Novalina Sembiring
Universitas Katolik Santo Thomas

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TERMS OF ADDRESS IN BATAK KARO LANGUAGE Jon Piter Situmorang; Novalina Sembiring; Bonar Gurning
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 5 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bentuk-bentuk sapaan berkaitan dengan hubungan interpersonal yang ada antara penutur dan lawan bicaranya. Dalam masyarakat Batak Karo, penggunaan kata sapaan yang tepat merupakan salah satu kunci sukses dalam memulai percakapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jenis-jenis variasi kata sapaan dan kaitannya dalam penggunaannya untuk menemukan pola pembentukan kata sapaan dalam masyarakat Batak Karo. Penelitian ini berkaitan dengan fenomena sosial, oleh karena itu metode penelitian qualitative diterapkan untuk menemukan variasi kata sapaan dalam Batak Karo, factor-faktor sosial yang mempengaruhinya, fungsi dari kata sapaan tersebut dan aturan maupun pola yang dipakai dalam kata sapaan. Data dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kekerabatan dalam Batak Karo berdasarkan 6 tingkatan ertutur yaitu Marga/ Beru, Bere-bere, Binuang, Kempu (perkempun), Kampah and Soler. Oleh karena itu, kata sapaan yang dipakai ditentukan setelah melalui proses ertutur.
TERMS OF ADDRESS IN BATAK KARO LANGUAGE Jon Piter Situmorang; Novalina Sembiring; Bonar Gurning
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra (PENDISTRA) Vol 5 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bentuk-bentuk sapaan berkaitan dengan hubungan interpersonal yang ada antara penutur dan lawan bicaranya. Dalam masyarakat Batak Karo, penggunaan kata sapaan yang tepat merupakan salah satu kunci sukses dalam memulai percakapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jenis-jenis variasi kata sapaan dan kaitannya dalam penggunaannya untuk menemukan pola pembentukan kata sapaan dalam masyarakat Batak Karo. Penelitian ini berkaitan dengan fenomena sosial, oleh karena itu metode penelitian qualitative diterapkan untuk menemukan variasi kata sapaan dalam Batak Karo, factor-faktor sosial yang mempengaruhinya, fungsi dari kata sapaan tersebut dan aturan maupun pola yang dipakai dalam kata sapaan. Data dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kekerabatan dalam Batak Karo berdasarkan 6 tingkatan ertutur yaitu Marga/ Beru, Bere-bere, Binuang, Kempu (perkempun), Kampah and Soler. Oleh karena itu, kata sapaan yang dipakai ditentukan setelah melalui proses ertutur.
PELATIHAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BAGI SISWA SD DI KELURAHAN TUNGGURONO KOTA BINJAI Anna Stasya Prima Sari; Novalina Sembiring
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2021): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.132 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v4i3.2863

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan penguasaan kosakata bahasa Inggris dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match bagi siswa SD di Kelurahan Tunggurono Kota Binjai. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari yakni pada hari Sabtu-Minggu, 25-26 Agustus 2018 pukul 16.00 WIB-18.00 WIB. Peserta didik dalam pelatihan ini adalah siswa SD di Kelurahan Tunggurono Kota Binjai dengan kisaran usia 6 tahun-12 tahun. Adapun jumlah peserta didik dalam pelatihan ini adalah sebanyak 16 orang. Model pembelajaran Make A Match (Mencari Pasangan) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorn Curran pada tahun 1994 di mana setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.  Penerapan model pembelajaran ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya. Siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin/nilai. Adapun keuntungan menerapkan model pembelajaran Make A Match (Mencari Pasangan) adalah sebagai berikut: 1) mampu menciptakan suasana aktif dan menyenangkan; 2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa; 3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar; 4) suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran; 5) kerja sama antar siswa terwujud dengan dinamis; dan 6) munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat khususnya bagi siswa SD di Kelurahan Tunggurono Kota Binjai dan menciptakan kebermanfaatan antara Universitas Katolik Santo Thomas dengan masyarakat secara umum.  
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Pada Tema 7 Peristiwa Dalam Kehidupan Tri Putri Naomi; Dewi Anzelina; Novalina Sembiring; Reflina Sinaga; Ester Julinda Simarmata
Journal on Education Vol 6 No 1 (2023): Journal On Education: Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i1.3373

Abstract

The learning process runs well if it can properly consider various related elements, including: goals, materials, and methods in learning. In order to achieve success in the learning process, it also needs other support, namely the teacher can combine elements related to learning and student behavior. As is the case at this time students are required to be able to think creatively. Based on observations made in class VB SD HKBP Padang Bulan Medan, obtained a number of information that became a problem including in learning activities carried out by teachers already using learning models in learning activities, but teachers have not developed creative thinking skills to students. To overcome these problems, one way that can be taken is to update the learning model that is commonly used. An active learning model that is considered suitable to be used to improve students' thinking skills is the Project Based Learning learning model. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded that the use of the Project Based Learning model on the theme of events in the fifth grade of SD HKBP Padang Bulan Medan can improve the creative thinking ability of students so that it reaches the target of classical completeness. Out of 29 students, students' creative thinking skills at the initial stage, namely in the pre-test, there was an average score of 57 with 20% classical completeness. In cycle I, it increased with an average score of 66 with 48% classical completeness. Furthermore, in cycle II, the average creative thinking ability of the students was 80 with 80% classical completeness, meaning that the presentation of students who experienced changes was more than 75%. This shows an increase from cycle I to cycle II.
Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Kristina Sopia Ambarita; Dewi Anzelina; Novalina Sembiring; Reflina Sinaga; Ester Julinda Simarmata
Journal on Education Vol 6 No 1 (2023): Journal On Education: Volume 6 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i1.3573

Abstract

This study aims to improve student learning outcomes after the application of the thinking skills improvement learning strategy (SPPKB) Theme 7 Beautiful Diversity in My Country in Class IV SD Negeri 067244 Medan Selayang in Class IV SD Negeri 067244 Medan Selayang. The results of this study can be seen from students who completed their learning outcomes in post test 1 there were 11 students who were complete, who were complete (39%) and students who did not complete their learning outcomes were 17 students (61%). In the second cycle post test, obtained student learning outcomes from 28 students there were 25 students who completed their learning outcomes (89%), while as many as 3 students who did not complete their learning outcomes were (11%). The results of the data above show that student scores have increased from the implementation of the post test of each cycle. Based on the data obtained from the average learning outcomes in the first cycle post test and the second cycle post test, it can be seen that there is an increase. In the first cycle post test, the average learning outcome was 66.68 while the second cycle post test average learning outcome increased to 88.75. Based on the increase obtained from the data on student learning outcomes, it can be seen that from the first cycle post test to the second cycle post test experienced an increase of 22.07. It can be concluded that student learning outcomes increased after the implementation of the learning strategy for improving thinking skills (SPPKB) Theme 7 Beautiful Diversity in My Country in Class IV of SD Negeri 067244 Medan Selayang in Class IV of SD Negeri 067244 Medan Selayang.