Manajemen logistik obat merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan obat yang dikelola secara optimal demi tercapainya ketepatan jumlah dan jenis obat dan perbekalan kesehatan. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah. Pengambilan sampel pada penelitian ini didasarkan atas pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi seperti tenaga apoteker atau pun tenaga kesehatan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perencanaan obat dilaksanakan oleh kepala Instalasi Farmasi sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Pemesanan obat dilakukan berdasarkan sistem penunjukkan langsung sesuai kebutuhan dari IFK. Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang diserahkan dengan cara mencocokkan faktur dengan jumlah fisik barang yang datang, memeriksa masa kadaluarsa dan nomor batch barang sesuai faktur, mengecek kondisi barang, mencocokkan faktur dengan surat pesanan, serta menandatangi berita acara serah terima barang (BAST). Cara memisahkan obat berdasarkan sumber dan jenisnya, suhu kamar/ruangan serta model penyimpanannya menggunakan sistem FIFO (First in First Out), FEFO (First Expire First Out) dan sesuai abjad. Sistem distribusi obat di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah berdasarkan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Perbekalan Kesehatan Sistem Pengelolaan Manajemen Obat, Alkes, dan BMHP di Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju Tengah sebagian sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian.