Wawan Susilo
Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Fakumi Medical Journal

Karakteristik Personal Hygiene Sanitasi Lingkungan Infeksi Kecacingan Pengangkut Sampah TPA Manggala Antang Riyska Amalia; Nurfachanti Fattah; Wawan Susilo; Arni Isnaini Arfah; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i2.45

Abstract

Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, lebih dari 1,5 milyar orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminthiasis. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi kecacingan, yaitu iklim tropis, belum memadainya sanitasi lingkungan dan kebersihan pribadi, keadaan sosial ekonomi serta kepadatan penduduk. Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Kondisi sanitasi lingkungan sangat erat hubungannya dengan infestasi cacing. Hal ini dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak memadai dapat menjadi sumber penularan cacing pada tubuh manusia. Penyakit cacingan biasanya terjadi di lingkungan yang kumuh terutama di daerah kota atau daerah pinggiran. Penelitian ini bertujuan untuk karakteristik personal hygiene dan sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada pekerja pengangkut sampah di Kota Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan case control study. Sampel penelitian adalah pekerja pengangkut sampah di tempat embuangan akhir (TPA) yang berdomisili di Kec. Manggala Antang Kota Makassar. Dengan menggunakan 32 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menunjukkan bahwa terdapat 23 positif (+) infeksi kecacingan dan 9 orang negatif (-) infeksi kecacingan. Mayoritas pekerja pengangkut sampah di TPA terinfeksi kecacingan dengan personal hygiene (kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan pakaian, kebersihan tempat tidur ) dan sanitasi lingkugan (kebersihan air bersih dan kebersihan pengelolaan sampah).
Isolasi, Identifikasi, Uji Sensitivitas Antibiotik Kuman pada Mulut Sebelum dan Sesudah Wudhu Herika Laksmi Safitri K; Yusriani Mangarengi; Wawan Susilo; Shulhana Mokhtar; Sri Irmandha Kusumardhani
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 11 (2022): November
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i11.141

Abstract

Berbagai penyakit yang timbul dirongga mulut utamanya disebabkan oleh mikroba yang ada dalam rongga mulut selain flora normal. Islam adalah agama yang mengutamakan kebersihan yang dilakukan sebelum beribadah yang dikenal sebagai wudhu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji sensitivitas antibiotik kuman pada mulut sebelum dan sesudah wudhu. Penelitian Experimental Semu dengan metode penelitian case control. Sampel penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2016. Hasil yang diperoleh didapat jenis bakteri Escherichia sp, Pseudomonas sp, Lactobacillus sp, Fusobacterium sp, Streptococus sp dan Veillonella sp. Persentase bakteri gram positif sebelum berwudhu yaitu 13,34%, gram negatif yaitu 86,67% dan persentase bakteri gram positif sesudah berwudhu yaitu 33,33%, gram negatif yaitu 66,67%. Sedangkan Antibiotik yang digunakan yakni Ciprofloxacin sebelum wudhu yaitu sensitif dengan persentase 93,33%, antibiotik Amoksisilin resisten dengan persentase 100%, tingkat kepekaan antibiotik Ciprofloxacin setelah wudhu yaitu sensitif dengan persentase 93,33% dan antibiotik Amoksisilin resisten setelah berwudhu dengan presentasi 93,33%. Disimpulkan bahwa Jenis bakteri yang ditemukan sebelum dan sesudah berwudhu hampir sama, namun terjadi peningkatan jumlah bakteri flora normal yaitu bakteri gram positif pada mulut probandus setelah berwudhu. Antibiotik Ciprofloxacin sebelum dan setelah berwudhu tingkat kepekaan sensitif dengan persentase sama, kemudian antibiotik Amoksisilin tingkat kepekaan resisten namun setelah berwudhu persentase resisten turun menjadi 93,33%.
Uji Sensitivitas Antibiotik Bakteri ISK Wanita Hamil di RSIA Siti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang Makassar 2019 Mustika; Yusriani Mangarengi; Wawan Susilo; Mona Nulanda; Shulhana Mokhtar
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 12 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i12.161

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi selama kehamilan karena perubahan hormonal dan anatomo-fisiologis yang memfasilitasi pertumbuhan dan penyebaran bakteri di saluran kemih ibu. Diperkirakan bahwa 5-10% wanita mengembangkan beberapa jenis ISK selama kehamilan. Infeksi saluran kemih merupakan salah satu faktor terjadinya persalinan preterm, berat lahir neonatal rendah, kematian janin, preeklampsia. Resistensi antimikroba adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, sebagian disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas antibiotik pada bakteri Infeksi Saluran Kemih terhadap wanita hamil. Sampel urin porsi tengah pada ibu hamil yang digunakan sebagai bahan penelitian. Jenis penelitian ini bersifat true experimental dengan menggunakan metode disk diffusion. Hasil penelitian yang didapatkan antibiotik ampicillin memiliki tingkat sensitivitas terhadap bakteri penyebab ISK sebesar 80,00%, intermediet 0%, dan resisten 20%, antibiotik ciprofloxacin mempunyai tingkat sensitif sebesar 80,00%, intermediet 0%, dan resisten 20,00%, antibiotik cotrimoxazole memiliki tingkat sensitif sebesar 80,00%, intermediet 0%, dan resisten 20,00%. Antibiotik yang baik dan aman digunakan pada ibu hamil dengan infeksi saluran kemih adalah ampicillin. Berdasarkan dari hasil penelitian pada kelima sampel empat diantaranya mendapatkan hasil sensitif. Sebab cipfroloxacin dan cotrimoxazole termasuk kategori C pada FDA yang memiliki risiko terhadap ibu dan janin lebih tinggi dari Ampicillin dengan kategori B.