Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Cultural Resistance and Sharia-Based Ecology in the Fishing Community in Aceh Zubir Zubir; Abdul Manaf; Noviandy Noviandy; Abdul Mugni
Al-Albab Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Graduate Program of Pontianak Institute of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/alalbab.v11i2.2433

Abstract

This article examines the cultural resistance and sharia-based environmental management in the fishing community in Aceh Timur Raya, Indonesia. Aceh is a fascinating Indonesian region as the country’s implementer of Islamic law.  To date, Aceh’s environment has yet to become an issue that needs to be immediately addressed. This study is classified as field-library research with a qualitative analysis. The data were collected using interviews, documentation, and observations of fishermen’s environment in Aceh Timur Raya. These data were analyzed using a sociological approach, social theories, power-knowledge relations, and habitus. This study found several important reasons why there could be damage to Aceh Timur Raya’s ecosystems. This article has produced several vital findings; First, the absence of the role of religion in maintaining and building an ecological culture in the fishing community. Second, the attitude of indifference among the fishing community towards the environment. Third, the politicization of environmental care. These three pieces of evidence state that cultural resistance and sharia-based environmental management in Aceh threaten the community's survival, especially fishermen who rely heavily on nature. Islamic law has not been able to base its teachings on the environment that must be preserved and developed.
TEORI KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH SYI`AH DAN SUNNI Abdul Manaf
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum Vol 7 No 1 (2023): Maret
Publisher : Fakultas Syariah IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/sangaji.v7i1.1560

Abstract

Pengangkatan kepala Negara menjadi perbincangan yang menarik untuk dikemukakan dalam penelitian ini terutama ruang lingkup pemikiran Syiah dan Sunni. Dalam konteks aliran Syiah bahwa Ali merupakan khalifah (pemimpin) yang terpilih secara khusus dari Nabi Muhammad SAW. Paradigma pemikiran Syiah tentang imamah adalah merupakan suatu doktrin bahwa kepemimpinan tidak bersifat umum sebab kepemimpinan termasuk rukun agama dan kaedah Islam karena itu Nabi tidak boleh melupakan dan menyerahkannya kepada umat dan bahkan Nabi wajib menentukan imam bagi umat Islam dan juga imam itu harus ma`shum. Dalam konteks falsafah politik aliran Sunni secara global berazaskan atas empat kaidah. Pertama, prinsip berlandaskan azas zuriah, yaitu keturunan Quraisy. Kedua, prinsip baiat. Pemilihan kepala Negara oleh pihak yang berkompeten dalam hal ini ahlu halli wa al-`aqdi dan mereka umat Islam mengadakan suatu kontrak sosial dengan kepala Negara terpilih. Ketiga, asas musywarah. Dalam memilih kepala Negara dan lembaga yang menentukan kepala dalam suatu Negara mesti berasaskan musyawarah, yaitu orang yang terpilih dalam musyawarah. Keempat, prinsip keadilan yaitu pemimpin yang terpilih memilliki sifat adil baik sebagai calon pemimpin maupun sebagai pemimpin terpilih dan keadilan pada saat memimpin. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam Islam merupakan kewajiban umat secara mutlak yang harus diutamakan dan dilaksanakan.