelitian ini berisi tentang refleksi dan analisis penelitian membangun kepekaan gender di lingkup kampus STABN Sriwijaya. Isu gender adalah hal yang penting mengingat urgensi kesetaraan gender haruslah terus diupayakan khususnya dalam lingkup perguruan tinggi. Kepekaan gender penting menjadi mentalitas masing-masing sivitas akademik sehingga ketidakadilan maupun diskriminasi gender dapat dihindarkan dalam pelaksanaan kegiatan kehidupan kampus. Dengan kepekaan gender kita menjadi sadar untuk tidak menjadikan atau bahkan mengkritisi stereotipe yang menyiratkan ketidakadilan atau ketimpangan sebagai anggapan yang seharusnya dilakukan atau sebuah kebenaran. Dengan informan sivitas akademik kampus, maka diperoleh paparan mengenai bentuk dan sikap yang dapat menjadi acuan untuk membangun kepekaan gender di lingkup kampus. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang nantinya memperoleh gambaran mengenai makna, bentuk-bentuk dan sikap yang diperlukan untuk membangun kepekaan gender di lingkup kampus.Kata kunci: gender, kepekaan, kesetaraan.
Persepsi Sivitas Akademika Kampus STABN Sriwijaya mengenai Etika Pembelajaran Daring Jatayu Jiwanda DL
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol. 9 No. 2 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i2.3661

Abstract

AbstrakPenelitian ini berfokus mendeskripsikan persepsi sivitas akademika kampus STABN Sriwijaya mengenai etika pembelajaran daring. Etika pembelajaran daring merupakan hal yang baru mengingat kondisi pandemi covid-19 merubah secara signifikan keseluruhan aktivitas dan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Namun, seiring berjalannya waktu banyak masalah yang dihadapi dalam kebijakan pembelajaran daring, seperti ancaman putus sekolah, kesulitan dalam mengontrol pembelajaran, tekanan psikis karena beban belajar terlalu banyak dan sebagainya. Kesulitan dalam mengontrol pembelajaran tentu membutuhkan adanya pemahaman etika pembelajaran untuk seluruh pendidik dan peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini etika pembelajaran daring merupakan sebuah konsep yang menyangkut moral, nilai kepantasan dan kepatutan yang menentukan pada cara bertingkah laku serta menjadi norma dasar dalam proses pembelajaran daring dari persiapan, pelaksanaan hingga akhir pembelajaran. Dalam etika sangat perlu ditunjang dengan sikap-sikap yang menjunjung adanya sopan santun dalam pembelajaran daring. Kata Kunci: Etika, Pembelajaran Daring, Sikap.  AbstractThis research focuses on describing the perceptions of the STABN Sriwijaya campus academic community regarding the ethics of online learning. The ethic of online learning is a new thing considering the Covid-19 pandemic conditions have significantly changed the overall activity and implementation of online learning. However many problems faced in online learning policies, such as the threat of dropping out of school, difficulties in controlling learning, psychological pressure due to too much learning burden and so on. Difficulties in controlling learning certainly require an understanding of learning ethics for all educators and students. The type of research used in this research is descriptive qualitative using interview, observation and documentation methods. As for the results of this research, the ethics of online learning is a concept related to morals, the values of appropriateness and propriety that determine how to behave and become the basic norm in the online learning process from preparation, implementation to the end of learning. In ethics, it is very necessary to be supported by attitudes that uphold politeness in online learning. Keywords: ethic, online learning, attitude.  
Faktor Menurunnya Minat Pemuda Buddhis dalam Berorganisasi di Kota Bengkulu (Studi Kasus Organisasi Sekber PMVBI Bengkulu) Metta Karuna Firdaus; Edi Ramawijaya Putra; Jatayu Jiwanda DL
Jurnal Pelita Dharma Vol. 10 No. 1 Edisi Desember 2023
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya penurunan minat serta keaktifan pemuda Buddhis dalam mengikuti kegiatan wihara serta organisasi dalam kurun waktu tiga periode kepengurusan organisasi Sekber PMVBI Bengkulu. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi penurunan minat pemuda Buddhis dalam berorganisasi di kota Bengkulu, kesulitan apa saja yang dihadapi pemuda Buddhis di kota Bengkulu dalam mengikuti kegiatan Vihara Buddhayana terutama organisasi Sekber PMVBI Bengkulu, serta upaya pa yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan minat pemuda Buddhis dalam berorganisasi di kota Bengkulu.Dalam penelitian ini metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus menekankan pada aspek seperti latar dan karakteristik individu secara menyeluruh, hasil dari penelitian difokuskan dan ditekankan guna memberi gambaran yang detail tentang keadaan sebenarnya dari objek studi yang akan diteliti. Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan, studi dokumen berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, dan melakukan interview (wawancara) dengan melakukan pendekatan terhadap informan. Hasil penelitian menunjukan adanya faktor yang berasal dari internal perorangan maupun organisasi dan faktor eksternal perorangan maupun organisasi. Faktor internal perorangan berkaitan dengan keinginan atau minat pemuda, pemuda terjebak pada zona nyaman, rasa kurang percaya diri. Faktor yang timbul dari dalam organisasi meliputi: kurangnya rasa solidaritas, pengaruh pemimpin dalam suatu organisasi. Faktor eksternal dalam diri seseorang meliputi: usia, pekerjaan, serta Pendidikan dan faktor dari luar organisasi wihara meliputi lingkungan sosial, pandemi covid-19, serta jumlah SDM yang minim merupakan faktor dari luar organisasi yang berpengaruh terhadap penurunan atau keaktifan pemuda Vihara Buddhayana.