Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendampingan Manajemen Pelayanan dan Promosi Usaha Kerajinan Gerabah Kasongan Melalui Media Sosial Atik Septi Winarsih; Dewi Sekar Kencono; Firly Annisa
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa (BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.54.974

Abstract

Asosiasi Kerajinan Tembikar Kasongan didirikan pada tahun 1984 sebagai Koperasi Setia Bawana, yang berarti pengrajin setia tanah. Koperasi ini berkembang pesat setelah gempa Yogyakarta 2006. Desa Wisata Kasongan berada di Kajen, Bangunjiwo, Kabupaten Bantul. Kasongan adalah pusat gerabah Yogyakarta. Banyak warga yang membuat piring, kuali, kendi, toples, pot berbingkai, mainan anak, dan patung. Kasongan, desa wisata yang berjarak 7 km dari pusat Kota Jogja, menawarkan kursus kerajinan tangan dan pembuatan gerabah. Sejak Perang Diponegoro, Kasongan telah membuat gerabah, menurut Isi.ac.id (1825-1830). Mereka membuat kuali, pengaron, anglo kecil, anak perempuan, dan tembikar lainnya untuk keperluan sehari-hari. Terakhir, gerabah diolah menjadi oleh-oleh wisata. Desain sederhana tembikar Kasongan menjadi ikon lokal. Desa menghasilkan gerabah berkualitas ekspor untuk maju. Sudah mencapai pasar Eropa dan Amerika. Pada tahun 2006, terdapat 584 pengrajin. Namun saat ini, anggota koperasi berjumlah 200 orang dan yang aktif hanya 30 orang. Di masa pandemi ini, hanya sedikit yang aktif karena gerabah Kasongan diekspor. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat antara lain mempromosikan gerabah Kasongan melalui media sosial karena di masa pandemi Covid-19 sebaiknya menjual produk secara online atau melalui media sosial. Media sosial memungkinkan orang untuk membeli tembikar tanpa meninggalkan rumah. Orang perlu memeriksa status WhatsApp dan Instagram. Toko online semakin banyak di toko offline (toko online). Dengan bantuan ini, diharapkan semakin banyak pengrajin yang menjual dagangannya secara online. Konsumen senang karena tidak kehilangan uang transport dan barang sampai dengan selamat
Utilizing YouTube for The Local Film Culture Expansion Dyna Herlina Suwarto; Firly Annisa; Febriansyah Kulau
Komunikator Vol 15, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.19229

Abstract

This article explore the role of YouTube in developing local film culture. The Covid-19 pandemic has disrupted various local short film festivals and screenings. Local filmmakers are trying to find alternative channels to show their short films via YouTube. Using the media industries studies perspective, this research offers two cases, Tilik and Loz Jogjakartoz, to study the role of YouTube for local film the promotion and distribution. Based on in-depth interviews, Ravacana Films and Kebon Ijo Studio implement specific strategies such as film upload timing, social media promotion and audience attention management so that their films trend on YouTube. This research reveals that YouTube can play an important role in connecting local filmmakers with audiences and the national film industry.