Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK USIA 0 – 18 Nathalia Ningrum; Dita Setiadi; Meiriani Sari
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v8i1.15079

Abstract

Latar Belakang: Defisiensi besi adalah malnutrisi mikronutrien tersering yang terjadi di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang paling disoroti di negara berkembang. Penyebab anemia defisiensi besi tersering pada anak adalah intake yang inadekuat disertai dengan pertumbuhan cepat, berat lahir rendah, dan kehilangan gastrointestinal misalnya akibat konsumsi susu sapi yang berlebihan. Manifestasi klinis defisiensi besi yang umum dijumpai adalah anemia. Pada anemia ringan sebagian besar bayi dan anak tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis yang berat. Berdasarkan data WHO tahun 2011 yang dipublikasi oleh WHO tahun 2015, terdapat 273,2 juta (95% IK: 241,8 – 303,7) anak dengan anemia. Ringkasan: Diagnosis anemia defisiensi besi melibatkan pemeriksaan klinis dan laboratorium yang mencakup pemeriksaan darah tepi, feritin serum, saturasi transferrin, dan serum iron. Deteksi dini diperlukan karena defisiensi besi dapat terjadi sebelum ditemukan tanda-tanda anemia. Deteksi dini defisiensi besi yang umum digunakan adalah feritin serum dengan ambang batas yang bervariasi bergantung pada usia. Tata laksana anemia defisiensi besi pada anak melibatkan perubahan nutrisi tinggi besi dan pemberian preparat besi dengan dosis 3 – 6 mg/kg/hari dengan dosis terbagi 2 – 3 dosis. Pesan Kunci: Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia defisiensi besi merupakan hal yang penting sehingga tumbuh dan kembang anak dapat optimal sesuai dengan usianya
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK USIA 0 – 18 Nathalia Ningrum; Dita Setiadi; Meiriani Sari
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v8i1.15079

Abstract

Latar Belakang: Defisiensi besi adalah malnutrisi mikronutrien tersering yang terjadi di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang paling disoroti di negara berkembang. Penyebab anemia defisiensi besi tersering pada anak adalah intake yang inadekuat disertai dengan pertumbuhan cepat, berat lahir rendah, dan kehilangan gastrointestinal misalnya akibat konsumsi susu sapi yang berlebihan. Manifestasi klinis defisiensi besi yang umum dijumpai adalah anemia. Pada anemia ringan sebagian besar bayi dan anak tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis yang berat. Berdasarkan data WHO tahun 2011 yang dipublikasi oleh WHO tahun 2015, terdapat 273,2 juta (95% IK: 241,8 – 303,7) anak dengan anemia. Ringkasan: Diagnosis anemia defisiensi besi melibatkan pemeriksaan klinis dan laboratorium yang mencakup pemeriksaan darah tepi, feritin serum, saturasi transferrin, dan serum iron. Deteksi dini diperlukan karena defisiensi besi dapat terjadi sebelum ditemukan tanda-tanda anemia. Deteksi dini defisiensi besi yang umum digunakan adalah feritin serum dengan ambang batas yang bervariasi bergantung pada usia. Tata laksana anemia defisiensi besi pada anak melibatkan perubahan nutrisi tinggi besi dan pemberian preparat besi dengan dosis 3 – 6 mg/kg/hari dengan dosis terbagi 2 – 3 dosis. Pesan Kunci: Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia defisiensi besi merupakan hal yang penting sehingga tumbuh dan kembang anak dapat optimal sesuai dengan usianya
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK USIA 0 – 18 Nathalia Ningrum; Dita Setiadi; Meiriani Sari
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 8 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v8i1.15079

Abstract

Latar Belakang: Defisiensi besi adalah malnutrisi mikronutrien tersering yang terjadi di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang paling disoroti di negara berkembang. Penyebab anemia defisiensi besi tersering pada anak adalah intake yang inadekuat disertai dengan pertumbuhan cepat, berat lahir rendah, dan kehilangan gastrointestinal misalnya akibat konsumsi susu sapi yang berlebihan. Manifestasi klinis defisiensi besi yang umum dijumpai adalah anemia. Pada anemia ringan sebagian besar bayi dan anak tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis yang berat. Berdasarkan data WHO tahun 2011 yang dipublikasi oleh WHO tahun 2015, terdapat 273,2 juta (95% IK: 241,8 – 303,7) anak dengan anemia. Ringkasan: Diagnosis anemia defisiensi besi melibatkan pemeriksaan klinis dan laboratorium yang mencakup pemeriksaan darah tepi, feritin serum, saturasi transferrin, dan serum iron. Deteksi dini diperlukan karena defisiensi besi dapat terjadi sebelum ditemukan tanda-tanda anemia. Deteksi dini defisiensi besi yang umum digunakan adalah feritin serum dengan ambang batas yang bervariasi bergantung pada usia. Tata laksana anemia defisiensi besi pada anak melibatkan perubahan nutrisi tinggi besi dan pemberian preparat besi dengan dosis 3 – 6 mg/kg/hari dengan dosis terbagi 2 – 3 dosis. Pesan Kunci: Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia defisiensi besi merupakan hal yang penting sehingga tumbuh dan kembang anak dapat optimal sesuai dengan usianya