Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pembuatan Tepung Umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus) Berkualitas Tinggi Sebagai Bahan Baku Ekstraksi Glukomanan Mutia Amyranti; Ismi Nurlatifah
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol 3, No 2 (2022): Published in December 2022
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/reactor.v3i2.62

Abstract

One of Indonesia's forest products is porang tubers (Amorphophallus Oncophyllus). Porang tuber is a food plant that has a potential source of glucomannan. Post-harvest processing is one of the main problems in obtaining optimal glucomannan levels in porang tubers. This study aims to obtain high quality porang tuber flour by increasing the glucomannan content in porang tuber flour. The research method used was the soaking technique on porang tuber chips before being processed into porang flour. The solvent (anti-browning agent) used as an immersion in this study was sodium metabisulfite with a concentration of 2%, 5% and 7.5% and ascorbic acid with a concentration of 2%, 5% and 7.5%. The length of immersion time in this study was 3 hours (30, 60, 90, 120, 150 and 180 minutes). The results showed that the immersion technique carried out tend to have a real effect on increasing glucomannan levels. The best glucomannan content obtained was in the immersion treatment using sodium metabisulfite at a concentration of 7.5% with an immersion time of 180 minutes of 88.20% and the immersion treatment using ascorbic acid at a concentration of 5% with an immersion time of 150 minutes of 79.45%. The best characteristics of porang tuber flour from the results of the analysis showed the contents of water, protein, fat, carbohydrates and ash respectively were 12.758%, 7.039%, 0.926%, 73.111% and 0.988%.The soaking process using an anti-browning agent can increase glucomannan content as an increase in the selling value of porang flour.
Penerapan Teknologi Biogas Menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) dan Limbah Organik Sebagai Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Dine Agustine; Mutia Amyranti; Iin Indriani
Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi 2023
Publisher : Fakultas Teknik dan Teknologi - TANRI ABENG UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/snarstek.v2i1.503

Abstract

Krisis energi dan pencemaran lingkungan merupakan masalah yang cukup rumit yang perlu dihadapi. Penerapan teknologi biogas menjadi salah satu alternatif penyelesaian permasalahan tersebut. Biogas merupakan sumber energi alternatif terbarukan masa depan yang dapat memanfaatkan limbah organik seperti kotoran sapi dan eceng gondok sebagai bahan baku produksinya. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) memiliki kemampuan tumbuh yang sangat cepat dan memiliki kandungan hemiselulosa tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi biogas yang terbuat dari limbah eceng gondok dan kotoran sapi. Penambahan limbah kotoran sapi sebagai starter dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi gas metana yang dihasilkan. Proses pembuatan biogas dilakukan dengan cara fermentasi selama 35 hari. Fermentasi dilakukan dengan variasi komposisi (kg) eceng gondok dan kotoran sapi yaitu 2:1,5, 2:2, dan 2:2,5. Hasil penelitian menunjukkan variasi komposisi 2:2,5 merupakan hasil yang terbaik dalam memproduksi biogas dengan nilai pH 7,5, suhu 35,66 0C, tekanan 36,66 Psi, kadar gas metana (CH4) yang dihasilkan 1,665 ppm, uji lama nyala api biogas yang dihasilkan 8 detik.