Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Resiliensi Pelaku Bisnis Sektor Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Selama Pandemi Covid-19 Ahmadintya Anggit Hanggraito; Indira Nuansa Ratri; Esa Riandy Cardias
Jurnal Ilmiah Hospitality Management Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/jihm.v13i1.237

Abstract

Pada triwulan pertama tahun 2020, pandemi covid-19 menggempur berbagai sektor yang ada di dunia. Sektor pariwisata merupakan salah satu yang merasakan dampak negatif dari adanya masa krisis ini. Kawasan Asia dan Pasifik mengalami penurunan kedatangan sebesar 82% pada Januari-Oktober 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model resiliensi yang dilakukan oleh para pelaku bisnis pariwisata di Kabupaten Banyuwangi selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan Forum Group Discussion, wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua faktor utama dalam mendukung model resiliensi dari pelaku bisnis di Kabupaten Banyuwangi selama pandemi Covid-19. Kedua faktor itu adalah 1) pengelolaan internal bisnis; dan 2) kebijakan pemerintah daerah. Pengelolaan internal bisnis ditunjukkan dengan strategi bisnis dari pengusaha, dan peralihan pekerjaan dari pemilik bisnis atau subsektor dibawah bisnis itu sendiri. Sedangkan, kebijakan pemerintah daerah mendukung proses pemulihan ekonomi di masa krisis pandemi Covid-19.
Model Resiliensi Pelaku Bisnis Sektor Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Selama Pandemi Covid-19 Ahmadintya Anggit Hanggraito; Indira Nuansa Ratri; Esa Riandy Cardias
Jurnal Ilmiah Hospitality Management Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/jihm.v13i1.237

Abstract

Pada triwulan pertama tahun 2020, pandemi covid-19 menggempur berbagai sektor yang ada di dunia. Sektor pariwisata merupakan salah satu yang merasakan dampak negatif dari adanya masa krisis ini. Kawasan Asia dan Pasifik mengalami penurunan kedatangan sebesar 82% pada Januari-Oktober 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji model resiliensi yang dilakukan oleh para pelaku bisnis pariwisata di Kabupaten Banyuwangi selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan Forum Group Discussion, wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua faktor utama dalam mendukung model resiliensi dari pelaku bisnis di Kabupaten Banyuwangi selama pandemi Covid-19. Kedua faktor itu adalah 1) pengelolaan internal bisnis; dan 2) kebijakan pemerintah daerah. Pengelolaan internal bisnis ditunjukkan dengan strategi bisnis dari pengusaha, dan peralihan pekerjaan dari pemilik bisnis atau subsektor dibawah bisnis itu sendiri. Sedangkan, kebijakan pemerintah daerah mendukung proses pemulihan ekonomi di masa krisis pandemi Covid-19.
Dampak Pengembangan Wisata Selancar Terhadap Kondisi Lingkungan dan Sosial Budaya Masyarakat Lokal di Pantai Suluban Esa Riandy Cardias; Jery Ivandonny Wahyu Gusti
Journal of Marine Research and Technology Vol 6 No 1 (2023): FEBRUARI 2023
Publisher : Department of Marine Sciences, Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JMRT.2023.v06.i01.p11

Abstract

Suluban is one of the coastal tourist attractions, categorized as one of the best surfing locations in the world by CNN Travel. Suluban, better known by international travelers as Uluwatu, is located in Pecatu Village, District of South Kuta, Badung regency. This study aimed to determine the impact of the development of surfing in an environmentally and socio-cultural local community in Suluban. This study was designed using a quantitative approach, where the study was conducted in Suluban beach. Data were collected through questionnaires distributed to 63 local communities in Suluban. The data were analyzed quantitatively using the Likert scale. The impact of the development of surfing can be seen from the two variables, environment, and socio-cultural variables. Each variable can be divided into negative impact (load) and positive impact (benefit). From these results, the respondents did not expressly state that they feel a negative impact both on the environment and socio-cultural. As for the variables that positively impact the environment and socio-cultural, respondents said they think about it. This illustrates that local communities in the region perceive, they argue if during the development of surfing in Suluban beach has several positive impacts (benefits) both in terms of socio-cultural and environmental; as to the negative effects (load), they are more neutral inclined to think that indicates there may be other factors not examined in this study in addition to the development of surfing that cause a negative impact and the socio-cultural environment in the region. The dominant impact is felt on the public perception of the local variable negative impact environment is declining agricultural area, while in the variable positive impact (benefit) environment is increasing the physical preservation of the coastal area. Furthermore, the perceived dominant impact on public perception of local communities in the variable negative impact is the change in the socio-cultural livelihood. In contrast, the variable positive impact (benefit) is the increasing socio-cultural foreign language skills.