Sri Haryanti
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENURUNAN SURFAKTAN PADA AIR LIMBAH CUCI TANGAN MENGGUNAKAN FILTRASI “KELARA” Rawi Wahyudi; Heru Subaris Kasjono; Sri Haryanti
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Department of Environmental Health, Tanjungkarang Health Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v16i3.3588

Abstract

Surfaktan adalah salah satu komponen senyawa kimia yang penting dalam detergen, produk yang paling banyak digunakan pada dalam aspek pembersihan. Limbah detergen dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian bertujuan mengetahui kadar surfaktan sebelum dan sesudah dilakukan filtrasi KELARA (kerikil, zeolite, arang aktif dan pasir). Penelitian adalah Experiment Quasi dengan desain Pre test – Post test with Control Group. Sampel (16 kali ulangan) adalah air buangan cuci tangan pakai sabun, diambil dari bak pembuangan wastafel portable yang dialirkan secara down flow. Tabung filter dibuat dengan ketinggian 60 cm, diisi media kerikil (5 cm), zeolite (10 cm), arang aktif (15), dan pasir (10 cm). Pemeriksaan surfaktan dengan metode spektrofotometri. Data dianalisis dengan t Test pada Alpha 5%. Hasil penelitian mendapatkan nilai surfaktan sebelum perlakuan sebesar 2,40 mg/l, dan sesudah perlakuan menjadi 2,00 mg/l, terjadi penurunan sebesar 1,40 mg/l (41,07%). Sementara pada kelompok kontrol dari 3,05 mg/l meningkat menjadi 3,43 mg/l. Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan (p-value=0,048). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan bermakna. Metode filtrasi KELARA mampu menurunkan nilai surfaktan sebesar 41,07%. Metode ini layak diterapkan untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Efektivitas Penggunaan Ekstrak Kulit Nanas Madu sebagai Disinfektan Spray terhadap Penurunan Angka Kuman Meja Makan Hesti Handayani; Sri Haryanti; Choirul Amri
Jurnal Kesehatan Lingkungan Mandiri Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan Lingkungan Mandiri, Volume 2 No.2 April 2024
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jklm.v2i2.1498

Abstract

The peel of honey pineapple is often discarded as typically only the fruit flesh is utilized. The honey pineapple peel contains vitamin C, carotenoids, flavonoids, saponins, tannins, and the enzyme bromelain. Flavonoids, saponins, and tannins function as antibacterial agents, while the enzyme bromelain acts as an antiseptic. This study aimed to determine the effectiveness of honey pineapple peel extract at various concentrations in reducing the number of bacteria on dining tables and to identify the most effective concentration of the extract. The research was conducted using a Non-Equivalent Pretest-Posttest Control Group experimental design in March 2024, involving four dining tables. Analysis was performed using Paired Samples T-Test, One Way ANOVA, and Least Significant Difference (LSD) tests. The results showed that the percentage reduction in bacteria on dining tables after using disinfectant spray made from honey pineapple peel extract at concentrations of 40%, 50%, and 60% were 31.6%, 43.3%, and 57.5%, respectively. The Paired Samples T-Test yielded p-values of 0.001, 0.005, and 0.000 for the 40%, 50%, and 60% concentrations, respectively (p-value < 0.05). The One Way ANOVA test resulted in a p-value of 0.006 (p-value < 0.05). Statistically, there was a reduction in the number of bacteria after using the honey pineapple peel extract disinfectant spray, with the 60% concentration being the most effective. Keywords: Honey Pineapple Peel Extrac; Disinfectant Spray; Dining Table Germ Count Kulit buah nanas madu sering kali dibuang karena umumnya hanya daging buah yang dimanfaatkan. Pada kulit nanas madu terdapat vitamin C, karotenoid, flavonoid, saponin, tannin, dan enzim bromelain. Flavonoid, saponin, dan tanin berfungsi untuk antibakteri, sementara enzim bromelain berperan sebagai antiseptik. Penelitian dilakukan bertujuan agar mengetahui efektivitas ekstrak kulit nanas madu dalam berbagai konsentrasi dalam menurunkan jumlah kuman pada meja makan, serta menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen desain yang digunakan Non Equivalent Pretest-Posttest Control Group, yang dilakukan pada Maret 2024 dengan melibatkan empat meja makan. Analisis dilakukan dengan uji Paired Samples T-Test, uji One Way ANOVA, dan dengan uji Least Significant Different (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penurunan jumlah kuman pada meja makan setelah menggunakan disinfektan spray dari ekstrak kulit nanas madu dengan konsentrasi 40%, 50%, dan 60% masing-masing sebesar 31,6%, 43,3%, dan 57,5%. Uji Paired Samples T-Test menghasilkan nilai p-value untuk konsentrasi 40%, 50%, dan 60% masing-masing adalah 0,001, 0,005, dan 0,000 (p-value < 0,05). Uji One Way ANOVA menghasilkan nilai p-value sebesar 0,006 (p-value < 0,05). Secara statistik, terdapat penurunan jumlah kuman setelah penggunaan disinfektan spray ekstrak kulit nanas madu, dengan konsentrasi 60% sebagai yang paling efektif. Kata Kunci: Ekstrak kulit nanas madu: disinfektan spray; angka kuman meja makan