Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KETEPATAN DAN KELENGKAPAN KODEFIKASI PENYAKIT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS PANDANWANGI KOTA MALANG Iftinan Rasyidah; Tri Marhaeni Widiastuti
JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HEALTH INFORMATION Vol 3 No 2 (2022): JOURNAL OF MEDICAL RECORDS AND HELATH INFORMATION
Publisher : Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pentingnya ketepatan dan kelengkapan kodefikasi penyakit karena berkaitan dengan kualitas data rekam medis dan mutu pelayanan. Oleh karena itu, perekam medis harus dapat menentukan kode penyakit dan tindakan yang tepat menurut klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan. Permasalahan yang ditemukan adalah kode diagnosis tuberkulosis belum sesuai dengan ICD-10 dan tidak lengkapnya kodefikasi.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat ketepatan dan kelengkapan kodefikasi penyakit pada kasus tuberkulosis.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif, pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Seluruh penyakit tuberkulosis yang terdapat sebanyak 142 dokumen rekam medis, dengan sampel penelitian menggunakan teknik sensus atau sampel jenuh.Hasil: Hasil penelitian di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang menunjukan bahwa ketepatan kodefikasi penyakit pasien tuberkulosis dari seluruh populasi diperoleh kode penyakit yang tepat sebanyak 0 dokumen rekam medis dan kode peyakit yang tidak tepat sebanyak 142 dokumen rekam medis. Sedangkan tingkat kelengkapan kodefikasi penyakit pasien tuberkulosis dari seluruh populasi diperoleh kode penyakit yang lengkap sebanyak 39 dokumen rekam medis dan kode penyakit tidak lengkap sebanyak 103 dokumen rekam medis.Kesimpulan: Saran rekomendasi yang disampaikan adalah pembuatan standar operasional prosedur (SOP) tentang kodefikasi untuk mengatur jalannya pengkodefikasian dan mensosialisasikannya serta perlu diadakannya tenaga kerja khusus kodefikasi dalam menunjang pengkodean.