Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Pemanfaatan Limbah Terak Nikel (Slag) sebagai Bahan Baku Pembuatan Shotcrete dan Penanganan Limbah Lumpur Nikel (Slurry) untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Lingkungan Ardhymanto Am Tanjung; Rahul Gonzales; Azizah Seprianti; Rahma Izati
Jurnal Migasian Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Migasian: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : LPPM Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jurnal-migasian.v6i2.214

Abstract

Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 21 juta ton dan diproduksi sebesar 800.000 ton pada tahun 2019. Tingginya angka produksi nikel berdampak pada besarnya jumlah limbah nikel. Pengolahan nikel menghasilkan limbah padat (slag) dan limbah cair (slurry). Produksi slag nikel di Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun. Sedangkan, untuk tailing slurry sebanyak 25,6 juta ton. Slag nikel berpotensi untuk dimanfaatkan kembali, karena secara kimiawi mengandung logam-logam yang berharga seperti nikel, kobalt, dan tembaga. Selain itu 70% slag nikel memiliki komposisi kimia Silika 41,47%, Ferri Oksida 30,44% dan Alumina 2,58%. Setelah dilakukan studi literatur, didapatkan inovasi baru dalam pemanfaatan slag nikel, yaitu sebagai bahan pengganti agregat untuk bahan baku pembuatan shotcrete. Selanjutnya, beberapa perusahaan berencana untuk membuang limbah lumpur nikel ke dasar laut atau disebut Deep Sea Tailing Placement (DSTP). Namun, metode DSTP ini belum mendapat izin dari pemerintah karena dapat merusak ekosistem laut. Untuk itu, pada paper ini penulis menjabarkan keuntungan dan kekurangan antara metode Deep Sea Tailing Placement (DSTP) dengan metode pembuangan tailing di darat. Sehingga, tulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan tambang yang hendak melakukan pembuangan tailing baik di darat atau di laut. Serta dapat menjadi acuan awal dalam mengembangkan pemanfaatan shotcrete di industri pertambangan.
Analisis Pemanfaatan Limbah Terak Nikel (Slag) sebagai Bahan Baku Pembuatan Shotcrete dan Penanganan Limbah Lumpur Nikel (Slurry) untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Lingkungan Ardhymanto Am Tanjung; Rahul Gonzales; Azizah Seprianti; Rahma Izati
Jurnal Migasian Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Migasian: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : LPPM Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jurnal-migasian.v6i2.214

Abstract

Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 21 juta ton dan diproduksi sebesar 800.000 ton pada tahun 2019. Tingginya angka produksi nikel berdampak pada besarnya jumlah limbah nikel. Pengolahan nikel menghasilkan limbah padat (slag) dan limbah cair (slurry). Produksi slag nikel di Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun. Sedangkan, untuk tailing slurry sebanyak 25,6 juta ton. Slag nikel berpotensi untuk dimanfaatkan kembali, karena secara kimiawi mengandung logam-logam yang berharga seperti nikel, kobalt, dan tembaga. Selain itu 70% slag nikel memiliki komposisi kimia Silika 41,47%, Ferri Oksida 30,44% dan Alumina 2,58%. Setelah dilakukan studi literatur, didapatkan inovasi baru dalam pemanfaatan slag nikel, yaitu sebagai bahan pengganti agregat untuk bahan baku pembuatan shotcrete. Selanjutnya, beberapa perusahaan berencana untuk membuang limbah lumpur nikel ke dasar laut atau disebut Deep Sea Tailing Placement (DSTP). Namun, metode DSTP ini belum mendapat izin dari pemerintah karena dapat merusak ekosistem laut. Untuk itu, pada paper ini penulis menjabarkan keuntungan dan kekurangan antara metode Deep Sea Tailing Placement (DSTP) dengan metode pembuangan tailing di darat. Sehingga, tulisan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan tambang yang hendak melakukan pembuangan tailing baik di darat atau di laut. Serta dapat menjadi acuan awal dalam mengembangkan pemanfaatan shotcrete di industri pertambangan.
Analisis Pemanfaatan Limbah Terak Nikel (Slag) sebagai Bahan Baku Pembuatan Shotcrete dan Penanganan Limbah Lumpur Nikel (Slurry) untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Lingkungan Ardhymanto Am Tanjung; Rahul Gonzales; Azizah Seprianti; Rahma Izati
Jurnal Migasian Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Migasian
Publisher : LPPM Institut Teknologi Petroleum Balongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jm.v6i2.214

Abstract

There are 21 million tons of nickel deposits in Indonesia, which produced 800,000 tons in 2019. Theamount of nickel waste has increased because of the high nickel production rate. Both liquid and solid by-products of nickel processing, slurry, and slag, are created. The amount of tailings slurry produced annually in Indonesia is up to 25.6 million tons, compared to 13 million tons of nickel slag. Nickel slag can be recycled since it contains valuable metals, including nickel, cobalt, and copper. The chemical composition of 70% nickel slag is 41.47% Silica, 30.44% Ferric Oxide, and 2.58% Alumina. An inventive solution to replace components of shotcrete with nickel slag was discovered through literature research. On the other hand, some businesses intend to use a technology to tackle the slurry nickel, known as "Deep Sea Tailing Placement (DSTP), to dispose of nickel sludge waste on the ocean floor. However, the government has not approved this DSTP method because it might harm marine habitats. This research discussed the benefits and drawbacks of the Deep-Sea Tailings Placement (DSTP) approach and the onshore tailings disposal method. This document can serve as a starting point for the usage of shotcrete in the mining sector and is hoped to be a resource for mining businesses looking to dispose of tailings on land or at sea.