This Author published in this journals
All Journal Lutjanus
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Pamelo (Citrux maxima) pada Pembuatan Jeli Sumarlin Sumarlin; Ma’mur Ma’mur; Andi Abdi Awan
Lutjanus Vol 27 No 2 (2022): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu limbah pertanian yang baik diolah dalam skala industri rumah tangga adalah limbah kulit jeruk besar. Limbah kulit jeruk besar biasanya dibuang ditempat sampah atau dibuat mainan anak-anak walaupun ada yang mengelolahnya menjadi produk manisan. Limbah kulit jeruk besar dapat diolah menjadi produk olahan baru yang biasanya dibuat dari bahan baku produk jelli (Rukmana, 2005). Penelitian ini bertujuan memberikan alternatif upaya penanggulangan limbah kulit jeruk dengan mengembangkan teknologi tepat guna untuk produksi bahan baku jelli. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yaitu Penentuan Jenis Bahan dan Konsentrasi Optimum Bahan Pembentuk Gel, Analisis Kimia dan Organoleptik Jelly Kulit Jeruk Pamelo, Analisa Kadar Pektin, Analisa Kadar Air, Analis Kadar Vitamin C dengan titrasi Yodium, Analisa Total Asam dan Analisis Organoleptik. Hasil penelitian menujukkan bahwa sari kulit jeruk yang di analisa memiliki kadar air sebesar 36,78 %, kadar pektin sebesar 11,29 %, kadar vitamin C sebesar 0,21 % dan kadar total asam sebesar 0,44 %. penggunaan gelatin 3% dan 7% tidak menyebabkan terjadinya pembentukan gel pada produk jelly, sedangkan penggunaan karageenan 3%, 7% dan 10% dapat menyebabkan pembentukan gel pada produk jelly. semakin tinggi konsentrasi karageenan semakin tinggi kekuatan gel produk jelly. kandungan air produk jelly yang menggunakan karageenan sebagai bahan pembentuk gel mengalami penurunan seiring meningkatnya konsentrasi karageenan. penambahan karaginan pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kandungan pectin. variasi konsentrasi karaginan menyebabkan terjadinya peningkatan nilai pH. Uji kesukaan ini dilakukan terhadap warna, rasa, aroma, dan tektur dengan skala hedonik yaitu (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) suka, (4) agak suka, (5) sangat suka.